49 sehingga pertumbuhan emisi per kapita masih relatif lebih besar dibandingkan
dengan pertumbuhan pendapatan per kapita. Kondisi ini terkait dengan performance ekonomi di negara maju dan negara berkembang, yang dapat
diidentifikasi dari profil kontribusi sektor terhadap PDB.
4.5. Dinamika Kinerja Ekonomi Sektoral terhadap PDB
4.5.1 Dinamika Kinerja Sektor Industri terhadap PDB
Nilai tambah sektor industri terhadap PDB di negara maju berpendapatan tinggi OECD selama tahun 1970 sampai 2006, sebagaimana pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Nilai Tambah Sektor Industri Terhadap PDB Negara Maju
Berpendapatan Tinggi OECD
Nilai Tambah Sektor Industri PDB No Negara
1970 1980 1990 2000 2006 Rata-rata
1 Australia -
37,8 31,2
26,9 28,0
32,66 2 Kanada
35,1 36,9
31,3 33,2
31,8 33,14
3 Perancis 34,9
31,8 27,1
22,9 20,4
27,71 4 Jerman
48,1 41,1
37,3 30,3
29,9 36,98
5 Italia 39,3
38,1 32,1
28,4 27,2
33,21 6 Jepang
45,3 40,7
39,1 32,4
30,0 37,62
7 Korea Selatan
26,0 36,6
41,6 38,1
37,2 36,88
8 Selandia Baru
- 30,8
27,7 25,1
25,0 28,70
9 Inggris 42,1
40,7 34,1
27,3 23,5
34,21 10 Amerika
Serikat 35,2
33,5 27,9
23,4 22,2
28,81
Jumlah 32,99
Sumber: Diolah dari Data Wordbank 2009 Nilai tambah sektor industri terhadap PDB selama periode 1970-2006
untuk negara maju OECD mencapai rata-rata sebesar 32,99. Negara Jepang mencapai rata-rata nilai tambah sektor industri terhadap PDB yang tertinggi
sebesar 37,62, sedangkan -rata nilai tambah sektor industri terhadap PDB yang terendah adalah Perancis sebesar 27,71.
Nilai tambah sektor industri terhadap PDB di negara maju berpendapatan tinggi Non OECD selama tahun 1970-2006, sebagaimana pada Tabel 4.18. Nilai
tambah sektor industri terhadap PDB selama periode 1970-2006 untuk negara maju berpendapatan tinggi Non OECD mencapai rata-rata sebesar 45,39.
50 Negara Brunei Darusslam mencapai rata-rata nilai tambah sektor industri terhadap
PDB yang tertinggi sebesar 68,07, sedangkan -rata nilai tambah sektor industri terhadap PDB yang terendah adalah Barbados sebesar 19,66.
Tabel 4.18.
Nilai Tambah Sektor Industri Terhadap PDB Negara Maju Berpendapatan Tinggi Non OECD
Nilai Tambah Sektor Industri PDB No Negara
1970 1980 1990 2000 2006 Rata-rata
1 Barbados 19,5
22,5 19,7
16,3 -
19,66 2 Brunei
Darussalam -
84,8 61,6
63,7 73,2
68,07 3 Ciprus
- 33,6
25,9 19,1
19,0 25,37
4 Kuwait 67,2
74,9 52,3
59,2 -
58,94 5 Malta
34,5 42,1
38,8 -
- 38,90
6 Qatar -
- -
- -
- 7 Saudi
Arabia 62,6
71,6 48,8
53,9 64,6
55,07 8 Singapura
- 38,1
34,7 35,6
30,7 35,12
9 Trinidad dan Tobago
- -
47,2 49,5
61,3 46,81
10 Uni Emirat Arab
- 77,2
63,7 55,7
58,8 60,58
Jumlah 45,39
Sumber: Diolah dari Data Wordbank 2009 Nilai tambah sektor industri terhadap PDB di negara berkembang
berpendapatan menengah sebagaimana pada Tabel 4.19. Tabel 4.19. Nilai Tambah Sektor Industri Terhadap PDB Negara Berkembang
Berpendapatan Menengah
Nilai Tambah Sektor Industri PDB No Negara
1970 1980 1990 2000 2006 Rata-rata
1 Brasil 38,3
43,8 38,7 27,7 28,8 36,84
2 China 40,5
48,2 41,3
45,9 47,9
45,01 3 Mesir
28,2 36,8
28,7 33,1
38,4 31,03
4 India 20,8
24,7 26,9
26,2 29,0
25,39 5 Indonesia
18,7 41,7
39,1 45,9
48,4 38,39
6 Malaysia 27,4
41,0 42,2 48,3 49,7 40,01
7 Meksiko 32,2
33,6 28,4 28,0 35,8 31,36
8 Afrika Selatan
38,2 48,4
40,1 31,8
31,2 38,20
9 Thailand 25,3
28,7 37,2
42,0 44,3
35,00 10 Turki
22,5 23,8
32,2 31,5
28,7 28,75
Jumlah 35,00
Sumber: Diolah dari Data Wordbank 2009
51 Nilai tambah sektor industri terhadap PDB selama periode 1970-2006
untuk negara berkembang berpendapatan menengah mencapai rata-rata sebesar 35,00. Negara China mencapai rata-rata nilai tambah sektor industri terhadap
PDB yang tertinggi sebesar 45,01, sedangkan rata-rata nilai tambah sektor industri terhadap PDB yang terendah adalah India sebesar 25,39.
Nilai tambah sektor industri terhadap PDB di negara berkembang berpendapatan rendah sebagaimana disajikan pada tabel 4.20.
Tabel 4.20. Nilai Tambah Sektor Industri Terhadap PDB Negara Berkembang Berpendapatan Rendah
Nilai Tambah Sektor Industri PDB No Negara
1970 1980 1990 2000 2006 Rata-rata
1 Afghanistan -
- -
- 28,2
19,20 2 Bangladesh
- 20,6
21,5 25,3
27,9 23,58
3 Rep. Afrika Tengah
26,1 20,1 19,7 15,8 14,2 19,09 4
Rep. Dem. Kongo 23,9
46,6 40,6 72,2 75,5 44,94
5 Ghana 21,1
12,3 16,9
28,4 20,8
20,76 6 Lao
PDR -
- 14,5
22,9 28,2
21,26 7 Nepal
11,5 11,9
16,2 22,1
17,2 15,82
8 Tanzania -
- 17,7
15,7 17,4
15,92 9 Uganda
13,7 4,5
11,1 22,9
24,2 13,49
10 Zimbabwe 31,2
29,0 33,1
25,0 -
29,51
Jumlah 22,36
Sumber: Diolah dari Data Wordbank 2009 Nilai tambah sektor industri terhadap PDB selama periode 1970-2006
untuk negara berkembang berpendapatan rendah mencapai rata-rata sebesar 22,36. Negara Republik Demokratik Kongo mencapai rata-rata nilai tambah
sektor industri terhadap PDB yang tertinggi sebesar 44,94, sedangkan -rata nilai tambah sektor industri terhadap PDB yang terendah adalah Uganda sebesar
13,49. Kecenderungan perkembangan nilai tambah sektor industri terhadap PDB
pada periode tahun 1970 sampai 2006 antara negara maju dan negara berkembang sebagaimana pada Gambar 4.1. Nilai tambah sektor industri terhadap PDB di
negara maju berpendapatan tinggi kelompok OECD dan Non OECD mengalami kecenderungan penurunan, sedangkan negara berkembang berpendapatan
52 menengah dan berpendapatan rendah mengalami kecenderungan peningkatan
selama periode tahun 1970 sampai 2006.
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
19 70
19 74
19 78
19 82
19 86
19 90
19 94
19 98
20 02
20 06
Negara maju berpendapatan tinggi
OECD Negara maju
berpendapatan tinggi Non OECD
Negara berkembang berpendapatan
menengah Negara berkembang
berpendapatan rendah
Gambar 4.1. Perkembangan Nilai Tambah Sektor Industri terhadap PDB di Negara Maju dan Negara Berkembang Tahun 1970-2006
Sumber: Diolah dari Data Wordbank 2009
4.5.2 Dinamika Kinerja Sektor Pertanian terhadap PDB