Gerakan Kapal Pengaruh Variasi Sudut Bilge Keel terhadap Stabilitas Sampan Ember Bekas Tempat Cat (EBTC)

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode permodelan dan metode simulasi numerik. Kasus yang diteliti adalah stabilitas sampan dan respon gerak terhadap gelombang dari sampan ember bekas tempat cat EBTC. Jenis dan berat muatan yang dipindahkan harus diperhitungkan saat melakukan analisis. 3.3.2 Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan adalah dimensi utama kapal meliputi panjang total LOA panjang antara dua garis tegak Lpp, lebar kapal B dan dalam kapal D. Selain itu, data kelengkungan badan kapal yang telah dipindahkan dalam bentuk lines plan digunakan untuk menghitung parameter hidrostatis kapal. Hasil perhitungan parameter hidrostatis selanjutnya digunakan sebagai data dasar dalam perhitungan stabilitas kapal. Data lainnya yang digunakan antara lain draft, trim dan KG. 3.3.3 Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap sampan. 2. Selanjutnya mengukur dimensi sampan LOA, LPP, LWL, B, D. 3. Mengukur stasiun potongan melintang kapal pada jarak tertentu kapal. 4. Menghitungmemperkirakan berat keseluruhan kapal. 5. Membuat gambar teknik model sampan dengan memasang bilge keel menggunakan aplikasi pendukung. Penggambaran teknik sampan dilakukan kedalam 4 bagian yakni sampan tanpa bilge keel, sampan dengan bilge keel sudut 30 derajat; 45 derajat dan 60 derajat Gambar 3.1. Pemasangan bilge keel pada aplikasi pendukung didasarkan pada percobaan yang telah dilalakukan oleh Thews 1976. Sudut pemasangan bilge keel yaitu pada sudut 45 derajat yang diukur dari garir air WL seperti pada Gambar 3.2. Gambar teknik dalam aplikasi di tunjukkan pada Gambar 3.3. Bilge keel dipasang melebihi panjangnya parallel middle body untuk kapal yang memiliki perpanjangan parallel middle body besar, sedangkan kedalamanlebar bilge keel conventional dapat dihitung berdasarkan rumus yang disampaikan oleh Gillmer dan Johnson 1982, yaitu: Lebar bilge keel = 0.18 Cb-0.2 Berikut ini merupakan data sampan yang digunakan dalam analisis pada penelitian ini. Ukuran sampan yang digunakan yaitu, panjang LOA 3,15 m; lebar B 0,64 m; dalam D 0,32 m. Gambar 3.2 menunjukkan visualisasi sampan dengan bilge keel untuk keperluan simulasi numerik. Gambar 3.4 menunjukkan tahapan penelitian. Gambar 3.5 menunjukkan sampan yang telah dioperasikan. Gambar 3.1 Pemasangan sudut bilge keel Gambar 3.2 Pemasangan bilge keel pada sudut 45 derajat Sumber: Thews 1976 Gambar 3.3 Bentuk sampan tampak depan dengan pemasangan bilge keel pada sudut a. Tanpa bilge keel, b.30 derajat, c.45 derajat dan d.60 derajat. 6 Menganalisis gambar yang telah dibuat dengan perangkat lunak yang sesuai untuk menentukan stabilitas sampan. 7 Analisis seakeeping untuk mengetahui respon sampan terhadap gelombang. 8 Data yang diperoleh dari kedua hasil analisis tersebut dimasukkan kembali kedalam program microsoft excel untuk mendapatkan perbandingannya. 9 Hasil perbandingan tersebut dibahas secara deskriptif baik dalam bentuk tabel,grafik maupun gambar. Selanjutnya, Tabel 3.1 di bawah ini menunjukkan berat dan posisi muatan loadcase pada sampan yang menjadi obyek penelitian. Tabel 3.1 Loadcase muatan di atas sampan saat dilakukan analisis Item Name Quantity W ton Long.Arm m Vert.Arm m Trans.Arm m FS Mom. tonne.m Kapal Kosong 1 0,021 -1 0,3 Nelayan 1 0,065 -0,7 0,1 Hasil Tangkapan 1 0,01 0,5 0,08 Alat Tangkap 1 0,05 0,1 Perbekalan 1 0,002 -0,3 0,05 Total Weight = 0,148 LCG= -0,420 VCG= 0,126 TCG= 0,000 d b c a