10 Formula ini dikenal menunjukkan bahwa faktor yang berbeda dapat
memberikan kontribusi pada emisi total. Misalnya, peningkatan pendapatan yang relatif kecil, populasi, dan campuran bahan bakar dapat menyebabkan peningkatan
besar dalam emisi total. Sebaliknya, peningkatan besar dalam pertumbuhan pendapatan dapat setidaknya sebagian diimbangi oleh intensitas energi
ditingkatkan atau campuran bahan bakar. Baumen, Herzog dan Pershing 2005 menunjukkan bagaimana keempat
faktor memberikan kontribusi terhadap perubahan emisi dari waktu ke waktu untuk negara-negara yang dipilih, sebagaimana disajikan pada Table 2.1.
Tabel 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi terhadap Perubahan Emisi
Perubahan CO2 1990-2002
Kontribusi terhadap Perubahan CO2 No Negara
MtCO2 Income
PDB Pop
Populasi Intensitas
Energi
EnergiGDP
Fuel Mix
CO2 Energi
1 China 1,247
49 15
122 -96
8 2 Amerika
Serikat 863
18 16
23 -20
-1 3 Korea
Selatan 246
97 15
84 12
-15 4 Brazil
125 57
21 17
7 13
5 Thailand 113
125 16
63 19
27 6 Prancis
2 5
17 -6
-15 7 Inggris
-36 -6
3 24
-20 -13
8 Ukraina -291
-48 -5
-32 -11
Sumber: Baumen, Herzog dan Pershing 2005 Dalam pendekatan ini, perubahan emisi dari waktu ke waktu dipengaruhi
oleh pendapatan PDB per Kapita, populasi, intensitas energi energiPDB, dan campuran bahan bakar fuel mix.
2.2 Teori Environmental Kuznets Curve EKC
Ide dasar
dari Environmental Kuznets Curve EKC adalah bahwa
degradasi lingkungan meningkat seiring dengan pendapatan sampai ke tingkat pendapatan melampaui ambang batas yang meningkatkan kualitas lingkungan
seiring dengan pendapatan yang terus tumbuh. Hubungan ini diringkas oleh kurva berbentuk U terbalik, yang
dipopulerkan oleh Panayotou 1993 dalam makalah Diskusi Pembangunan sebagai bagian dari penelitian untuk Organisasi Perburuhan Internasional
11 Gambar 2.1. Dikenal sebagai Environmental Kuznets Curve karena
kemiripannya dengan Kurva Kuznetss U terbalik yang menggambarkan hubungan antara ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.
Gambar 2.1. Environmental Kuznets Curve EKC Sumber: Panayotou 1993
Di sini degradasi lingkungan digambarkan sebagai fungsi kurva-U terbalik inverted-U shaped dari pendapatan per kapita. Pada fase pembangunan pra-
industri di mana tingkat pendapatan per kapita masih rendah, degradasi lingkungan pada suatu negara juga cenderung rendah. Kemudian degradasi
lingkungan lambat laun meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita.
Aslanidis 2009 menyampaikan tiga kekuatan utama di balik EKC. Pertama, pertumbuhan memberikan dampak negatif pada lingkungan, dimana
kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih besar akan menyebabkan meningkatnya kerusakan lingkungan. Kedua, pertumbuhan pendapatan dapat memiliki dampak
positif terhadap lingkungan melalui efek komposisi, dimana perubahan struktur ekonomi dari ekonomi yang berbasis manufaktur ke ekonomi berbasis jasa di
negara berkembang akan mengurangi kerusakan lingkungan seiring dengan peningkatan pendapatan.
