22
Tabel 2.1 Golongan obat-obat yang mempengaruhi kadar asam urat serum dan mekanisme kerjanya Ausiello et al., 2005
Golongan obat Mekanisme kerja
Uricosuric Benzbromarone
Penghambat URAT 1 Sulfinpyrazone
Penghambat URAT 1 Probenesid
Penghambat URAT 1 UricostaticXanthine oxidase inhibitor
Allopurinol Penghambat xanthine oxidase
Febuxostat Penghambat xanthine oxidase
Uricolitic Rasburicase
Oksidasi urat menjadi alantoin Pegloticase
Oksidasi urat menjadi alantoin
Pada keadaan normal, kebutuhan produksi dan eliminasi asam urat kurang lebih 700 mg. Kurang lebih sebanyak 30 dari kebutuhan asam urat berkurang di usus
karena bakteri uricolisis pada sistem pencernaan, sedangkan 70-nya atau kurang lebih 500 mg disekresikan melalui ginjal. Pada manusia, plasma urat secara bebas
mengalami filtrasi di glomerulus, namun komponen yang dieksresikan hanya 10 dari plasma asam urat Edwards, 2008.
2.2.2 Peranan asam urat
Asam urat telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Asam urat
merupakan antioksidan cair terbanyak pada manusia, yaitu 23 dari total antioksidan yang memiliki kemampuan menetralisir radikal bebas dalam plasma terutama
hidroksil, superoksida dan peroksinitrit. Asam urat mungkin memiliki kemampuan melindungi secara fisiologis dengan mencegah peroksidatif lipid. Kadar AUS dapat
23
meningkat pada keadaan tertentu seperti diet tinggi purin, konsumsi alkohol yang berlebihan, perubahan sel atau kematian sel pada neoplasma atau obat sitotoksik,
kelainan metabolisme purin karena faktor genetik, kelainan fungsi ginjal yang menyebabkan penurunan klirens asam urat, gangguan ekskresi asam urat yang
berhubungan dengan reabsorbsi natrium yang berlebihan pada beberapa kondisi seperti obesitas, resistensi insulin atau hiperinsulinemia, hipertensi, diet rendah natrium dan
terapi diuretik. Dalam berbagai organ dan pembuluh darah, konsentrasi lokal asam urat meningkat selama stres oksidatif akut dan iskemia serta peningkatan konsentrasinya
mungkin merupakan mekanisme kompensasi untuk memberikan efek perlindungan terhadap peningkatan aktivitas radikal bebas Squadrito et al., 2000; Strazzullo and
Apuig, 2007. Asam urat diketahui berfungsi sebagai antioksidan dan merupakan antioksidan
yang paling penting dalam serum dengan kontribusi hingga 60 dari seluruh aktivitas anti radikal bebas alam tubuh manusia Waring et al., 2000; Johnson et al., 2003. Urat
merupakan bentuk asam urat larut dalam darah yang dapat menangkap superoksida, radikal hidroksil, oksigen tunggal dan juga memiliki kemampuan untuk mengikat
logam-logam transisi Johnson et al., 2003. Asam urat dapat berinteraksi dengan peroxynitritite, yaitu suatu produk toksik yang terbentuk dari reaksi antara anion
superoksida dengan nitric oxide NO yang dapat merusak sel melalui proses nitrosilasi residu protein tirosin dan membentuk donor NO yang stabil sehingga menyebabkan
vasodilatasi dan meminimalkan kerusakan oksidatif yang diinduksi oleh peroxynitrite Waring et al., 2000.
24
Asam urat mempunyai peranan sebagai antioksidan yang signifikan, namun pada kondisi tertentu asam urat dapat menyebabkan kerusakan jaringan baik secara
langsung maupun tidak langsung Waring et al., 2000. Peranan asam urat sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler telah banyak diteliti. Asam urat merangsang
produksi sitokin dari lekosit dan kemokin dari otot polos pembuluh darah, merangsang perlekatan granulosit pada endotelium, adesi platelet, dan pelepasan radikal bebas
peroksida dan superoksida serta memicu stres oksidatif. Dari data tersebut diduga terdapat peranan potensial asam urat atau xanthine oxidase dalam proses terjadinya
disfungsi endotel pada kejadian kardiovaskular. Pada kondisi tertentu, asam urat dapat bersifat prooksidatif yaitu apabila
antioksidan lain berada pada tingkat rendah Johnson et al., 2003. Asam urat dapat merangsang oksidasi Low Density Lipoprotein LDL in vitro yang merupakan langkah
kunci dalam progresivitas aterosklerosis. Asam urat dapat menyebabkan kerusakan sel endotel yang diperkirakan melalui aktivasi leukosit dan terdapat korelasi yang
konsisten antara peningkatan konsentrasi asam urat dengan tanda inflamasi dalam sirkulasi Culleton et al., 2006.
Sejumlah penyakit telah dikaitkan baik dengan kadar asam urat tinggi hiperurisemia dan kadar asam urat rendah hipourisemia. Peningkatan kadar asam
urat berkontribusi terhadap terjadinya artritis gout dimana kristal urat menumpuk sehingga menimbulkan peradangan pada sendi dan batu ginjal. Selain itu, hipertensi,
miokard infark, gagal jantung kongestif, stroke dan penyakit ginjal semuanya telah berkorelasi dengan kadar asam urat tinggi. Di sisi lain sklerosis multipel dan neuritis
25
optika telah dikaitkan dengan tingkat asam urat serum lebih rendah. Namun, masih belum jelas apakah perubahan kadar asam urat adalah penyebab atau konsekuensi dari
penyakit-penyakit ini Cipriani et al., 2010. Asam urat memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kematian yang
dikarenakan oleh infrak miokard dan gangguan kardiovaskular lainnya Fang and Alderman, 2000; Bos et al., 2006. Terdapat beberapa teori mengenai mekanisme untuk
hal ini, antara lain stimulasi proliferasi sel otot polos vaskular yang dipicu oleh asam urat, sifat inflamatori dari asam urat yang dapat larut, dan efek langsung asam urat
terhadap fungsi endotelial dengan mengganggu produksi nitrit oksida Fang dan Alderman, 2000; Johnson et al., 2003. Namun, sebagai antioksidan alami, asam urat
juga memiliki peranan penting akan kapasitas antioksidatif plasma. Sifat ini dapat menurunkan stres oksidatif dan dapat melindungi terhadap efek radikal bebas Euser
et al., 2009. Banyak penelitian mengenai kadar asam urat serum yang menghubungkan dengan penyakit neurodegeneratif lain seperti parkinson dan demensia, namun hasil
dari penelitian-penelitian observasional ini saling bertentangan satu sama lain Al- khateeb et al., 2015.
2.3 Asam Urat dan Gangguan Fungsi Kognitif