JASA-JASA 352.497,00 Kondisi Klimatologi Wilayah

36 Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Agam atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001 – 2005 Jutaan Rupiah LAPANGAN USAHA 2001 2002 2003 2004 2005 1 2 3 4 5 6

1. PERTANIAN 643.786,52

729.899,59 829.851,50 953.522,05 1.230.982,18 a. Tanaman Pangan Hortikultura 389.565,96 420.541,77 450.077,73 486.049,06 669.968,55 b. Tanaman Perkebunan 142.080,78 183.866,07 234.331,85 297.744,88 361.673,67 c. Peternakan 61.383,91 70.822,32 84.133,70 97.439,31 112.699,40 d. Kehutanan 15.307,44 17.331,62 19.130,96 23.258,88 25.308,75 e. Perikanan 35.448,43 37.337,81 42.177,26 49.029,92 61.331,81 2. PERTAMBANGAN PENGGALIAN 84.066,28 101.956,36 113.150,03 131.919,30 148.991,21 a. Pertambangan Tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Penggalian 84.066,28 101.956,36 113.150,03 131.919,30 148.991,21

3. INDUSTRI PENGOLAHAN

310.085,32 339.924,85 364.249,07 391.691,54 432.553,56 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 310.085,32 339.924,85 364.249,07 391.919,54 432.553,56

4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH

16.721,67 22.614,02 28.379,10 31.921,42 36.115,97 a. Listrik 15.751,16 21.322,97 26.955,68 30.332,16 34.334,46 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0.00 c. Air Bersih 970,51 1.291,05 1.423,42 1.589,26 1.781,51 5. BANGUNAN 100.760,41 113.004,61 125.013,88 141.163,16 167.339,59 6. PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN 349.347,86 390.768,06 432.340,27 480.770,58 538.188,59 a. Perdaangan besar dan eceran 334.845,88 373.660,99 411.894,00 457.404,95 511.272,86 b. Hotel 5.812,75 7.478,33 9.852,89 11.985,89 14.141,95 c. Restoran 8.689,23 9.628,74 10.593,38 11.379,74 12.773,78 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 91.591,35 111.811,15 126.332,87 144.527,35 171.948,27 a. Angkutan 85.833,95 104.284,85 117.452,78 133.954,96 160.034,50 - Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Jalan RayaDarat 84.757,00 102.973,30 115.993,54 132.115,15 157.849,98 - Laut, sungai, danau, dan penyeberangan 263,41 315,51 364,42 421,70 507,16 - Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Jasa penunj. Angkutan 813,55 996,04 1.094,81 1.409,10 1.677,36 b. Komunikasi 5.757,40 7.526,30 8.880,10 10.581,39 11.913,77

8. KEUANGAN, PERSEWAAN JASA

PERUSAHAAN 771.600,73 88.359,07 102.080,43 118.682,53 136.872,63 a. Bank 18.793,24 20.481,91 22.545,64 24.845,07 28.068,76 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank Jasa Penunjang 8.791,52 10.831,12 12.820,79 15.197,91 17.887,06 c. Sewa Bangunan 43.739,62 56.733,57 66.370,11 78.240,48 90.452,69 d. Jasa Perusahaan 276,35 312,47 343,89 399,07 464,12

