Hal ini tidak merupakan indikasi keterkaitan antara pendidikan SLTA dengan GGK, namun hanya menunjukkan bahwa penderita GGK yang berkunjung ke RSU.
Dr. Pirngadi Medan tahun 2010 mayoritas berpendidikan SLTA yaitu 57,6. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ujianto 2005 di RSUD.
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dimana Pendidikan penderita GGK terbesar adalah Perguruan Tinggi 35,7
37
6.1.5. Pekerjaan
Proporsi penderita GGK berdasarkan pekerjaan yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 6.5. di bawah ini.
Gambar 6.5. Diagram Bar Proporsi Penderita GGK Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita GGK tertinggi adalah Wiraswasta yaitu 35,9 dan terendah adalah
PelajarMahasiswa yaitu 0,9. Terdapat 49 penderita GGK 32,7 yang tidak bekerja, dimana sebagian
besarnya adalah seorang ibu rumah tangga 83,7.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ujianto 2005 di RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dimana penderita GGK tidak bekerja yaitu
44,6.
37
6.1.6. Daerah Asal
Proporsi penderita GGK berdasarkan daerah asal yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 6.6. di bawah ini.
Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penderita GGK Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal penderita GGK tertinggi adalah Kota Medan yaitu 57,9 , sedangkan dari luar Kota Medan
yaitu 42,1. Penderita GGK dari luar Kota Medan berasal dari Deli Serdang, Tebing Tinggi, Langkat, Binjai, Pematang Siantar, Aceh, Nias, Tapanuli Selatan, Tapanuli
Utara dan Mandailing Natal. Hal ini bukan berarti bahwa penduduk Kota Medan berisiko tinggi terhadap
GGK,hal ini terkait dengan RSU. Dr. Pirngadi Medan yang terletak di Kota Medan sehingga memudahkan penderita dalam memanfaatkan fasilitas rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Penderita GGK yang telah menjalani hemodialisa harus menjalani pengobatan dan penatatalaksanaan cuci darah yang rutin, sehingga penggunaan fasilitas dan
layanan rumah sakit yang dekat dengan tempat tinggal penderita akan membantu dan
memudahkan baik secara kunjungan ke rumah sakit maupun biaya yang digunakan. 6.2. Gejala Utama
Proporsi penderita GGK berdasarkan gejala utama yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 6.7. di bawah ini.
Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita GGK Rawat Inap Berdasarkan Gejala Utama di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi gejala utama penderita GGK tertinggi adalah gejala berat yaitu 40,9 , dan yang terendah gejala
ringan yaitu 25,8 . Gejala berat terdiri atas kesadaran menurun, Oligouria, sakit pinggang, dan lebih dari 1 keluhan utama dan diantara gejala berat tersebut, yang
paling banyak dialami penderita GGK adalah lebih dari 1 keluhan utama.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun di dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan memengaruhi seluruh
sistem tubuh. Semakin banyak timbunan tersebut maka gejala semakin berat.
15
Bila LFG 30 gejala GGK berupa badan lemah, penurunan nafsu makan, mual, nokturia, dan berat badan menurun. Bila LFG turun hingga di bawah 30,
mulai muncul gejala uremi, anemi, tekanan darah meningkat, pruritus, mual muntah, gangguan metabolisme P dan Ca, gangguan keseimbangan air, dan gangguan
keseimbangan elektrolit Na dan K. Bila LFG 10 muncul gejala yang cukup parah, seperti oligouria, sakit pinggang,dan kesadaran menurun.
38,20
Universitas Sumatera Utara
6.3. Riwayat Penyakit Sebelumnya