Determinan Gagal Ginjal Kronik GGK

mendekati 50. Penduduk Amerika asli dan Afro-Amerika sangat berisiko mengalami gagal ginjal diabetik. 20

b. Distribusi Frekuensi Gagal Ginjal Kronik GGK Berdasarkan Waktu dan Tempat

Jepang dan Taiwan adalah negara dengan prevalensi ESRD tertinggi. Pada tahun 2003, prevalensi ESRD di Jepang 18001.000.000 penduduk dan di Taiwan 16001.000.000. 23 Menurut laroran USRDS, di Amerika Serikat tahun 2005, lebih dari 350.000 penderita ESDR hidup di daerah urban dan lebih dari 112.000 penderita ESRD hidup di dearah rural. 24 Prevalensi ESRD di Brasil pada Januari 2007 sekitar 5401.000.000 penduduk, lebih rendah dari negara Amerika Latin lainnya, seperti Chile prevalensi ESRD 7501.000.000 penduduk dan Uruguay 8001.000.000 penduduk. 23 Survei persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia PAPDI pada tahun 1990- 1992 menunjukkan bahwa 13 dari sekitar 50.000 pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh Indonesia menderita gagal ginjal dan hipertensi yang menempati urutan keempat setelah tifoid, tuberculosis paru, dan enteritis. 26