9. JASA-JASA 352.497,00

398.246,13 434.316,32 473.680,89 514.965,22 a. Pemerintahan Umum Pertahanan 308.468,1 348.512,92 377.849,18 409.547,47 443.574,78 b. Swasta 44.028,59 49.733,21 56.467,14 64.133,42 71.390,44 - Sosial Kemasyarakatan 10.005,26 11.570,55 13.096,07 14.756,03 16.602,56 - Hiburan Rekreasi 731,90 804,91 931,34 1.078,34 1.186,48 - Perorangan dan Rumah Tangga 33.291,42 37.357,75 42.439,73 48.299,05 53.601,40 P D R B 2.020.457,13 2.296.583,86 2.555.713,47 2.867.878,82 3.377.957,22 Sumber : BPS Kabupaten Agam, 2006. 37 Sektor perikanan dan kelautan sebagai kelompok sumberdaya hayati yang dapat diperbaharui renewable resourse, sangat dipengaruhi oleh kualitas dan daya dukung lingkungan perairan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan agar selalu dapat memberikan manfaat secara ekonomis, maka diperlukan pengelolaan secara tepat dan optimal. Apabila faktor lingkungan dan daya dukung lingkungan tidak mendapat pengelolaan secara tepat, maka akan memberikan tekanan terhadap sumberdaya perikanan. Usaha penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Agam, khususnya di daerah Kecamatan Tanjung Mutiara sebagian sudah menggunakan sarana atau armada penangkapan menggunakan mesin dan masih ada yang menggunakan alat tangkap tanpa bermotor. Jumlah armada tangkap yang ada, di Kecamatan Tanjung Mutiara seperti terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Data Perkembangan Armada Tangkap di Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Tahun Jumlah Armada Unit Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor 1996 362 24 137 1997 357 26 138 1998 354 21 124 1999 346 21 125 2000 347 32 126 2001 355 36 124 2002 355 39 114 2003 392 43 111 2004 412 46 114 2005 698 140 112 2006 673 165 113 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam Dari data tersebut terlihat bahwa usaha dengan menggunakan perahu tanpa motor 70,66 dan motor tempel 9,01 , sementara untuk kapal motor sebesar 20,33 . Hal ini memperlihatkan aktifitas kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan secara umum banyak dilakukan di perairan yang berada di dekat pantai. Dengan armada dan alat tangkap tersebut daya jangkauan masih terbatas, penangkapan ikan baru bisa memasuki jalur I dan jalur II, belum dapat memasuki wilayah ZEEI yang justru memiliki populasi ikan yang relatif banyak, sehingga hasil tangkapan belum optimal selain itu juga dipengaruhi oleh musim ikan dan iklim. 38 Dalam menjalankan usaha penangkapan ikan, nelayan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Alat tangkap yang dominan digunakan nelayan Tanjung Mutiara adalah bagan, payang dan tonda. Jumlah dari ketiga alat tangkap tersebut dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Perkembangan Jumlah Alat Tangkap berdasarkan Jenis Alat Tahun Jenis Alat Bagan Unit Payang Unit Tonda Unit 1996 168 20 10 1997 164 22 12 1998 158 27 12 1999 124 32 13 2000 113 35 11 2001 85 39 10 2002 65 39 27 2003 36 49 26 2004 38 49 27 2005 36 46 32 2006 36 46 32 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam. Pada Gambar 7 menunjukkan perkembangan penggunaan unit penangkapan ikan ikan dengan alat tangkap bagan, payang dan tonda dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007. Bagan memperlihatkan jumlah penurunan yang cukup tajam dari tahun 1996 sebanyak 168 unit menjadi 36 unit pada tahun 2007. Beda dengan payang dan tonda, terjadi peningkatan jumlah alat dari tahun ke tahun, walaupun penambahannya tidak terlalu banyak. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tahun J u m la h u ni t Bagan Payang Tonda Gambar 7 Grafik Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Bagan, Payang dan Tonda Tahun 1996-2007 39 Dalam menunjang kegiatan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan di Kabupaten Agam, Pemerintah telah membangun dan menyediakan sarana penunjang, seperti : 1 TempatPelabuhan Pendaratan Ikan PPI Tiku; berupa kolam pelabuhan sebagai tempat berlabuhnya kapal yang bongkar muat hasil tangkapan ikan. 2 Pabrik Es ; bangunan untuk pabrik es dengan luas bangunan 50 x 30 m, kapasitas produksi 10-20 ton per hari telah berproduksi dengan baik. Apabila hasil tangkapan ikan banyak, maka kebutuhan es telah dapat dipenuhi dari pabrik es ini. 3 Tempat Pelelangan Ikan TPI ; merupakan fasilitas tempat melelang hasil tangkapan ikan para nelayan sehingga harga jual tetap mengikuti standar pasaran. Tempat pelelangan ini dilengkapi dengan sarana air bersih, mushalla, listrik. 4 Cold Storage ; sebagai tempat penyimpanan ikan-ikan hasil tangkapan untuk mempertahankan agar kondisi ikan tetap segar dalam jangka waktu panjang terutama untuk ikan yang akan diekspor. Kapasitas simpan Cold Storage ini dapat menampung ikan sebanyak 10 ton. 5 Pos Syahbandar ; berfungsi untuk menjaga nelayan dalam menangkap ikan di tengah laut dan memeriksa kelayakan kapal nelayan yang akan digunakan untuk melaut, apakah kapal-kapal tersebut layak atau tidak untuk digunakan menangkap ikan di laut. 6 Pos Keamanan Laut Kamla ; menjaga keamanan nelayan dan wilayah tangkapan ikan di perairan laut Kabupaten Agam, terutama gangguan dari pencurian ikan daerah dan bahkan dari negara tetangga telah dibentuk dan dioperasikan Pos Keamanan Laut di Tiku. 7 Solar Packed Dealer untuk Nelayan SPDN ; merupakan stasiun pengisian Bahan Bakar Solar untuk kebutuhan kapal-kapal nelayan. SPDN ini sudah beroperasi selama 1 tahun. 8 Koperasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir KOPEM; sebagai salah satu wadah bagi nelayan dalam memperoleh modal usaha. Koperasi ini bergerak dalam bidang finansial dan simpan pinjam dan penyediaan bahan solar. 40 Berdasarkan data yang ada bahwa usaha perikanan tangkap melibatkan hampir semua masyarakat pesisir Kecamatan Tanjung Mutiara, hal ini juga memberi dampak terhadap kegiatan ekonomi lainnya. Selain sebagai nelayan penuh yaitu nelayan yang kehidupan tergantung pada penangkapan ikan juga terdapat nelayan sambilan, yaitu nelayan kegiatan penangkapan ikan sebagai usaha tambahannya. Usaha penangkapan ikan oleh nelayan juga didukung dengan rantai distribusi produksi yang dilakukan oleh pedagang dan pengolah, sehingga sampai ke tangan konsumen baik berupa ikan segar mau pun bentuk olahan. Tabel 5 menunjukkan perkembangan jumlah pedagang dan pengolah ikan di Kecamatan Tanjung Mutiara. Tabel 5. Perkembangan Jumlah Pedagang dan Pengolah Ikan di Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun Pedagang Bakul orang Pedagang Pengumpul orang Pengolah Ikan orang 2001 96 7 56 2002 98 6 41 2003 102 8 37 2004 111 13 35 2005 114 13 35 2006 118 14 32 2007 116 15 32 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam Jumlah total produksi ikan hasil tangkapan di Tanjung Mutiara memperlihatkan kecendrungan menurun dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1999, dan tahun 2000 naik kembali. Hal ini karena terjadinya penurunan jumlah alat tangkap terutama untuk bagan dari jumlah 168 unit tahun 1996 menjadi 85 unit tahun 2001. Produksi dari ketiga jenis alat tersebut merupakan produksi total tangkapan yang terdiri dari berbagai jenis ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan ikan yang dominan dari masing-masing alat merupakan bahan analisis dalam pengolahan data berikutnya. Terdiri atas sumberdaya ikan teri untuk alat tangkap bagan, ikan tongkol untuk alat tangkap payang dan ikan tunacakalang untuk alat tangkap tonda. Perkembangan total produksi perikanan tangkap berdasarkan jenis alat tangkap seperti terlihat pada Tabel 6. 41 Tabel 6 Perkembangan Total Produksi Perikanan Tangkap Berdasarkan Jenis Alat Tangkap Dominan di Tanjung Mutiara Tahun Jenis Alat Jumlah Ton Bagan Ton Payang Ton Tonda Ton 1996 3.686,90 1.315,43 2.370,15 7.372,48 1997 2.763,19 985,88 1.776,34 5.525,41 1998 2.233,02 796,71 1.435,51 4.465,25 1999 2.059,85 734,92 1.324,19 4.118,96 2000 3.167,98 1.130,29 2.036,56 6.334,84 2001 2.620,71 935,03 1.684,74 5.240,48 2002 2.111,54 753,37 1.357,42 4.222,32 2003 2.103,75 750,59 1.352,41 4.206,75 2004 2.368,91 845,19 1.522,87 4.736,98 2005 2.455,38 876,04 1.578,46 4.909,89 2006 2.369,33 920,82 1.784,14 5.074,30 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam . Gambar 8 memperlihatkan grafik perkembangan produksi hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap bagan, tangkap payang dan alat tangkap tonda. Hasil tangkapan bagan dominan adalah ikan teri dan beberapa jenis ikan lainnya seperti layur, dan kembung. Payang hasil tangkapan ikan dominan adalah tongkol dan beberapa jenis ikan pelagis kecil lainnya. Untuk alat tangkap tonda, ikan hasil tangkapan dominan adalah ikan tunacakalang dan sebagian kecil ikan-ikan lainnya. Tingkat produksi ikan yang diperoleh dari masing-masing alat menunjukan, produksi tertinggi setiap tahunnya didominasi oleh bagan, kemudian tonda dan yang terendah adalah payang. 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tahun P ro duk s i To n Prod.Bagan Prod.Payang Prod.Tonda Gambar 8 Perkembangan Produksi Ikan hasil Tangkapan Bagan, Payang dan Tonda Tahun 1996 – 2006. 42

5.4 Profil Sumberdaya Manusia