Notaris Sebagai Penasehat Hukum Bagi Kedua Belah Pihak Yang Ingin Membuat Perjanjian Kredit

D. Notaris Sebagai Penasehat Hukum Bagi Kedua Belah Pihak Yang Ingin Membuat Perjanjian Kredit

Mari kita anggap para pihak yang ingin membuat akta otentik perjanjian kredit ini adalah mereka yang masih awam dalam membuat perjanjian secara benar. Pihak kreditur adalah koperasi simpan pinjam dan pihak debitur adalah anggota koperasi yang ingin meminjam dan sudah mempunyai simpanan dikoperasi tersebut. Ketika para pihak mendatangi notaris ke kantornya atau apabila notaris tersebut dipanggil ke kantor koperasi simpan pinjam tersebut, maka para pihak sebelum membuat perjanjian tentu menanyakan bagaimana membuat perjanjian yang bersifat otentik sehingga terdapat sebuah keamanan bersama dalam melaksanakan isi perjanjian yang akan dibuat nantinya. Ketika para pihak bertanya, maka disinilah peran notaris sebagai penasehat hukum dalam member pengarahan, bimbingan, dan saran serta masukan dalam membuat perjanjian otentik tentang perjanjian kredit. Memang notaris sebenarnya sudah punya format baku dari perjanjian kredit yang bisa dikerjakannya sendiri, tetapi sesuai dengan asas kebebasan berkontrak, maka para pihak diberi kebebasan untuk menentukan isi dari Pasal- Pasal yang akan ditulis didalam perjanjian. Biasanya, kalau pada perjanjian kredit atau simpan pinjam, lembaga pemberi pinjaman seperti koperasi simpan pinjam selalu membuat perjanjian tersebut secara “sepihak”. Maksud dari sepihak ini adalah bahwa isinya semua ditentukan oleh koperasi simpan pinjam tersebut sampai kepada akhir dari Universitas Sumatera Utara perjanjian, hanya dibuatlah ruang kosong untuk mengisi hal-hal yang dianggap penting untuk diisi oleh debitur. Hal ini dimaksudkan adalah agar tidak terjadi keanekaragaman permintaan dari debitur yang jumlahnya sangat banyak sehingga membuat proses pencairan pinjaman sungguh teramat lama karena permintaan yang tidak bisa terakomodir. Maka, dibuatlah form atau bentuk baku perjanjian yang direncanakan oleh koperasi simpan pinjam tetapi dengan saran dan masukan dari notaris sehingga dapat membantu membuat akta otentik perjanjian tersebut menjadi sempurna sebagai alat bukti. Sebelum akta ini dibuat, maka koperasi simpan pinjam yang diwakili oleh manager atau mereka yang berwenang, berkonsultasi kepada notaris mengenai kata-kata yang tepat yang diisi kedalam perjanjian agar tidak ada salah pengertian terhadap isi perjanjian nantinya. Lalu, notaris memberikan arahan kepada manager koperasi untuk mengeluarkan ide-ide mengenai besaran bunga, cara pembayaran, jenis kredit, pilihan hukum, sanksi yang diberikan, identitas dari orang yang nantinya akan ditulis mewakili koperasi simpan pinjam, pembatalan sepihak, dan beberapa hal penting lainnya. Setelah semua ide-ide tersebut ditampung sementara oleh notaris, kemudian notaris menggunakan perannnya lagi sebagai penasehat hukum guna mengkaji ide-ide yang dikeluarkan manager itu dimana sisi salah atau kurang pas nya agar tidak bertentangan dengan undang-undang. Universitas Sumatera Utara Misalnya seperti yang telah dikatakan sebelumnya, besaran bunga yang diminta oleh manager koperasi sudah melewati ambang batas bunga yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, maka notaris wajib mengingatkan kepada manager agar tidak terjadi kecacatan terhadap isi perjanjian mengenai besaran bunga. Kemudian, setelah semuanya selesai dan isi perjanjian dari versi manager sudah siap dibenarkan dan diperbaiki oleh notaris, maka notaris member masukan mengenai hal-hal apa saja yang perlu ditambahkan didalam perjanjian itu agar perjanjian itu sempurna dan disini diharapkan manager dapat menerima masukan dari notaris tetapi bukan dengan pemaksaan, artinya apabila manager tidak bersedia menambahkan saran dari notaris, itu tidak menjadi permasalahan oleh notaris selama itu tidak melanggar undang-undang. Kemudian, setelah bentuk dasar perjanjian itu telah dibuat, maka notaris pun mulai merancang kata-kata yang dibuat agar menjadi sebuah akta otentik karean kata-kata yang dibuat didalam suatu akta agak sedikit melenceng dari kaidah tata Bahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar tujuan dari akta tersebut dapat dimengerti mereka yang membacanya. Setelah selesai membuat kata-kata sesuai dengan peraturan perundang- undangan, maka notaris kemudian meminta kepada kedua belah pihak untuk menandatangani akte tersebut. Tetapi, sebelum ditandatangani, akte tersebut harus terlebih dahulu dibacakan kepada kedua pihak dan dihadiri oleh saksi-saksi dan dinyatakan bahwa para pihak dan saksi harus mengerti terhadap isi akta tersebut. Universitas Sumatera Utara Apabila para pihak ada kurang memahami maksud dari isi Pasal didalam akta otentik tersebut, maka notaris berkewajiban menerangkannnya dan menjelaskan maksud dari penulisan akta tersebut. Setelah kedua belah pihak menyetujui maksud dan tujuan dari akta otentik itu, maka akta tersebut kemudian dapat ditandatangani untuk dapat diberikan uangnya kepada debitur agar dapat segera digunakan oleh debitur dan secara langsung maka akta otentik tersebut dapat dilaksanakan seluruh isi dari Pasal tersebut. Maka, setelah akta otentik itu selesai dibuat, akta tersebut kemudian disimpan didalam kantor notaris dan tidak bisa diberikan asli akta kepada pihak yang tidak berkepentingan. Terhadap pihak-pihak yang ikut menandatangani akta tersebut juga tidak bisa diberikan asli akta otentik, hanya bisa diberikan salinan akta, itupun dengan beberapa ketentuan untuk mengeluarkan salinan karena tidak sembarangna bisa salinan dikeluarkan. Selama berlangsungnya proses mengangsur, notaris tidak harus memantau perkembangan karena hal itu bukanlah merupakan tugas dari notaris, tetapi apabila ada salah satu pihak yang kemudian mempertanyakan hal yang kemudian tidak jelas baginya, maka notaris tetap berwenang untuk memberi tahu tentang apa yang perlu diketahui oleh pihak tersebut.

E. Peranan Notaris Dalam Pelaksanaan Pengembalian Kredit