Fungsionalitas Dari Organ Atau Lembaga Penegakan Hukum

11. Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 ayat 1 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, Yurisprudensi tetap dari Mahkamah Agung RI No. 1486K1991 tanggal 14 November 1995 serta Pasal 6 bis ayat 3 dari Convention of Paris for Protection of Industrial Property tanggal 20 Maret 1883. 12. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 426 PKPdt1994 tanggal 20 September 1995 jo Pasal 4 dari UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek.

2. Fungsionalitas Dari Organ Atau Lembaga Penegakan Hukum

Organ atau Lembaga penegakan hukum yang menangani kasus ini melaksanakan fungsi dan tugasnya. Hanya saja tergugat memanfaatkan kerja dari lembaga Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI qq Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual qq Direktorat Merek, yaitu dengan mendaftarkan merek dagang SP-36 milik Penggungat tersebut. Turut Tergugat dalam kasus ini mengajukan jawaban atas gugatan Penggungat yaitu secara tegas membantah seluruh dalil gugatan penggugat kecuali yang kebenarannya telah diakui secara tegas. Turut tergugat juga menyatakan bahwa tergugat adalah pemilik merek atas merek SP-36 yang telah terdaftar dalam daftar umum merek daftar nomor 469.309 tanggal 20 Maret 2001 melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 01 yaitu : pupuk, pupuk buatan dan pupuk alam, bahan kimia yang dipakai dalam industri, ilmu pengetahuan dan fotografi maupun dalam pertanian, perkebunan dan kehutanan, damar tiruan yang diolah, perekat yang dipakai dalam industri, lem kayu, karet, lem besilogam dan atas merek SP-36 Dan logo yang terdaftar dalam daftar umum merek daftar Nomor 557.206 tanggal 23 Desember 2003 yang melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 01, yaitu Lukisan Kerbau, dan juga pendaftaran atas pupuk yang terdaftar dalam daftar umum merek daftar Nomor 478.185 tanggal 29 Mei 2001 atas nama penggugat yang melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 01 yaitu pupuk fosfat. Universitas Sumatera Utara Turut Tergugat juga menjelaskan bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 28 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek secara jelas dan tegas hanya tergugat dan penggungat yang diberi hak khusus oleh negara untuk menggunakan dan atau memberi izin kepada siapapun untuk menggunakan mereknya dalam tenggang waktu 10 sepuluh tahun, sehingga dalam hal antara merek Pengunggat dengan merek Tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya maupun keseluruhan dengan Merek dan apakah benar merek Tergugat yang terdaftar dalam daftar umum merek berdasarkan dengan itikad tidak baik. Turut Tergugat dalam hal ini hanya ingin memaparkan segala fakta-fakta yang telah ada dan juga hanya ingin memaparkan dengan mendasarkan atas segala peraturan yang telah ada yang berkaitan dengan pendaftaran atas merek tersebut. Sebab dalam hal ini Penggugat dan Tergugat memang telah benar mendaftarkan merek mereka masing-masing dengan gambar atau logo yang berbeda. Lembaga Penegakan Hukum Pengadilan dalam hal memberikan keputusan atas kasus ini juga menggunakan sumber-sumber hukum lainnya seperti Yurisprudensi Mahkamah Agung dan mendasarkan atas putusan-putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap. Hakim dalam memberikan putusan juga memberikan pertimbangan bahwa tindakan Tergugat yang telah mendaftarkan merek SP-36 sebagai merek dagangannya, padahal Tergugat telah mengetahui bahwa Penggugat telah lebih dahulu menggunakan merek tersebut, sehingga jelas pendaftaran merek SP-36 tersebut oleh Tergugat dilandasi itikad buruk, karena dilakukan secara tidak jujur dengan niat tidak baik bertujuan untuk memperoleh keuntungan Pasal 4 beserta penjelasanya jo Pasal 5 huruf a dari UU No.15 Tahun 2001 tentang merek tentang adanya itikad tidak baik dan khususnya bertentangan dengan ketertiban umum sesuai Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara merek Tancho No.667KSip1972, Putusan Mahkamah Agung RI No.1489KPdt1991 dalam perkara merek Sony dan juga Yurisprudensi tetap Mahkamah Agunh RI No.3485KPdt1992 tanggal 4 Universitas Sumatera Utara September 1995. Selain itu sesuai bukti berupa surat Tergugat kepada Penggugat pada tanggal 7 Juni 2004 perihal permohonan menjadi Distributor PT. Petrokimia Gresik, memperlihatkan bahwa Tergugat telah lama mengetahui bahwa Penggugat adalah produsen berbagai macam pupuk di Indonesia, sehingga dapat dipastikan tergugat juga mengetahui merek SP-36 adalah milik Penggugat yang digunakan untuk produk pupuk, dengan demikian tindakan Tergugat tersebut dapat diklasifikasikan sebagai persaingan curang yang dapat menyesatkan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.426 PKPdt1994 tanggal 20 September 1995 jo Pasal 4 dari UU No.15 tahun 2001 tentang Merek.

3. Penerimaan Atau Respon Pelaku Terhadap Putusan