commit to user
8
Tabel 2.1.
Jenis semen portland di Indonesia sesuai SII 0013-81
Jenis Semen
Karakteristik Umum
Jenis I Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus seperti disyaratkan pada jenis- jenis lain
Jenis II Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang Jenis III
Semen portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi
Jenis IV Semen portland
yang dalam penggunaannya menuntut
persyaratan panas hidrasi yang rendah Jenis V
Semen portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat
Sumber : Kardiyono Tjokrodimuljo 1996
2.2.2.2 Agregat
Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan pengisi campuran beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun kualitas
beton, sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam pembuatan beton. Terdapat 2 agregat yang dibutuhkan yaitu:
a. Agregat Halus
Pasir dalam campuran mortar sangat menentukan kemudahan pengerjaan workability, kekuatan strength, dan tingkat keawetan durability dari mortar yang
dihasilkan. Pasir biasanya didapatkan dari alam dengan cara memompa dari sungai atau melalui endapan. Pada beberapa daerah pasir didapatkan melalui tambang pasir
commit to user
9
atau pecahan batu. Komposisi kimia pasir dan keadaan geologi mempengaruhi kualitas pasir. Gradasi yang baik dari pasir juga memberikan efek yang penting pada
kelecakan dan ketahanan pada mortar. Pasir dengan butiran yang sangat halus tidak praktis untuk kelecakannya, sehingga harus ditambahkan semen untuk mengisi
rongga di antara butiran yang halus tersebut untuk mendapatkan kelecakan yang baik, sedangkan mortar yang menggunakan pasir dengan butiran yang besar biasanya
lemah karena rongga antar butiran cukup lebar sehingga tegangan tidak dapat
menyebar secara merata Chandra dan Yusuf, 2003.
Oleh karena itu, pasir sebagai agregat halus harus memenuhi gradasi dan persyaratan yang telah ditentukan.
Syarat-syarat agregat halus sesuai standar PBI 1971NI-2 Pasal 3.3, adalah sebagai berikut :
1 Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. 2 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 ditentukan
terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui batas 5 maka agregat harus dicuci dahulu sebelum digunakan dalam campuran beton.
3 Agregat halus tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder dengan larutan
NaOH. 4 Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam dan melewati ayakan
sebesar 4,75 mm. 5 Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk lembaga pemeriksaan bahan yang diakui. Batasan susunan butiran agregat halus dapat dilihat pada Tabel 2.2.
commit to user
10
Tabel 2.2.
Batasan susunan butiran agregat halus
Persentase lolos saringan Ukuran
saringan mm
Daerah 1
Daerah 2
Daerah 3
Daerah 4
10,00 4,80
2,40 1,20
0,60 0,30
0,15 100
90-100 60-95
30-70 15-34
5-20 0-10
100 90-100
75-100 55-90
35-59 8-30
0-10 100
90-100 85-100
75-100 60-79
12-40 0-10
100 95-100
95-100 90-100
80-100 15-50
0-15 Sumber : Kardiyono Tjokrodimuljo 1996
Keterangan: Daerah 1 : Pasir kasar
Daerah 2 : Pasir agak kasar Daerah 3 : Pasir agak halus
Daerah 4 : Pasir halus
b. Agregat Kasar