Laju Perkembangan Intrinsik Rm

19

3. Indeks Perkembangan ID

Indeks perkembangan atau indeks kepekaan Index Susceptibility merupakan parameter yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas bahan terhadap perkembangan serangga. Semakin tinggi nilai indeks perkembanganID serangga, maka semakin peka beras tersebut terhadap infestasi serangga. Berdasarkan analisis ragam dapat diketahui bahwa faktor varietas berpengaruh sangat nyata p0.01 terhadap indeks perkembangan pada beras pecah kulit Lampiran 4b dan beras sosoh Lampiran 4d. Hasil uji lanjut Duncan terhadap indeks perkembangan pada beras pecah kulit Lampiran 4c menunjukkan bahwa indeks perkembangan terbesar terdapat pada beras varietas Mamberamo dan beras varietas Ciherang yang secara sangat nyata p0.01 berbeda dengan indeks perkembangan pada beras varietas Inpari 13, seperti ditunjukkan pada Tabel 5. Sementara itu, indeks perkembangan pada beras pecah kulitvarietas Sintanur dan Inpari 10 secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada beras sosoh Lampiran 4e, indeks perkembangan terbesar terdapat pada beras varietas Ciherang yang secara sangat nyata p0.01 berbeda dengan indeks perkembangan pada beras varietas Mamberamo Tabel 5. Sementara itu, indeks perkembangan pada beras sosoh varietas Inpari 10, Sintanur, dan Inpari 13 secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Tabel 5. Indeks perkembangan serangga hama gudang S.oryzaepada beras pecah kulit dan beras sosoh. Varietas Beras Indeks Perkembangan BPK BS Mamberamo 18.0167 7.9533 b a Ciherang 17.4233 11.2767 b Inpari 10 c 15.5667 8.6933 ab Sintanur ab 14.9733 9.9733 ab Inpari 13 bc 13.0900 8.3267 a Rata-rata ID ab

15.81 9.24

Keterangan: Angka-angka dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata satu sama lain Uji Duncan pada p=0.05. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata indeks perkembangan Sitophilus oryzae pada beras pecah kulit dan beras sosoh, berbeda secara absolut. Pada beras pecah kulit BPK, rata-rata indeks perkembangan yang didapat sebesar 15.81 dan pada beras sosoh BS rata-rata indeks perkembangan yang didapat sebesar 9.24. Hal itu menunjukkan bahwa S.oryzae lebih sesuai dengan biji beras yang masih kaya nutrisi seperti yang terkandung dalam beras pecah kulit jika dibandingkan dengan beras sosoh yang komponen nutrisinya telah menurun akibat proses penyosohan.

4. Laju Perkembangan Intrinsik Rm

Laju perkembangan intrinsik merupakan parameter yang menunjukkan laju perkembangan serangga dalam suatu bahan sehingga dapat menunjukkan kesesuaian suatu bahan sebagai media perkembangan serangga.Nilai Rm berbanding lurus dengan kesesuaian serangga terhadap makanan atau habitat. Semakin tinggi nilai Rm, maka semakin sesuai habitat atau makanannya 20 bagi perkembangan serangga. Kesesuaian tersebut meliputi kualitas atau tipe bahan makanan bagi serangga, kondisi habitat hidupnya yang meliputi suhu dan kadar air Dobie et al., 1984. Berdasarkan analisis ragam dapat diketahui bahwa faktor varietas berpengaruh sangat nyata p0.01 terhadap laju perkembangan intrinsik pada beras pecah kulit Lampiran 5b dan beras sosoh Lampiran 5d. Hasil uji lanjut Duncan terhadap laju perkembangan intrinsik pada beras pecah kulit Lampiran 5c menunjukkan bahwa laju perkembangan intrinsik terbesar terdapat pada beras varietas Mamberamo dan beras varietas Ciherang yang secara sangat nyata p0.01 berbeda dengan laju perkembangan intrinsik pada beras varietas Inpari 13, seperti ditunjukkan pada Tabel 6. Sementara itu, laju perkembangan intrinsik pada beras pecah kulit varietas Sintanur dan Inpari 10 secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada beras sosoh Lampiran 5e, laju perkembangan intrinsik terbesar terdapat pada beras varietas Ciherang yang secara sangat nyata p0.01 berbeda dengan laju perkembangan intrinsik pada beras varietas lainnya Tabel 6. Tabel 6. Laju perkembangan intrinsik serangga hama gudang S.oryzaepada beras pecah kulitdan beras sosoh. Varietas Beras Laju perkembangan intrinsik BPK BS Mamberamo 0.6667 0.1433 b a Ciherang 0.6200 0.3500 b Inpari 10 b 0.5067 0.1700 ab Sintanur a 0.4433 0.2067 ab Inpari 13 a 0.3433 0.1467 a Rata-rata Rm a

0.52 0.20

Keterangan: Angka-angka dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata satu sama lain Uji Duncan pada p=0.05. Berdasarkan tabel di atas, dapat dibandingkan bahwa nilai rata-rata laju perkembangan intrinsik Sitophilus oryzaepada beras pecah kulit dan beras sosoh, berbeda secara absolut. Pada beras pecah kulit BPK, rata-rata laju perkembangan intrinsik yang didapat sebesar 0.52 dan pada beras sosoh BS rata-rata laju perkembangan intrinsik yang didapat sebesar 0.20. Hal itu menunjukkan bahwa kecepatan menggandakan diri S.oryzaelebih tinggi pada beras pecah kulit karena masih kaya nutrisi pada bagian embrio dan aleuronnya jika dibandingkan dengan beras sosoh yang komponen nutrisinya telah menurun akibat proses penyosohan.

5. Kapasitas Multiplikasi Mingguan λ