Kemudian, apabila pinjaman tersebut sudah selesai, maka koperasi bisa menyerahkan salinan akta tersebut dengan memfoto kopinya terlebih dahulu untuk
kemudian diserahkan kepada debitur yang ingin meminta salinan akta tersebut.
F. Peranan Notaris Dalam Tata Cara Penyelesaian Kredit Bermasalah
Berhubung karena riset dilakukan di kantor notaris yang mempunyai kerjasama dengan koperasi simpan pinjam, maka dapat dijelaskan bagaimana
koperasi simpan pinjam tersebut dapat menyelesaikan masalah kredit macetnya dan apa hubungannya dengan notaris.
Secara umum dan juga diberlakukan sama oleh koperasi simpan pinjam ini, penyelesaian terhadap kredit yang bermasalah ini dibagi kedalam tiga
kelompok. Adapun kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
58
1. Apabila kredit tersebut macet, maka diadakan pembaharuan perjanjian
atau bisa disebut juga sebagai restrukturisasi perjanjian kredit yang perjanjian pembaharuan itu dibuat oleh notaris.
2. Apabila kredit tersebut macet, maka koperasi berhak menyuruh debitur
untuk membayar lunas kreditnya beserta bunga-bunga dan perongkosannya dan dibuat perjanjian atau kesepakatan tentang
pelunasan kredit itu oleh notaris sebagai pihak ketiga dan koperasi serta pihak berutang sebagai pihak-pihak yang bermasalah.
3. Apabila kredit tersebut macet, maka koperasi berhak menarik agunan
yang dibuat oleh debitur, baik itu agunan bergerak maupun tidak
58
Hasil wawancara penulis dengan bagian perkereditan Koperasi Simpan Pinjam C.U. Rukun Damai yang mempunyai kantor pusat di Jalan H.M. Jhoni nomor 73, tertanggal 28 April
2012
Universitas Sumatera Utara
bergerak dengan ketentuan yang berlaku dan perjanjian penarikan agunan itu dibuat oleh notaris juga.
Sebelum penulis membahas ketiga jenis penyelesaian kredit diatas, maka penulis akan menjelaskan prosedur yang berlaku sebelum adanya penyelesaian
tersebut. Pertama, apabila mulai dikatakan adanya kemacetan debitur terhadap
piutangnya, maka pegawai koperasi akan mendatangi si debitur untuk kemudian ditanya mengapa macet. Kemudian apabila sampai ada beberapa kali berturut-
turut, maka diberi teguran lisan kepada si debitur agar tidak macet lagi karena dapat memberatkan si debitur itu nantinya.
Kemudian apabila masih tetap macet lagi, debitur mulai diberi teguran tertulis agar segera membayar tunggakannya yang macet. Pada prakteknya,
teguran tertulis ini diantar langsung ke tempat tinggal si debitur. Setelah itu juga tidak diacuhkan, maka opsi pertama dari pilihan yang ada
terhadap penyelesaian kredit diatas mulai diberlakukan. Koperasi memanggil debitur macet agar segera mendatangi kantor
koperasi dimana sudah ada juga notaris yang akan membuat pembaharuan perjanjian kredit tersebut.
Setelah datang debitur tersebut, maka ditanya kepada debitur apabila debitur masih mempunyai itikad baik, debitur tersebut harus bersedia hutangnya
untuk dirombak lagi perhitungannya untuk kemudian di\buat suatu perjanjian baru lagi dimana jumlahg hutang lama ditambah bunga yang macet akan dimasukkan
Universitas Sumatera Utara
menjadi hutang pokok untuk kemudian ditambah bunga lagi dan diatur jangka waktu dan besaran angsuran yang sanggup dibayar.
Di dalam koperasi ini, ada beberapa sistem pembayaran yang dilakukan, yaitu:
59
1. Sistem pembayaran harian, yaitu pembayaran hutang setelah ditambah
bunga dilakukan setiap hari. Bunga untuk pembayaran harian ini ditetapkan flat sampai akhir pembayaran. Biasanya pembayaran jenis
ini dilakukan oleh pedagang kecil dan mereka yang mendapatkan upah harian.
2. Sistem pembayaran bulanan, yaitu pembayaran yang dilakukan setiap
sebulan sekali untuk beberapa jangka waktu tertentu. Pembayaran jenis ini ditetapkan bunga nya menurun. Artinya, setiap bulan, bunga yang
dikenakan terhadap hutang pokok akan menurun seiring dengan semakin sedikitnya jumlah hutang yang harus dibayar sehingga
pembayaran diakhir sangat ringan sekali. Menurut pantauan penulis, banyak dari anggota yang meminjam menggunakan seistem
pembayaran ini. 3.
Sistem pembayaran musiman, yaitu pembayaran hutang ditambah bunga pada saat beberapa bulan sekali tergantung penghasilan si
anggota yang meminjam. Biasanya bunga terhadap pembayaran ini flat sampai akhir pembayaran. Peminat sistem pembayaran ini dilakukan
oleh mereka yang mendapat penghasilan musiman.
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Maka, si anggota yang macet ini akan digiring kepada pembayaran bulanan apabila sebelumnya pembayarannya harian. Hal ini dilakukan agar si
peminjam dapat membayar hutang-hutangnya menjadi lebih ringan. Ada juga anggota peminjam yang sanggup membayar hanya dua minggu sekali, tetapi
biasanya melalui kesepakatan notaris dengan koperasi, pembayaran tetap dihitung secara bulanan, hanya dibagi dua karena per dua minggu.
Setelah itu, maka kembali si peminjam diikat dengan perjanjian baru ini dan notaris kembali melaksanakan prosedur sebagaimana yang ditetapkan
sebelumnya. Apabila sianggota peminjam kemudian menunggak lagi dengan berbagai
alasan, maka peringatan kemudian dijalankan kembali sesuai prosedur, kemudian jika tetap bermasalah, maka si peminjam diwajibkan membayar lunas seluruh
hutang-hutang bersamaan dengan bunga yang telah ditetapkan. Disini pemberlakuan sanksi mulai kelihatan, peran notaris memang tidak
kelihatan disini. ada peminjam yang kemudian dengan terpaksa membayar lunas agar tidak terikat lagi. Ada yang membayar dengan ikhlas karena menyadari
kesalahannya. Ada juga anggota peminjam yang tidak bisa membayar lunas. Maka
dengan melalui prosedur yang ada koperasi menarik agunannya. Jika agunannya berupa tanah, maka notaris membuat Akta Pelepasan Hak
Atas Tanah Dengan Ganti Rugi sehingga tanah tersebut kemudian bisa dilelang.
Universitas Sumatera Utara
Jika agunan tersebut merupakan benda bergerak, misalnya kenderaan bermotor, maka sebenarnya harus melalui apa yang disebut sebagai jaminan
fidusia. Tetapi, jika telah ada kesepakatan dari sidebitur macet bahwa
kenderaannya bisa ditarik, melalui kebijakan koperasi, kendaraan tersebut dapat ditarik.
Hal-hal diataslah yang merupakana tata cara penyelesaian kredit bermasalah yang dibuat oleh koperasi simpan pinjam dimana penulis melakukan
riset juga karena koperasi ini bekerjasama dengan notaris dimana riset dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan