36
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Agam atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001 – 2005 Jutaan Rupiah
LAPANGAN USAHA 2001
2002 2003
2004 2005
1 2
3 4
5 6
1. PERTANIAN 643.786,52
729.899,59 829.851,50
953.522,05 1.230.982,18
a. Tanaman Pangan Hortikultura
389.565,96 420.541,77 450.077,73 486.049,06 669.968,55 b. Tanaman Perkebunan
142.080,78 183.866,07
234.331,85 297.744,88
361.673,67 c. Peternakan
61.383,91 70.822,32
84.133,70 97.439,31
112.699,40 d. Kehutanan
15.307,44 17.331,62
19.130,96 23.258,88
25.308,75 e. Perikanan
35.448,43 37.337,81
42.177,26 49.029,92
61.331,81 2. PERTAMBANGAN
PENGGALIAN 84.066,28 101.956,36 113.150,03 131.919,30 148.991,21
a. Pertambangan Tanpa Migas 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
b. Penggalian 84.066,28
101.956,36 113.150,03
131.919,30 148.991,21
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
310.085,32 339.924,85 364.249,07 391.691,54 432.553,56
a. Industri
Migas 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Tanpa Migas 310.085,32
339.924,85 364.249,07
391.919,54 432.553,56
4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH
16.721,67 22.614,02 28.379,10 31.921,42 36.115,97
a. Listrik 15.751,16
21.322,97 26.955,68
30.332,16 34.334,46
b. Gas
0,00 0,00
0,00 0,00 0.00 c. Air Bersih
970,51 1.291,05
1.423,42 1.589,26
1.781,51 5. BANGUNAN
100.760,41 113.004,61
125.013,88 141.163,16
167.339,59 6. PERDAGANGAN, HOTEL
RESTORAN 349.347,86 390.768,06 432.340,27 480.770,58 538.188,59
a. Perdaangan besar dan eceran
334.845,88 373.660,99 411.894,00 457.404,95 511.272,86 b. Hotel
5.812,75 7.478,33
9.852,89 11.985,89
14.141,95 c. Restoran
8.689,23 9.628,74
10.593,38 11.379,74
12.773,78 7. PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI 91.591,35 111.811,15 126.332,87 144.527,35 171.948,27
a. Angkutan 85.833,95
104.284,85 117.452,78
133.954,96 160.034,50
- Kereta
Api 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
- Jalan RayaDarat 84.757,00
102.973,30 115.993,54
132.115,15 157.849,98
- Laut, sungai, danau, dan penyeberangan
263,41 315,51 364,42 421,70 507,16 -
Udara 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
- Jasa penunj. Angkutan 813,55
996,04 1.094,81
1.409,10 1.677,36
b. Komunikasi 5.757,40
7.526,30 8.880,10
10.581,39 11.913,77
8. KEUANGAN, PERSEWAAN JASA
PERUSAHAAN 771.600,73 88.359,07
102.080,43 118.682,53 136.872,63
a. Bank 18.793,24
20.481,91 22.545,64
24.845,07 28.068,76
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank Jasa
Penunjang 8.791,52 10.831,12 12.820,79 15.197,91 17.887,06
c. Sewa Bangunan 43.739,62
56.733,57 66.370,11
78.240,48 90.452,69
d. Jasa Perusahaan 276,35
312,47 343,89
399,07 464,12
9. JASA-JASA 352.497,00
398.246,13 434.316,32
473.680,89 514.965,22
a. Pemerintahan Umum Pertahanan
308.468,1 348.512,92 377.849,18 409.547,47 443.574,78 b. Swasta
44.028,59 49.733,21
56.467,14 64.133,42
71.390,44 - Sosial Kemasyarakatan
10.005,26 11.570,55
13.096,07 14.756,03
16.602,56 - Hiburan Rekreasi
731,90 804,91
931,34 1.078,34
1.186,48 - Perorangan dan
Rumah Tangga 33.291,42 37.357,75 42.439,73 48.299,05 53.601,40
P D R B 2.020.457,13
2.296.583,86 2.555.713,47
2.867.878,82 3.377.957,22
Sumber : BPS Kabupaten Agam, 2006.
37
Sektor perikanan dan kelautan sebagai kelompok sumberdaya hayati yang dapat diperbaharui renewable resourse, sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
daya dukung lingkungan perairan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan agar selalu dapat memberikan manfaat secara ekonomis, maka diperlukan pengelolaan secara
tepat dan optimal. Apabila faktor lingkungan dan daya dukung lingkungan tidak mendapat pengelolaan secara tepat, maka akan memberikan tekanan terhadap
sumberdaya perikanan. Usaha penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Agam, khususnya di
daerah Kecamatan Tanjung Mutiara sebagian sudah menggunakan sarana atau armada penangkapan menggunakan mesin dan masih ada yang menggunakan alat
tangkap tanpa bermotor. Jumlah armada tangkap yang ada, di Kecamatan Tanjung Mutiara seperti terlihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Data Perkembangan Armada Tangkap di Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.
Tahun Jumlah Armada Unit
Perahu Tanpa Motor Motor Tempel
Kapal Motor
1996 362 24 137
1997 357 26 138
1998 354 21 124
1999 346 21 125
2000 347 32 126
2001 355 36 124
2002 355 39 114
2003 392 43 111
2004 412 46 114
2005 698 140 112 2006 673
165 113
Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam
Dari data tersebut terlihat bahwa usaha dengan menggunakan perahu tanpa motor 70,66 dan motor tempel 9,01 , sementara untuk kapal motor sebesar
20,33 . Hal ini memperlihatkan aktifitas kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan secara umum banyak dilakukan di perairan yang berada
di dekat pantai. Dengan armada dan alat tangkap tersebut daya jangkauan masih terbatas, penangkapan ikan baru bisa memasuki jalur I dan jalur II, belum dapat
memasuki wilayah ZEEI yang justru memiliki populasi ikan yang relatif banyak, sehingga hasil tangkapan belum optimal selain itu juga dipengaruhi oleh musim
ikan dan iklim.
38
Dalam menjalankan usaha penangkapan ikan, nelayan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Alat tangkap yang dominan digunakan nelayan
Tanjung Mutiara adalah bagan, payang dan tonda. Jumlah dari ketiga alat tangkap tersebut dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Perkembangan Jumlah Alat Tangkap berdasarkan Jenis Alat
Tahun Jenis Alat
Bagan Unit Payang Unit
Tonda Unit
1996 168 20 10
1997 164 22 12
1998 158 27 12
1999 124 32 13
2000 113 35 11
2001 85 39
10 2002
65 39 27
2003 36 49
26 2004
38 49 27
2005 36 46
32 2006
36 46 32
Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam.
Pada Gambar 7 menunjukkan perkembangan penggunaan unit penangkapan ikan ikan dengan alat tangkap bagan, payang dan tonda dari tahun
1996 sampai dengan tahun 2007. Bagan memperlihatkan jumlah penurunan yang cukup tajam dari tahun 1996 sebanyak 168 unit menjadi 36 unit pada tahun 2007.
Beda dengan payang dan tonda, terjadi peningkatan jumlah alat dari tahun ke tahun, walaupun penambahannya tidak terlalu banyak.
20 40
60 80
100 120
140 160
180
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Tahun J
u m
la h
u ni
t
Bagan Payang
Tonda
Gambar 7 Grafik Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Bagan, Payang dan Tonda Tahun 1996-2007
39
Dalam menunjang kegiatan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan di Kabupaten Agam, Pemerintah telah membangun dan
menyediakan sarana penunjang, seperti : 1 TempatPelabuhan Pendaratan Ikan PPI Tiku; berupa kolam pelabuhan
sebagai tempat berlabuhnya kapal yang bongkar muat hasil tangkapan ikan. 2 Pabrik Es ; bangunan untuk pabrik es dengan luas bangunan 50 x 30 m,
kapasitas produksi 10-20 ton per hari telah berproduksi dengan baik. Apabila hasil tangkapan ikan banyak, maka kebutuhan es telah dapat
dipenuhi dari pabrik es ini. 3 Tempat Pelelangan Ikan TPI ; merupakan fasilitas tempat melelang hasil
tangkapan ikan para nelayan sehingga harga jual tetap mengikuti standar pasaran. Tempat pelelangan ini dilengkapi dengan sarana air bersih,
mushalla, listrik. 4 Cold Storage ; sebagai tempat penyimpanan ikan-ikan hasil tangkapan untuk
mempertahankan agar kondisi ikan tetap segar dalam jangka waktu panjang terutama untuk ikan yang akan diekspor. Kapasitas simpan Cold Storage ini
dapat menampung ikan sebanyak 10 ton. 5 Pos Syahbandar ; berfungsi untuk menjaga nelayan dalam menangkap ikan
di tengah laut dan memeriksa kelayakan kapal nelayan yang akan digunakan untuk melaut, apakah kapal-kapal tersebut layak atau tidak untuk digunakan
menangkap ikan di laut. 6 Pos Keamanan Laut Kamla ; menjaga keamanan nelayan dan wilayah
tangkapan ikan di perairan laut Kabupaten Agam, terutama gangguan dari pencurian ikan daerah dan bahkan dari negara tetangga telah dibentuk dan
dioperasikan Pos Keamanan Laut di Tiku. 7 Solar Packed Dealer untuk Nelayan SPDN ; merupakan stasiun pengisian
Bahan Bakar Solar untuk kebutuhan kapal-kapal nelayan. SPDN ini sudah beroperasi selama 1 tahun.
