Definisi Kontrol Diri Kontrol Diri

35 kita dipengaruhi oleh permintaan langsung orang lain. Hal tersebut merupakan suatu bentuk pengaruh yang disebut dengan pemenuhan keinginan. b. Acceptance Penerimaan 68 Acceptance adalah tindakan Konformitas dimana tingkah laku dan keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang ditemaninya. Dalam hal ini, individu melakukan suatu tingkah laku atas permintaan orang lain, sementara dalam Obedience, individu melakukan tingkah laku atas perintah orang lain. Obedience merupakan salah satu jenis dari pengaruh sosial, dimana seseorang menaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu karena adanya unsur kekuatan. Pada bentuk Acceptance, Konformitas terjadi karena kelompok menyediakan informasi penting yang dimiliki oleh individu.

C. Kontrol Diri

1. Definisi Kontrol Diri

Kontol Diri meupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungan. Selain itu juga, kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecendrungan menarik perhatian, 68 Ibid. 36 keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, dan menutupi perasaanya. 69 Calhoun dan Acoccella mendifinisikan Kontrol Diri Self Control sebagai pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang fisiknya, tingkah laku dan proses-proses dengan kata lain, sekelompok proses yang mengikat dirinya. Perkembangan kendali diri sangat penting untuk dapat bergaul dengan orang lain dan untuk mencapai tujuan pribadi. 70 Lebih lanjut Goldfried dan Merbaun mendefinisikan Kontrol Diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif. 71 Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang telah disusun untuk menigkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. Synder dan Gangestad mengatakan bahwa konsep mengenai Kontrol Diri langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara peribadi dengan lingkungan masyarakat dalam mengatur kesan masyarakat yang sesuai dengan isyarat situasional dalam bersikap dan berpendirian yang efektif. 72 Mahoney dan Thoresen dalam Rodert berpendapat Kontrol Diri merupakan jalinan yang secara utuh integrative yang dilakukan individu 69 M. Nur Ghufran, Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, h. 21-22 70 Hotpascaman, Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Konformitas Para Remaja, Skripsi USU: Repository USU, 2010, Avaible: Http:Repository.Usu.Ac.IdDf. 71 M. Nur Ghufran, Rini Risnawati , Loc.Cit, h.22. 72 Ibid. 37 terhadap lingkungannya. 73 Individu dengan kontrol diri tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperlakunya sesuai dengan permintaan situasi sosail yang kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat perilakunya lebih responsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar interaksi sosial, bersikap hangat dan tebuka. 74 Kemampuan mengkontrol diri berkembang sering dengan perkembangan usia. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari dirinya kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam hukuman, seperti yang dialami pada waktu anak-anak. 75 Kontrol Diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin tinggi kontrol diri semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku. 73 Zebua, A, Nurdjayadi, R, Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri, Jurnal Phronesis 3, 6, 2001, h.72-82. 74 M. Nur Ghufran, Rini Risnawati , Op.Cit, h.22 75 Developtment Psychology, A Life-Span Approach, Fifth Edition 1980. diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo, dengan judul Psikologi Pengembangan, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 2008, h. 214. 38

2. Aspek-aspek Kontrol Diri