Konsep, Pengukuran dan Asumsi-Asumsi

31 suatu model penentuan koefisien atau laju degradasi D φ untuk sumberdaya perikanan sebagai berikut: 1 1 h h D e δ φ + = ...............................................................4-18 dimana : δ h adalah produksi lestari, h adalah produksi aktual dan D φ merupakan koefisien atau laju degradasi. Model tersebut dapat menunjukkan adanya perubahan mendasar dari keadaan sumberdaya perikanan di suatu kawasan perairan. Produksi lestari dijadikan sebagai tolok ukur penentuan laju dan prosentase degradasi sumberdaya perikanan. Perhitungan model tersebut memasukan perhitungan produksi lestari, maka secara sederhana tetap dapat diestimasi dengan menggunakan model Schaefer 1954. Dalam model Schaefer digunakan fungsi pertumbuhan logistik untuk mengestimasi produksi lestari, sehingga estimasi parameter biologi dapat juga dilakukan dengan menggunakan model estimasi CYP yang dikembangkan Clarke RP, Yoshimoto SS, dan Pooley SG 1992. Adapun untuk menghitung laju depresiasi sumberdaya, pada dasarnya sama dengan formula perhitungan laju degradasi, hanya saja parameter ekonomi menjadi variabel yang menentukan perhitungan laju depresiasi, yang dirumuskan sebagai berikut : 1 1 π π δ φ e R + = .................................................................4-19 dimana δ π adalah rente lestari, π adalah rente aktual dan R φ merupakan koefisien atau laju depresiasi.

4.5 Konsep, Pengukuran dan Asumsi-Asumsi

4.5.1 Konsep dan Pengukuran

Konsep dan pengukuran dalam penelitian ini seperti dapat dijelaskan berikut ini : 1 Harga ikan nominal adalah harga rata-rata tahunan dari beberapa jenis ikan yang jadi target tangkapan masing-masing alat yaitu bagan, payang dan 32 tonda dari tahun 1996 – 2007, sementara itu harga riil merupakan harga yang telah dijustifikasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen IHK pada tahun yang sama. 2 Biaya penangkapan ikan adalah biaya total yang dipakai untuk meakukan penangkapan ikan per tahun per unit effort dari masing-masing alat tangkap yang dianalisis. 3 Tingkat upaya penangkapan effort adalah jumlah trip penangkapan ikan per tahun dari masing-masing alat tangkap. 4 Tingkat diskon discount rate adalah tingkat suku bunga riil yang dihitung berdasarkan market base discount rate dan perhitungan tingkat bunga yang dikembangkan Ramsey diacu dalam Kula 1984 diacu dalam Anna S 2003 dan telah dijustifikai dengan menggunakan persamaan δ=ln1+r, dimana δ adalah real discount rate yang merupakan annual continuous discount rate menurut Clark C 1985. 5 Pemanfaatan sumberdaya perikanan secara open access adalah keadaan setiap orang dapat melakukan dan memanfaatkan sumberdaya itu untuk melakukan penangkapan ikan atau mengeksploitasi tanpa adanya kontrol dan pembatasan. 6 Pemanfaatan sumberdaya ikan berlebih over fishing secara biologis adalah kondisi ekpsloitasi sumberdaya ikan melebihi potensi maksimum lestari maximum sustainable yield, MSY dari suatu perairan, sehingga penambahan hasil tangkap ikan mengalami penurunan. 7 Pemanfaatan sumberdaya ikan berlebih secara ekonomi adalah keadaan penerimaan total yang diperoleh dari hasil penangkapan ikan sama dengan biaya total penangkapan, sehingga rente diperoleh akan sama dengan nol π=0. 8 Nilai rente adalah selisih dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam pemanfaatan sumberdaya, dan dinotasikan sebagai π = TR-TC = ph- cE = pqEx-cE. Nilai rente sepanjang waktu adalah dihitung nilai rente dibagi dengan tingkat diskon riil V = π ⁄ δ. 9 Alokasi optimal adalah kondisi sumberdaya perikanan di Perairan Tanjung Mutiara dapat dialokasi pada tingkat produksi yang optimal, tingkat effort 33 atau upaya optimal, jumlah alat tangkap optimal dan jumlah nelayan optimal, yang pada akhirnya rente optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat teralokasi secara optimal bagi nelayan.

4.5.2 Asumsi-Asumsi

Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada asumsi-asumsi yang dikembangkan Clark C 1975 dan Clark C 1985, sebagai berikut : 1 Populasi ikan menyebar secara merata. 2 Stok ikan mengalami kendala yang sama dari daya dukung lingkungan perairan Tanjung Mutiara. 3 Tidak ada kejenuhan dari masing-masing unit penangkapan di perairan tersebut. 4 Masing-masing unit penangkapan yaitu bagan, payang dan tonda menangkap target sasaran spesies masing-masing adalah homogen. 5 Biaya penangkapan per unit effort penangkapan ikan adalah konstan dan proporsional terhadap effort. 6 Harga ikan per satuan hasil tangkap adalah konstan. 7 Data yang dianalisis merupakan data produksi, trip, harga dan biaya yang mendaratkan hasil tangkapan di TPI Tiku. 8 Setiap sumberdaya ikan, dari masing-masing spesies adalah independen dan tidak saling ketergantungan. Semua asumsi tersebut berlaku apabila model dasar yang digunakan adalah model Gordon-Schaefer 1954 serta disesuaikan dengan kondisi daerah pada waktu penelitian.

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN