Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

digunakan sebagai referensi data. Adapun penelitian lapangan ini umumnya diambil berupa data berupa hasil wawancara singkat dengan Notaris yang mempunyai kerjasama dalam hal pembuatan akta perjanjian kredit dengan koperasi simpan pinjam yang ada di kota Medan yaitu Notaris Abidin S. Panggabean, S.H., Sp.N., yang mempunyai kantor di Jalan Palang Merah nomor 82 dengan wilayah kerja seluruh kota Medan, serta mempunyai kerjasama dengan Koperasi Simpan Pinjam C.U. Rukun Damai, yang berkantor pusat di Jalan H. M. Joni nomor 73.

E. Keaslian Penulisan

Judul yang dipilih belum pernah ditulis maupun diteliti di Fakultas Hukum Sumatera Utara maupun di kantor notaris dan di koperasi yang akan dijadikan objek penelitian lapangan. Jika ada judul atau karya ilmiah yang mirip seperti judul diatas, bahwa sesungguhnya penulisan ini berbeda dari segi isi maupun hal-hal lain. Hal ini dikarenakan bahwa bahan-bahan yang digunakan ini merupakan referensi- referensi yang sungguh berbeda dari apa yang pernah ditulis yang mirip dengan penulisan ini. Dan juga, bahan-bahan yang dipakai merupakan karya-karya penulis lain yang juga ada di dalam media elektronik dan untuk memperkuatnya digunakan studi lapanagan hingga ke kantor notaris dan koperasi simpan pinjam yang berada di wilayah kota Medan yang hasilnya nanti berupa data-data yang berisikan form perjanjian yang dibuat oleh notaris, data-data yang mendukung yang diperoleh Universitas Sumatera Utara dari notaris tersebut dan juga data-data yang diperoleh dari koperasi simpan pinjam nantinya yang berhubungan dengan kredit maupun data terkait dengan itu selama beberapa tahun belakangan ini. Dengan semua penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka sesungguhnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F. Tinjauan Kepustakaan