Seiring dengan pendapatan nasional yang semakin meningkat, akan meningkatkan kesadaran lingkungan, dan begitu juga dengan permintaan untuk
T T
i i
n n
g g
k k
a a
t t
K K
e e
r r
u u
s s
a a
k k
a a
n n
L L
i i
n n
g g
k k
u u
n n
g g
a a
n n
I I
n n
c c
o o
m m
e e
p p
e e
r r
k k
a a
p p
i i
t t
a a
o o
p p
t t
i i
m m
a a
l l
T T
i i
n n
g g
k k
a a
t t
P P
e e
n n
d d
a a
p p
a a
t t
a a
n n
p p
e e
r r
k k
a a
p p
i i
t t
a a
U U
S S
d d
e e
m m
a a
t t
e e
r r
i i
a a
l l
i i
s s
a a
s s
i i
m m
a a
t t
e e
r r
i i
a a
l l
i i
s s
a a
s s
i i
12 peraturan yang lebih ketat di bidang lingkungan. Hal ini akan mengarah pada
penggantian teknologi lama yang kotor menjadi teknologi yang bersih sehingga meningkatkan kualitas lingkungan. Dampak negatif terhadap lingkungan
cenderung terjadi dalam tahap awal pertumbuhan di suatu negara, namun akhirnya sebanding dengan dampak positif yang cenderung menurunkan tingkat emisi.
Konsep EKC muncul pada awal 1990-an dengan tiga studi yang muncul secara independen. Grossman dan Krueger 1991 dalam kertas kerja NBER,
diterbitkan kemudian pada tahun 1993 Grossman dan Krueger, 1993, diuji hipotesis EKC di konteks Amerika Utara yang banyak diperdebatkan dalam
kerangka Free Trade Agreement NAFTA. Di saat itu, banyak orang takut bahwa dengan membuka pasar dengan perusahaan Meksiko akan bergegas melintasi
perbatasan untuk menghindari standar lingkungan ketat di Kanada dan Amerika Serikat.
Lopez 1994 dan Selden dan Song 1995 menganggap perubahan teknologi merupakan faktor eksogen dan bahwa polusi dihasilkan oleh produksi
dan bukan oleh konsumsi. John dan Pecchenino 1994, John et al. 1995, dan McConnell 1997 mengembangkan model berdasarkan tumpang tindih dari
polusi yang dihasilkan oleh konsumsi bukan oleh kegiatan produksi. Stokey 1998 memungkinkan faktor endogen berubah.
Sepertinya cukup mudah untuk mengembangkan model yang menghasilkan EKCs sesuai asumsi namun tidak satupun dari model-model teoritis
telah diuji secara empiris. Selain itu, jika sebenarnya EKC untuk emisi adalah monoton sebagai bukti lebih baru menunjukkan, kemampuan model untuk
menghasilkan kurva Ushaped terbalik tidak selalu berarti hasil yang diinginkan. Kerangka ekonometrik untuk menguji hipotesis EKC umumnya
merupakan spesifikasi model sederhana yang menunjukkan hubungan antara indikator degradasi lingkungan E dengan pendapatan per kapita Y. Sebagai
contoh, berikut diberikan beberapa bentuk model yang terdiri dari model linier, kuadratik, logaritma linier, dan logaritma kuadratik yang umumnya digunakan
dalam beberapa studi studi EKC:
13 Perhatikan
Persamaan 2.3,
derivatif pertama dan derivatif kedua dari persamaan ini dapat dituliskan sebagai
Dari persamaan 2.7, kondisi orde kedua yang mencukupi agar fungsi pada Persamaan 2.3 bernilai maksimum, dipenuhi pada saat ß2 0 , yang berarti
bila kondisi ini dipenuhi, hubungan antara indikator lingkungan dan pendapatan per kapita sesuai dengan bentuk kurva U terbalik inverted-U.
Sedangkan turning point, yakni nilai pendapatan per kapita yang
memaksimukan nilai indicator lingkungan dipenuhi pada saat Persamaan 2.6 bernilai nol, yakni
Variasi turning point ini bergantung pada jenis indikator degradasi lingkungan seperti deforestasi, pencemaran air, pencemaran udara, atau intensitas energi.
2.3 Tinjauan Literatur dan Hasil-hasil Penelitian Empiris