Pemeriksaan fungsi kognitif Kognitif

17

2.1.4 Pemeriksaan fungsi kognitif

Pemeriksaan fungsi kognitif dapat dilakukan dengan beberapa instrumen, yang dapat membantu dalam penilaian status mental. Pemeriksaan ini dimulai dengan penilaian dasar seperti kesadaran, kemudian pemeriksaan fungsi kognitif dasar atensi dan bahasa dan diikuti dengan area fungsi yang lebih kompleks, seperti kalkulasi dan fungsi eksekutif Black and Strub, 2000. Pemeriksaan fungsi kognitif antara lain: 1. Mini Mental State Examination MMSE Pemeriksaan MMSE merupakan pemeriksaan yang dikembangkan pada tahun 1975 oleh Folstein dan sejak saat itu telah banyak digunakan secara luas sebagai skrining dalam pemeriksaan gangguan fungsi kognitif. Pemeriksaan MMSE mudah dilakukan dan menunjukkan reliabilitas yang baik Mitchell, 2009. Pada pemeriksaan MMSE terdapat beberapa domain yang diperiksa meliputi atensi, orientasi, memori, kalkulasi, memori jangka pendek, bahasa dan kemampuan konstruksi, hanya saja MMSE memiliki keterbatasan yaitu tidak memiliki penilaian untuk fungsi eksekutif dan visuospasial. Menggambar segi lima pada MMSE hanya meminta pasien untuk meniru gambar tersebut, tidak menilai kemampuan perencanaan Woodford, 2007. Mini Mental State Examination memiliki sensitivitas sebesar 86 dan spesifisitas sebesar 91. Total skor MMSE adalah 30, jika skor 24-30 dikategorikan normal, skor 17-24 disebut probable gangguan kognitif, dan skor 0-16 dikatakan definite gangguan kognitif Munshi et al., 2006. Pemeriksaan ini tidak sensitif untuk menilai adanya MCI, sehingga nilai normal pada MMSE tidak dapat menyingkirkan adanya suatu demensia. Pemeriksaan fungsi kognitif dengan menggunakan MMSE 18 harus dikombinasikan dengan metode pemeriksaan yang lebih lengkap Campbell, 2013. 2. Montreal Cognitive Assessment MoCA Montreal Cognitive Assessment MoCA merupakan pemeriksaan fungsi kognitif lengkap, tetapi memerlukan banyak waktu dan tidak semua klinisi dapat mengerjakannya. MoCA memerlukan waktu 10-15 menit dalam pengerjaannya. MoCA mampu menilai domain-domain kognitif seperti gangguan memori, kelancaran berbicara, visuospasial, clock drawing, fungsi eksekutif, kalkulasi, pemikiran abstrak, bahasa, orientasi, atensi, dan konsentrasi. Skor maksimal tes ini adalah 30, dimana nilai 26-30 dikatagorikan sebagai normal, sedangkan skor 26 digolongkan mengalami gangguan kognitif. Pada subyek yang memiliki masa pendidikan 12 tahun, ditambahkan 1 poin pada skor total. Pada validasi MoCA yang melibatkan 227 partisipan berbahasa Prancis dan Inggris, didapatkan sensitivitas sebesar 90 dan spesifitas sebesar 87 dalam mendeteksi MCI dibandingkan dengan normal Nasreddine dkk., 2005; Chertkow dkk, 2008. Pada studi validasi yang dilakukan di Kanada, MMSE mempunyai sensitivitas sebesar 17 dan spesivitas 100 untuk mendeteksi penderita dengan MCI, sedangkan MoCA mempunyai sensitivitas 83 dan spesivitas 50. Dalam mendeteksi dementia, MMSE mempunyai sensitivitas 25 dan spesifitas 100, sedangkan MoCA mempunyai sensitivitas 94 dan spesifitas 50 Smith, et.al., 2007. Tes validasi MoCA telah dilakukan di Indonesia, dari hasil penelitian ini didapatkan nilai kappa total diantara 2 dokter adalah 0,820. Didapatkan bahwa tes 19 MoCA versi Indonesia MoCA-Ina telah valid menurut kaidah validasi transkultural sehingga dapat digunakan baik oleh dokter ahli saraf maupun dokter umum Husein dkk., 2010. 2.2 Asam Urat 2.2.1 Metabolisme asam urat Asam urat adalah bahan normal dalam tubuh dan merupakan produk akhir dari metabolisme nukleotida purin, yaitu hasil degradasi purine nucleotide yang merupakan bahan penting dalam tubuh sebagai komponen dari asam nukleat dan penghasil energi dalam inti sel. Kadar normal asam urat dalam darah adalah 2-6 mgdL untuk perempuan dan 3-7,2 mgdL untuk laki-laki Putra, 2006. Urat, adalah bentuk anionik dari asam urat 2,6,8-trioxy-purine, predominan pada pH netral dan terdapat baik intraseluler dan dalam semua cairan tubuh. Pada manusia, kadar urat dalam darah tergantung pada diit purin, biosintesis urat, penggunaan obat-obatan uricosuric, uricostatic, dan uricolitic dan ekskresi urat. Urat merupakan konversi hypoxanthine menjadi xanthine yang disintesis oleh enzim xanthine oxidase Cipriani et al., 2010. Pada sebagian besar mamalia, urat akan dimetabolisme menjadi allantoin oleh urate oxidase UOx, suatu enzim di hati merubah asam urat menjadi allantoin yang pada hakekatnya akan menurunkan kadar asam urat serum Giorgi, et al., 2015. Pada manusia gen yang mengatur UOx tidak aktif sehingga mengakibatkan kadar asam urat serum lebih tinggi dibandingkan dengan mamalia lainnya. Kadar asam urat plasma