VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi tentang kondisi pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di wilayah perairan Tanjung Mutiara,
Kabupaten Agam, khususnya untuk penggunaan alat tangkap bagan, payang dan tonda. Dalam hal ini termasuk tingkat alokasi optimum sumberdaya perikanan
tangkap di lokasi tersebut. 1 Produksi aktual rata-rata perikanan tangkap di Perairan Tanjung Mutiara,
masing-masing untuk ikan teri dengan alat tangkap bagan adalah sebanyak 2.267,90 ton, ikan tongkol dengan alat tangkap payang sebanyak 822,63 ton
dan ikan tunacakalang dengan alat tangkap tonda sebanyak 1.472,55 ton. Tingkat
upaya effort untuk bagan sebanyak 4.571 trip, payang sebanyak 3.305 trip, dan tonda sebanyak 818 trip. Tingkat produksi aktual dari alat
bagan, payang dan tonda sudah melebihi dari tingkat MSY, sementara untuk jumlah trip aktual untuk bagan
juga sudah melewati tingkat upaya MSY
namun masih dibawah tingkat upaya open access. Begitu juga payang dan tonda tingkat effort aktual sudah diatas tingkat upaya MSY, tetapi masih
dibawah ambang batas open access, kondisi ini membuat nilai rente sumberdaya perikanan tangkap menjadi negatif.
2 Pemecahan analitik melalui program MAPLE 9.5 tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di Tanjung Mutiara dengan tingkat discount
rate 29 menghasilkan nilai optimal biomass sumberdaya ikan x , masing-masing untuk ikan teri dengan alat tangkap bagan sebesar 1.921,52
ton, ikan tongkol dengan alat tangkap payang sebesar 1.494,30 ton, dan ikan tunacakalang untuk alat tangkap tonda sebesar 838,65 ton. Nilai optimal
yield h masing-masing untuk bagan sebesar 1.563,96 ton, payang sebesar 537,43 ton dan tonda sebesar 963,92 ton, sedangkan untuk optimal effort
E untuk bagan sebanyak 2.709 trip, payang sebanyak 3.495 trip, dan tonda sebanyak 485 trip.
76
3 Nilai rente optimal sumberdaya ikan teri, tongkol, dan tunacakalang masing-masing sebesar Rp 2.886.878.358, Rp 1.300.705.855, dan Rp
3.469.438.448, sedangkan nilai rente overtime masing-masing untuk ikan teri, tongkol, dan tunacakalang mencapai Rp 9.920.544.186, Rp
4.469.779.570, dan Rp 11.922.468.890. 4 Perhitungan alokasi optimum sumberdaya perikanan tangkap bagan, payang
dan tonda menghasilkan banyaknya tangkapan optimal quota per trip yang dapat ditangkap di perairan Tanjung Mutiara. Tangkapan optimal per trip
untuk masing alat bagan, payang dan tonda pada tingkat discount rate 29 masing-masing sebanyak 577 kilogram, 154 kilogram, dan 1.988 kilogram.
5 Jumlah alat optimal berdasarkan analisis dinamik untuk bagan sebanyak 21 unit, payang sebanyak 49 unit dan tonda sebanyak 19 unit.
6 Hasil tangkapan yang terjadi saat ini tidak optimal, dimana untuk bagan dan tonda sudah melebihi sementara untuk payang masih kurang. Hal ini
berdamapak terhadap nilai rente yang diterima oleh nelayan juga tidak optimal. Untuk effort yang sudah melebih optimal akan menyebabkan total
cost jadi lebih tinggi dan sebaliknya yang kurang menyebabkan tidak effisiennya usaha yang dilakukan, yang keduanya akan menurunkan nilai
rente yang diterima.
7.2 S a r a n