2.4.2 Determinan Gagal Ginjal Kronik GGK

Gagal Ginjal Kronik GGK adalah suatu kerusakan, kekurangan fungsi ginjal yang hampir selalu tidak reversibel dengan sebab yang bermacam – macam. 1. Host Bersamaan bertambahnya usia, fungsi ginjal juga akan menurun. Setelah umur 40 tahun, kita mulai kehilangan beberapa nefron, yaitu saringan penting Universitas Sumatera Utara di dalam ginjal. Setiap dekade pertambahan umur, fungsi ginjal menurun sekitar 10 mlmenit1,73 m 2 . Pada usia dekade keempat dapat terjadi kerusakan ringan dengan nilai Laju Filtrasi Glomerulus LFG 60-89 mlmenit1,73 m 2 . Dengan perhitungan standar LFG normal sekitar 100 mlmenit1,73, penurunan tersebut adalah sama dengan 10 dari kemampuan normal fungsi ginjal. 17 2. Faktor resiko GGK Faktor resiko GGK yang sering ditemukan antara lain : a. Glomerulonefritis Glomerulonrfritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa. 25 Glomerulonefritis terbagi atas 2, yaitu: 27 i. Glomerulonefritis Akut Glomerulonefritis Akut adalah penyakit yang mengenai glomeruli kedua ginjal. Faktor penyebabnya antara lain reaksi imunologis lupus eritematosus sistemik, infeksi streptokokus, cedera vascular hipertetensi, dan penyakit metabolik diabetes mellitus. Glomerulonefritis akut yang paling lazim adalah yang akibat infeksi streptokokus. Glomerulonefritis akut biasanya terjadi sekitar 2 – 3 minggu setelah serangan streptokokus. Sekitar 1 – 2 individu yang terkena Glomerulonefritis pascastreptokokus akan mengalami tahap akhir gagal ginjal yang memerlukan dialisis ginjal atau transplantasi ginjal. Universitas Sumatera Utara ii. Glomerulonefritis Kronik Biasanya, Glomerulonefritis kronik GNK menyusul glomerulonefritis akut, tetapi ada kasus GNK pada pasien yang tidak pernah mengalami glomerulonefritis akut sebelumnya. Jalan penyakit GNK dapat berubah – ubah. Ada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal minimal dan merasa sehat. Perkembangan penyakitnya juga perlahan. Walaupun perkembangan penyakit GNK perlahan atau cepat, keduanya akan berakhir pada penyakit ginjal tahap akhir. GNK dicirikan dengan kerusakan karena menjadi sklerotik glomeruli dan hilangnya fungsi ginjal secara perlahan. Glomeruli mengalami pengerasan sklerotik. Ginjal mengecil, tubula mengalami atrofi, ada inflamasi interstisial yang kronik, dan arteriosklerosis. Sekitar 20 – 35 pasien yang memerlukan terapi pengganti ginjal dialisis memilikii riwayat penyakit glomerulus. 28 b. Pielonefritis Kronik Pielonefritis kronik adalah cedera ginjal progresif yang menunjukkan kelainan parenkimal yang disebabkan oleh infeksi berulang atau infeksi yang menetap pada ginjal. Pielonefritis kronik terjadi pada pasien dengan infeksi saluran kemih yang juga mempunyai kelainan anatomi utama pada saluran kemihnya. 20 Menurut hasil penelitian Hafidz 2010 terhadap penderita GGK yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan, ditemukan bahwa 30 penderita GGK mempunyai riwayat infeksi saluran kemih ISK. 19 c. Penyakit Ginjal Polisiklik Universitas Sumatera Utara Penyakit ginjal polisiklik merupakan kelainan ginjal turunan yang paling sering terjadi. Prevalensinya sekitar 1 dari 1000 dan lebih sering terjadi pada populasi kulit putih dibandingkan kulit hitam. Penyakit ini mencakup 4 – 10 pasien dengan gagal ginjal yang membutuhkan transplantasi atau dialisis. Hampir semua kasus akibat mutasi pada gen PKD1 atau PKD2. Mutasi PKD1 mencakup 85 kasus dan menyebabkan gagal ginjal yang lebih dini dibandingkan mutasi PKD2. Gambaran klinis utamanya adalah kista multipel di ginjal, namun kista dapat juga timbul di hati, limpa, dan pankreas. Aneurisma intracranial dan kelainan katup jantung juga dapat terjadi. 14 d. Nefrosklerosis Hipertensif Nefrosklerosis pengerasan ginjal menunjukkan adanya perubahan patologis pada pembuluh darah ginjal sebagai akibat hipertensi. 19 Hipertensi merupakan penyebab kedua terjadinya penyakit ginjal tahap akhir. Sekitar 10 individu pengidap hipertensi esensial akan mengalami penyakit ginjal tahap akhir. 22 Menurut hasil penelitian Hanifa 2010 terhadap penderita GGK yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan, ditemukan bahwa 60,4 penderita GGK mempunyai riwayat hipertensi. 22 e. Nefropati Diabetik Sebagian kecil pasien, terutama yang memiliki kontrol glikemik yang buruk, telah memiliki ginjal yang membesar dengan peningkatan laju filtrasi glomerulus LFG pada saat diagnosis diabetes ditegakkan. Perubahan mikrovaskular pada ginjal diabetik merupakan perubahan yang diabetik khas yang terjadi. Diabetes Universitas Sumatera Utara merupakan penyebab tunggal tersering dari penyakit ginjal stadium akhir dan meliputi 30-40 kasus. 14 Penelitian Ginting 2008 terhadap penderita GGK yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan, ditemukan bahwa 16 penderita GGK mempunyai riwayat diabetes mellitus. 13 Menurut hasil penelitian Hanifa 2010 terhadap penderita GGK yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan, ditemukan bahwa 19,8 penderita GGK mempunyai riwayat Diabetes Mellitus. 22 f. Nefropati Analgesik Penyalahgunaan analgesik secara kronik menyebabkan cedera ginjal. Gagal Ginjal Kronik GGK yang disebabkan oleh kelebihan pemakaian analgesik merupakan masalah yang cukup sering dijumpai dan merupakan suatu bentuk penyakit ginjal yang paling mudah dicegah. Bahan yang dapat menyebabkan timbulnya nefropati adalah kombinasi aspirin dan fenasetin, karena insufisiensi ginjal jarang terjadi pada penderita yang hanya menelan aspirin, fanasetin atau asetominofen metabolit utama dari fenasetin saja. Biasanya diperlukan 2 sampai 3 kg aspirin dan fenasetin untuk menimbulkan penyakit ginjal secara klinis. 20

2.5 Riwayat Alamiah Penyakit GGK