Ada beberapa hal yang akan menjadi kajian pokok dalam hal peranan notaris dalam perjanjian. Berikut akan dijelaskan kajian pokok tersebut. Notaris sebagai pejabat pemerintah yang ditugaskan untuk membuat atau suruh perbuat surat-surat dari dan oleh pihak-pihak yang berkepentingan wajib memperhatikan hal-hal yang ada di dalam kode etik notaris. Memang, jika dilihat di dalam peraturan perundang-undangan dan khususnya kepada Undang-Undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, maka notaris mempunyai tugas-tugas salah satunya dalam hal pembuatan akta perjanjian. Namun di dalam pembuatan dan pengolahan data-data skripsi ini lebih difokuskan kepada peranan notaris di dalam pembuatan akta perjanjian. Akta secara defenitif mempunyai pengertian yaitu surat tanda bukti yang berisi pernyataan yang berupa ketarangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya yang resmi dan dibuat menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan disahkan Universitas Sumatera Utara oleh notaris atau pejabat lainnya yang berwenang untuk itu 10 10 Ibid, hal. 25 . Akta perjanjian yang akan dibuat oleh notaris adalah akta perjanjian yang sifatnya otentik. Akta Otentik maksudnya adalah bahwa akta yang dibuat sah secara hukum dan dapat dipercayai sebagai salah satu dasar hukum yang legal yang dirancang sesuai dengan bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang. Maka akta perjanjian yang dibuat dan disahkan oleh notaris ini merupakan alat bukti bagi seseorang yang dapat dibuktikan secara hukum kebenarannya. Secara umum, banyak perjanjian yang bisa dibuat oleh notaris. Aneka perjanjian - perjanjian itu dapat berupa perjanjian, jual beli, sewa menyewa, melakukan pekerjaan, hibah, penitipan barang, untung – untungan, pemberian kuasa, perdamaian, kredit, sewa beli, dan lain sebagainya. Tetapi, ruang lingkup dari perjanjian-perjanjian tersebut dipilihlah perjanjian kredit sebagai pokok pembahasan yang diinginkan. Kalau ditinjau dari segi tata bahasanya dimana dibahas mengenai akta, maka sekarang akan diberikan sedikit penjelasan mengenai kredit. Kredit, bila dilihat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai pengertian pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan mengatakan bahwa: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan; Universitas Sumatera Utara Maka, dari pengertian diatas ada defenisi yang dipahami mengenai makna kredit ini sendiri. Intinya adalah apabila ada seseorang yang ingin meminjam uang dari sebuah lembaga peminjam uang, pengembaliannya dilakukan dengan cara mengangsur dengan rentang waktu yang ditentukan. Penentuan waktu yang diberikan ini biasanya ditentukan oleh pihak kreditur. Tetapi, didalam koperasi, pihak debitur mempunyai peran juga dalam menentukan berapa lama waktu yang ingin dibuat oleh debitur dalam rangka membayar utang-utangnya. Maka, notaris disini mempunyai peran penting yaitu untuk membuat akta perjanjian yang berisikan tentang jumlah angsuran, jangka waktu, besarnya pinjaman, dan hal-hal yang perlu lainnya yang ditulis di dalam akta perjanjian kredit yang akan dibuat nanti. Akta Perjanjian Kredit inilah nantinya yang akan diteliti sebagai inti utama kemudian akan dilakukan pembahasan secara lebih mendalam. Sebagai seorang pejabat pemerintah, maka tentunya akta perjanjian kredit yang dibuat haruslah mempunyai syarat – syarat yang telah diuraikan dibagian awal bab ini. Hal ini penting dilakukan, karena di dalam pembuatan akta perjanjian kredit ini, para pihak yang nanti akan menaatinya menjadi tidak bingung dan ambigu dalam melaksanakan isi dari perjanjian ini . Begitu pula apabila selama pelaksanaan perjanjian ini, apabila ada kemacetan pembayaran, sejauh mana akta perjanjian kredit ini bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Universitas Sumatera Utara Disinilah tanggungjawab notaris dalam membuktikan kekuatan wewenang yang ada padanya. Maka, akta perjanjian kredit itu haruslah dibuat dengan tidak ada cacat cela, mempunyai format baku yang sah, dan mempunyai butir atau Pasal tentang penyelesaian perkara apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal-hal yang tidak diinginkan dalam perjanjian ini maksudnya adalah wanprestasi yang umumnya dilakukan oleh si debitur. Adapun beberapa wanprestasi yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Debitur tidak melakukan kesanggupan yang diamanatkan kepadanya; 2. Debitur melaksanakan apa yang telah diperjanjikan, tapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan; 3. Debitur melakukan apa yang diperjanjikan di dalam perjanjian, tetapi terlambat memenuhi kewajibannya; 4. Debitur melakukan sesuatu yang di dalam perjanjian tidak boleh dilakukan, dalam kata lain debitur melanggar larangan dalam perjanjian; 11 Maka untuk jenis wanprestasi yang dilakukan debitur diatas, haruslah diperbuat suatu sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukannya. Disinilah juga dituntut keahlian notaris dalam merancang sanksi-sanksi yang sesuai dan tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berlebihan bagi pihak yang lalai. Dalam hal pemilihan tempat dimana notaris membuat perjanjian kredit, maka dipilih tempat yang digunakan yaitu pada sebuah koperasi simpan pinjam dimana notaris yang bersangkutan ada mempunyai kerjasama dengna koperasi ini, 11 R. Subekti, Hukum Perjanjian, op. cit., hal 45 Universitas Sumatera Utara yaitu Koperasi Kredit C.U. Rukun Damai yang telah berdiri sejak tahun 1999 dengan nomor pendirian 394BHKDK.2.17VIII1999 oleh Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Pemilihan koperasi diatas karena dianggap koperasi ini nantinya selain koperasi ini mempunyai kerjasama dengan notaris yang dimaksud, juga akan dapat membantu dalam pemberian bahan-bahan hukum yang berguna. Dan lagi, di dalam koperasi ini juga diharapkan dapat menemukan peminjam atau debitur yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya.

G. Sistematika Penulisan