baru yang dibeli orang untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan. Investasi persediaan inventory investment mencakup barang
–barang yang disimpan perusahaan digudang termasuk bahan-bahan dan persediaan,
barang dalam proses dan barang setengah jadi Mankiw, 2006.
2.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penanaman Modal Asing
Pilihan investor asing untuk menanamkan investasinya dalam bentuk penanaman modal asing langsung dibanding modal lainnya di suatu Negara
dipengaruhi oleh kondisi dari negara penerima penanaman modal asing pull factor
yang dapat terdiri dari kondisi pasar, sumber daya, daya saing, kebijakan yang terkait dengan perdagangan dan industri serta kebijakan penanaman modal
asing itu sendiri. Selain itu juga kondisi dan strategi dari penanam modal asing push factor dari investor.
Dengan adanya perubahan global pendekatan penanaman modal asing yang dilakukan oleh negara industri maju berbeda dengan pendekatan yang
dilakukan oleh negara berkembang yang besar. Negara industri maju lebih mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang transparan serta dukungan
infrastruktur. Sementara itu, aliran penanaman modal asing langsung dari negara berkembang yang besar masih tergantung pada determinan tradisional seperti
market size, tingkat pendapatan, ketrampilan tenaga kerja labour skill, infrastruktur dan sumber-sumber lainnya yang dapat memfasilitasi spesialisasi
produksi yang efisien, serta stabilitas politik dan ekonomi yang terjaga. Disamping itu insentif untuk investasi dalam bentuk kebijakan selektif pemerintah
misalnya keringanan pajak dan penghapusan hambatan untuk masuk diperkirakan dapat memengaruhi aliran penanaman modal asing baik secara
langsung maupun tidak langsung Kurniati, 2007 Adapun faktor-faktor ekonomi yang memengaruhi aliran masuk penanaman modal asing adalah :
a. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi BPS, 2008. Menurut Dumairy 1996, penghitungan PDRB dapat
dihitung atau diukur dengan tiga macam pendekatan yaitu : 1.
Pendekatan Produksi. Menurut pendekatan produksi PDRB merupakan jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Unit-unit produksi dimaksud secara
garis besar dipilah-pilah menjadi sembilan sektor atau lapangan usaha yaitu 1 pertanian, 2 pertambangan dan penggalian, 3 industri
pengolahan, 4 listrik, gas dan air minum, 5 bangunan, 6 perdagangan, 7 pengangkutan dan komunikasi, 8 keuangan, persewaa dan jasa
perusahaan, dan lainnya, dan 9 jasa-jasa. 2.
Pendekatan Pendapatan. PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksiyang turut serta dalam produksi di wilayah suatu Negara dalam
jangka waktu setahun. Balas jasa produksi dimaksud meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semuanya dihitung
sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDRB juga mencakup penyusutan dan pajak-pajak tak
langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut nilai tambah bruto sektoral. Oleh sebab itu PDRB menurut pendekatan
pendapatan merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha.
3. Pendekatan pengeluaran.
PDRB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi 1 pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak
mencari keuntungan, 2 pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok, 3 pengeluaran konsumsi pemerintah dan 4 ekspor neto,
dalam jangka waktu setahun. Salah satu faktor yang mendorong investor melakukan investasi di suatu
daerah adalah karena faktor ekonomi di daerah tujuan, seperti potensi pasar, sumber daya alam dan daya saing. Potensi pasar digambarkan dengan besarnya
pendapatan daerah tersebut yang dicerminkan oleh nilai Produk Domestik Bruto PDRB.
Peranan pendapatan daerah PDRB terhadap investasi sangat penting, karena pendapatan yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan
selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Tingginya permintaan juga akam meningkatkan
keuntungan perusahaan dan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan kata lain, apabila PDRB meningkat maka investasi akan bertambah tinggi
juga. Dengan demikian investasi mendapat pengaruh dari pendapatan daerah PDRB.
b. Inflasi