Tindak Kekerasan Seksual Kehidupan Anak di Lingkungan Pondok Pesantren.

Dihardik 18 18 2 2 9 9 29 29 71 71 100 100 Dibodoh- bodohi 7 7 - 3 3 10 10 90 90 100 100 Diberi Gelar 53 53 - - 53 53 47 47 100 100 Sumber data: Kuesioner pertanyaan no III.18 Klas dimana siswa berada juga berkaitan dengan jumlah tindak kekerasan psikis yang dialami oleh siswa. Siswa klas awal sering kali menjadi sasaran oleh para senior untuk diperlakukan secara tidak wajar karena dianggap masih yunior dan secara fisik juga masih kecil. Apabila dilihat dari klas dimana siswa berada, tindak kekerasan psikis kebanyakan dialami oleh siswa klas 8, 32 anak klas 8 mengaku pernah mengalami tindak kekerasan psikis, sementara hanya 2 anak klas 12 yang mengaku pernah mengalami tindak kekerasan psikis. Sejalan dengan klas dimana siswa berada, bila dilihat dari tingkat sekolah siswa sebagian besar siswa tingkat sekolah menengah pertama SMP sebanyak 83 mengaku pernah mengalami tindak kekerasan psikis. Siswa pada tingkat sekolah menengah atas SMA yang paling sedikit mengalami tindak kekerasan psikis. Hal ini merupakan gambaran yang dapat difahami karena siswa tingkat SMA sudah lebih dewasa dibandingkan dengan siswa SMP sehingga perlakuan terhadanya juga berbeda. Pengalaman hidup di pondok nampaknya juga berhubungan dengan perlakukan yang diterima oleh siswa. Siswa yang sudah berpengalaman hidup di pondok lebih dua kali ternyata lebih sedikit yang pernah mengalami tindak kekerasan psikis bila dibandingkan dengan siswa yang baru pertama kali hidup di pondok.

c. Tindak Kekerasan Seksual

Tindak kekerasan seksual juga ditemukan di lingkungan pondok pesantren meskipun jumlahnya tidak cukup besar, hanya 17 responden mengaku pernah mengalami tindak kekerasan seksual dan 83 responden lainnya mengaku tidak pernah mengalaminya. Bentuk tindak kekerasan yang dialami oleh siswa adalah diintip pada waktu mandi, dibuak rokcelana, dan diraba-raba Diantara pondok tempat lokasi penelitian dilakukan, kejadian tindak kekerasan seksual banyak dialami siswa di pondok pesantren Muhammad Natsir, 53 siswa mengaku pernah mengalami tindak kekerasan seksual. Kekerasan seksual dalam lingkungan pondok lebih banyak dialami oleh siswa perempuan dibandingkan laki-laki. Dari sejumlah tindak kekerasan seksual yang pernah dialami siswa, 70 yang mengalami adalah siswa perempuan. Perempuan dalam berbagai kesempatan dan kasus sering menjadi obyek seksual dibandingkan dengan laki-laki. Berbeda dengan siswa yang mengalami tindak kekerasan fisik dan psikis, siswa yang mengalami tindak kekerasan seksual lebih banyak dialami oleh siswa yang lebih tua usia. Siswa yang mengalami tindak kekerasan seksual kebanyakan berada pada usia 14 tahun dan 17 tahun. Kondisi ini barangkali dapat dijelaskan bahwa pada usia tersebut anak-nak sudah mulai terlihat adanya perubahan fisik dan dapat mempercantik diri sehingga lebih menarik dan banyak mendapat godaan. Sejalan dengan usia responden, tindak kekerasan seksual kebanyakan juga pernah dialami oleh sebagian besar siswa yang berada di klas 8, sedangkan yang paling sedikit mengalami tindak kekerasan seksual adalah siswa klas 10. Diantara siswa yang pernah mengalami tindak kekerasan seksual, siswa di lingkungan sekolah menengah pertama SMP berdasarkan pengakuan responden lebih banyak pernah mengalami tindak kekerasan seksual dibandingkan siswa di sekolah menengah atas SMA maupun di sekolah dasar SD. Demikian juga pengalaman tinggal di pondok yang masih minim barangkali menjadikan para siswa yang baru pertama kali tinggal di pondok menjadi sasaran tindak kekerasan seksual. Jumlah siswa yang pernah mengalami 33 tindak kekerasan seksual sebagian besar 76 dialami oleh siswa yang baru satu kali tinggal di pondok.

3.2. Aktor yang Terlibat dalam Tindak Kekerasan