8 Koperasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir KOPEM; sebagai salah satu wadah bagi nelayan dalam memperoleh modal usaha. Koperasi ini
bergerak dalam bidang finansial dan simpan pinjam dan penyediaan bahan solar.
40
Berdasarkan data yang ada bahwa usaha perikanan tangkap melibatkan hampir semua masyarakat pesisir Kecamatan Tanjung Mutiara, hal ini juga
memberi dampak terhadap kegiatan ekonomi lainnya. Selain sebagai nelayan penuh yaitu nelayan yang kehidupan tergantung pada penangkapan ikan juga
terdapat nelayan sambilan, yaitu nelayan kegiatan penangkapan ikan sebagai usaha tambahannya.
Usaha penangkapan ikan oleh nelayan juga didukung dengan rantai distribusi produksi yang dilakukan oleh pedagang dan pengolah, sehingga sampai
ke tangan konsumen baik berupa ikan segar mau pun bentuk olahan. Tabel 5 menunjukkan perkembangan jumlah pedagang dan pengolah ikan di Kecamatan
Tanjung Mutiara. Tabel 5. Perkembangan Jumlah Pedagang dan Pengolah Ikan di Tanjung Mutiara
Kabupaten Agam
Tahun Pedagang Bakul
orang Pedagang Pengumpul
orang Pengolah Ikan
orang
2001 96
7 56
2002 98
6 41
2003 102 8
37 2004 111
13 35
2005 114 13
35 2006 118
14 32
2007 116 15
32
Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam
Jumlah total produksi ikan hasil tangkapan di Tanjung Mutiara memperlihatkan kecendrungan menurun dari tahun 1996 sampai dengan tahun
1999, dan tahun 2000 naik kembali. Hal ini karena terjadinya penurunan jumlah alat tangkap terutama untuk bagan dari jumlah 168 unit tahun 1996 menjadi 85
unit tahun 2001. Produksi dari ketiga jenis alat tersebut merupakan produksi total tangkapan yang terdiri dari berbagai jenis ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan
ikan yang dominan dari masing-masing alat merupakan bahan analisis dalam pengolahan data berikutnya. Terdiri atas sumberdaya ikan teri untuk alat tangkap
bagan, ikan tongkol untuk alat tangkap payang dan ikan tunacakalang untuk alat tangkap tonda. Perkembangan total produksi perikanan tangkap berdasarkan jenis
alat tangkap seperti terlihat pada Tabel 6.
41
Tabel 6 Perkembangan Total Produksi Perikanan Tangkap Berdasarkan Jenis Alat Tangkap Dominan di Tanjung Mutiara
Tahun Jenis Alat
Jumlah Ton Bagan Ton
Payang Ton Tonda Ton
1996 3.686,90
1.315,43 2.370,15
7.372,48 1997
2.763,19 985,88
1.776,34 5.525,41
1998 2.233,02
796,71 1.435,51
4.465,25 1999
2.059,85 734,92
1.324,19 4.118,96
2000 3.167,98 1.130,29 2.036,56 6.334,84
2001 2.620,71
935,03 1.684,74
5.240,48 2002
2.111,54 753,37
1.357,42 4.222,32
2003 2.103,75
750,59 1.352,41
4.206,75 2004
2.368,91 845,19
1.522,87 4.736,98
2005 2.455,38
876,04 1.578,46
4.909,89 2006
2.369,33 920,82
1.784,14 5.074,30
Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam .
Gambar 8 memperlihatkan grafik perkembangan produksi hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap bagan, tangkap payang dan alat tangkap tonda. Hasil
tangkapan bagan dominan adalah ikan teri dan beberapa jenis ikan lainnya seperti layur, dan kembung. Payang hasil tangkapan ikan dominan adalah tongkol dan
beberapa jenis ikan pelagis kecil lainnya. Untuk alat tangkap tonda, ikan hasil tangkapan dominan adalah ikan tunacakalang dan sebagian kecil ikan-ikan
lainnya. Tingkat produksi ikan yang diperoleh dari masing-masing alat menunjukan, produksi tertinggi setiap tahunnya didominasi oleh bagan, kemudian
tonda dan yang terendah adalah payang.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
Tahun P
ro duk
s i To
n
Prod.Bagan Prod.Payang
Prod.Tonda
Gambar 8 Perkembangan Produksi Ikan hasil Tangkapan Bagan, Payang dan Tonda Tahun 1996 – 2006.
42
5.4 Profil Sumberdaya Manusia