Perkembangan Penanaman Modal Asing PMA

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1. Perkembangan Penanaman Modal Asing PMA

Nilai proyek Penanaman Modal Asing PMA di Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif Gambar 4.1. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi ekonomi global, dimana ketidakpastian perekonomian dunia akan sangat berpengaruh terhadap keputusan berinvestasi yang dilakukan oleh negara-negara maju. Laju pertambahan nilai penanaman modal asing yang masuk pada tahun 2005 sebesar 50,68 persen, hal ini seiring dengan jumlah proyek yang juga meningkat sebesar 20,00 persen. Pada tahun 2006 peningkatan jumlah proyek sebesar 6,41 persen mampu meningkatkan nilai penanaman modal asing sebesar 172,22 persen. Sedangkan pada tahun berikutnya peningkatan jumlah proyek sebesar 2,41 persen tidak diiringi dengan peningkatan nilai penanaman modal asing yang masuk tetapi justru nilainya menurun sebesar 41,72 persen. Jadi nilai penanaman modal asing tidak ditentukan oleh seberapa banyak jumlah proyek yang masuk. Adapun jumlah proyek yang masuk pada tahun 2010 meningkat sebesar 18,75 persen, demikian juga nilai penanaman modal asing meningkat sebesar 31,50 persen. Pada periode 1990-2010 menunjukkan bahwa penanaman modal asing tahun 1994 merupakan investasi yang paling tinggi yaitu mencapai 6.771 juta USD dengan proyek sebanyak 56 proyek. Angka ini meningkat 151,96 persen dibandingkan jumlah penanaman modal asing yang masuk ke Provinsi Jawa Timur tahun 1993. Sedangkan pada tahun 1998 penanaman modal asing mengalami penurunan cukup tajam yaitu sebesar 86,25 persen. Hal ini disebabkan krisis ekonomi dunia yang terjadi pada tahun 1997, dimana kejadian tersebut sangat berpengaruh pada penanaman modal asing yang masuk tidak hanya dalam lingkup nasional saja tetapi juga dalam lingkup daerah. Penanaman modal asing yang masuk di Provinsi Jawa Timur pada tahun- tahun berikutnya tetap berfluktuasi tetapi dengan arah yang terus meningkat, krisis finansial yang terjadi pada tahun 2008 juga tidak begitu berpengaruh pada aliran masuk investasi asing. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2009, penanaman modal asing kembali meningkat sebesar 31,50 persen di tahun 2010. Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Jatim Gambar 4.1. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur Tahun 1990-2010 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 n il ai P M A USD Tahun Peningkatan yang terjadi pada tahun 2010 salah satunya disebabkan oleh masuknya investasi perusahaan multinasional dari Swiss yang bergerak dibidang pembenihan, hal ini memberikan harapan positif dan sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menjadikan daerah Jawa Timur sebagai wilayah agribisnis terkemuka di Asia BPM Provinsi Jatim, 2011. Sedangkan jika dilihat dari sektor, penanaman modal asing yang masuk ke Provinsi Jawa Timur didominasi oleh sektor industri pengolahan. Adapun penanaman modal asing yang masuk ke Provinsi Jawa Timur selama 2000-2010 menunjukkan bahwa secara rata-rata sektor terbesar adalah investasi di sektor industri sebesar 63,96 persen, kemudian sektor lainnya sektor bangunan, hotel dan restoran, jasa-jasa sebesar 34,69 serta sektor pertanian dan pertambangan sebesar 1,35 persen. Gambar 4.1. menunjukkan penanaman modal asing yang masuk pada tahun 2001 dominan pada sektor industri pengolahan, jenis industri yang paling banyak adalah industri kimia sebesar 95,29 persen, yang kedua industri barang logam sebesar 2,25 persen dan yang ketiga adalah industri makanan sebesar 0,86 persen. Pada periode 2002-2005 sektor industri pengolahan masih juga mendominasi dengan rata-rata persentase sebesar 68,48 persen. Sedangkan pada tahun 2006 dan 2008 penanaman modal asing bergeser pada sektor lainnya yang didominasi oleh sektor konstruksibangunan, perdagangan dan jasa. Penanaman modal asing di sektor industri pengolahan kembali meningkat pada tahun 2010 sebesar 77,86 persen, sektor lainnya sebesar 22,05 persen dan sektor pertanian dan pertambangan sebesar 0,09 persen. Peningkatan di sektor industri pengolahan utamanya adalah sektor industri makananminuman dan sektor industri kimia dan farmasi. Peningkatan yang terjadi pada sektor indutsri makananminuman dikarenakan penambahan nilai investasi yang dilakukan oleh PT Nestle dengan nilai kontrak sebesar 490 juta USD. Sedangkan peningkatan yang terjadi di sektor industri kimia dan farmasi dikarenakan investasi dari PT Chiel Jedang CJ yaitu perusahaan multinasional dari Korea Selatan yang memproduksi asam amino, Hcl-L, Lysne, MSG.

4.2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto