Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus Pengujian Kadar Zat Organik Agregat Halus Pengujian Specific Gravity Agregat Halus

commit to user 18 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental di laboratorium yaitu dengan mengadakan suatu percobaan secara langsung untuk mendapatkan suatu data atau hasil yang menghubungkan antara variabel-variabel yang diselidiki. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian bahan, pengujian porositas dan pengujian permeabilitas.

3.1. Pengujian Bahan Dasar Beton

Pengujian bahan dasar beton ditujukan untuk mengetahui kelayakan karakteristik bahan penyusun beton yang nantinya dipakai dalam rancang campur mix design. Pengujian bahan dasar beton dilakukan terhadap agregat halus dan agregat kasar. Agregat halus terdiri dari pasir kali, pasir tailing tambang timah dan pasir besi

3.1.1. Agregat Halus

3.1.1.1. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus

Pengujian kadar lumpur bertujuan untuk mengetahui kandungan lumpur dalam pasir. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir kali, pasir tailing tambang timah, dan pasir besi. Kadar lumpur yang disyaratkan PBI 1971 untuk pasir yang digunakan dalam campuran beton maksimal adalah 5. Maka bila pasir mengandung lumpur 5 dari dari berat keringnya, pasir tersebut harus dicuci. Kandungan lumpur yang berlebihan dalam pasir dapat menurunkan kekuatan beton karena kandungan lumpur akan mengganggu lekatan antara partikel dalam pencampuran beton. Kadar lumpur pasir dihitung dengan persamaan 3.1 sebagai berikut : commit to user .......................................................................3.1 dengan : G = berat pasir awal 100 gram G 1 = berat pasir akhir gram

3.1.1.2. Pengujian Kadar Zat Organik Agregat Halus

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui banyak sedikitnya kandungan zat organik dalam agregat halus. Pengujian kandungan zat organik pada agregat halus menggunakan larutan NaOH 3 pada percobaan perubahan warna Abrams Harder sesuai dengan PBI 1971. Kandungan zat organik yang terlalu banyak dapat menimbulkan pori pada beton. Kadar zat organik pada pasir berdasarkan perubahan warnanya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Tabel perubahan warna pada uji kadar zat organik pasir Warna Prosentase kandungan zat organik Jernih Kuning muda Kuning tua Kuning kemerahan Coklat kemerahan Coklat 0 – 10 10 – 20 20 – 30 30 – 50 50 – 100 Sumber : Prof.Rooseno

3.1.1.3. Pengujian Specific Gravity Agregat Halus

Pengujian specific gravity agregat halus mengacu pada ASTM C 128. Pengujian ini ditujukan agar mendapatkan : a. Bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara berat pasir dalam kondisi kering dengan volume pasir total commit to user b. Bulk specific gravity SSD, yaitu perbandingan antara berat pasir jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan volume pasir total c. Apparent specific gravity, yaitu perbandingan antara berat pasir dalam kondisi kering dengan volume butir pasir d. Absorbtion, yaitu perbandingan antara berat air yang diserap dengan berat pasir kering Untuk menganalisis hasil pengujian dengan persamaan 3.2 sd 3.5 sebagai berikut: Bulk Specific Gravity c d b a - + = .......................................................... 3.2 Bulk Specific Gravity SSD c d b d - + = ........................................................... 3.3 Apparent Specific Gravity c a b a - + = ........................................................... 3.4 Absorbsion 100 ´ - = a a d ............................................................................. 3.5 dengan : a = berat pasir kering oven gram b = berat volumetricflash berisi air gram c = berat volumetricflash berisi pasir dan air gram d = berat pasir dalam keadaan kering permukaan jenuh 500 gram

3.1.1.4. Pengujian Gradasi Agregat Halus