25
optika  telah  dikaitkan  dengan  tingkat  asam  urat  serum  lebih  rendah.  Namun,  masih belum jelas apakah perubahan kadar asam urat adalah penyebab atau konsekuensi dari
penyakit-penyakit ini Cipriani et al., 2010. Asam  urat  memiliki  hubungan  dengan  peningkatan  risiko  kematian  yang
dikarenakan  oleh  infrak  miokard  dan  gangguan  kardiovaskular  lainnya  Fang  and Alderman, 2000; Bos et al., 2006. Terdapat beberapa teori mengenai mekanisme untuk
hal ini, antara lain stimulasi proliferasi sel otot polos vaskular yang dipicu oleh asam urat,  sifat  inflamatori  dari  asam  urat  yang  dapat  larut,  dan  efek  langsung  asam  urat
terhadap  fungsi  endotelial  dengan  mengganggu  produksi  nitrit  oksida  Fang  dan Alderman, 2000; Johnson et al., 2003. Namun, sebagai antioksidan alami, asam urat
juga  memiliki  peranan  penting  akan  kapasitas  antioksidatif  plasma.  Sifat  ini  dapat menurunkan stres oksidatif dan dapat melindungi terhadap efek radikal bebas  Euser
et al., 2009. Banyak penelitian mengenai kadar asam urat serum yang menghubungkan dengan  penyakit  neurodegeneratif lain  seperti  parkinson  dan  demensia,  namun  hasil
dari  penelitian-penelitian  observasional  ini  saling  bertentangan  satu  sama  lain  Al- khateeb et al., 2015.
2.3 Asam Urat dan Gangguan Fungsi Kognitif
Asam  urat  memiliki efek  kontradiktif  terhadap  gangguan  fungsi  kognitif  dan beberapa  bukti  menunjukkan  bahwa  asam  urat  dapat  memberikan  proteksi  pada
penyakit-penyakit  neurologis.  Gangguan  fungsi  kognitif  merupakan  disfungsi
26
neurodegeneratif  sistem  saraf  pusat  yang  memiliki  hubungan  dengan  stres  oksidatif serta patologi vaskular Al-khateeb et al., 2015.
Stres  oksidatif  didefinisikan  sebagai  gangguan  keseimbangan  antara pembentukan  prooksidan  dan  antioksidan  yang  mengakibatkan  kerusakan  jaringan.
Jaringan  otak  memiliki  kerentanan  yang  tinggi  terhadap  stres  oksidatif  dikarenakan jaringan  tersebut  memiliki  tingkat  konsumsi  oksigen  yang  tinggi,  kandungan
antioksidan yang rendah, dan memiliki kandungan asam lemak tak jenuh ganda pada membran  sel  Al-khateeb et  al.,  2015.  Proses  pembentukan  oksidan  secara alamiah
terjadi selama transpor elektron mitokondria dan pada fase awal terjadi hipoksia dan iskemia, sehingga dapat mengakibatkan pembentukan oksidan yang selanjutnya dapat
merusak jaringan Warner et al., 2004. Reaksi  akhir  dalam  pembentukan  asam  urat  adalah  konversi  hypoxanthine
menjadi  xanthine  dan  xanthine  mendati  asam  urat  yang  dikatalisasi  oleh  enzim xanthine  oxidoreductase  XOR.    Enzim  ini  ada  dalam  dua  bentuk,  yaitu  xanthine
dehydrogenase XDH dan xanthine oxidase XO. Pada kondisi fisiologis, enzim ini biasanya ditemukan dalam bentuk dehydrogenase,  yang kadar tertingginya ada pada
hati dan usus. XDH memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap nicotinamide adenin dinucleotide  NAD
+
dibandingkan  dengan  oksigen  sebagai  aseptor  elektron  ketika mengkatalisasi hypoxanthine dan xanthine menjadi asam urat. Pada kondisi iskemik,
ATP  akan  didegradasi  menjadi  adenin  dan  xanthine,  pada  saat  bersamaan  terjadi peningkatan  konversi  XDH  menjadi  XO.  Hal  ini  mengakibatkan  XO  menggunakan
molekul  oksigen  daripada  NAD
+
selama  terjadi  reperfusi,  sehingga  menyebabkan
27
pembentukan radikal bebas anion superoksida O
2 -
gambar 2.3.  Anion superoksida dapat membentuk hidrogen peroksida melalui aktivitas dismutase superoksida dengan
melibatkan ion  logam.  Pembentukan  hidrogen  peroksida  ini  akan  terjadi  oleh  reaksi tipe feton Glantzounis et al., 2005.
Gambar 2.3 Peran xanthine oxidoreductase XOR pada iskemia-reperfusi dan efek proteksi asam urat terhadap radikal bebas CO
3 .-
dan NO
2 .
yang merupakan reaksi dari peroksinitrit ONOO
-
dengan karbon dioksida CO
2
Glantzounis et al., 2005
28
Gangguan  fungsi  kognitif  yang  paling  sering  terjadi  pada  lansia  disebabkan oleh penyakit alzheimer. Kolesterol memainkan peranan penting dimana dapat memicu
peningkatan  produksi  amiloid-beta,  yang  merupakan  komponen  utama  plak  amiloid pada pasien PA. Peranan kolesterol yang meningkat terhadap PA belumlah sepenuhnya
dipahami.  Penelitian  Framingham  menunjukkan  bahwa  tingkat  rata-rata  awal  dan jangka-panjang serum kolesterol total tidak memiliki hubungan dengan risiko insiden
PA Al-khateeb et al., 2015. Pemahaman saat ini tentang patogenesis PA masih terbatas, namun bukti dari
beberapa  penelitian  yang  sudah  dilakukan  menunjukkan  bahwa  perkembangan  PA memiliki  kaitan  dengan  stres  oksidatif  dan  deposisi  beta-amyloid.  Asam  urat  dapat
berperan  sebagai  antioksidan  dan  dapat  mengurangi  stres  oksidatif.  Asam  urat merupakan semacam zat anti peroksinitrit ONOO
-
yang kuat Hong et al., 2015. Beberapa  hipotesis  menjelaskan  perkembangan  dan  kemunculan  penyakit
Alzheimer,  yang  mencakup  hipotesis  kaskade  amiloid  dan  hipotesis  kaskade mitokondria.  Hipotesis  kaskade  amiloid  berasumsi  bahwa  penyakit  Alzheimer
merupakan  amiloidosis  primer  yang  berasal  dari  proses  amyloid  precursor  protein APP  yang  berubah  yang  memicu  produksi  beta-amiloid.  Hipotesis  kaskade
mitokondria menyatakan bahwa hampir dari seluruh PA merupakan suatu amiloidosis sekunder yang diakibatkan karena disfungsi mitokondria. Disfungsi mitokondria otak
dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme aerobik dan anaerobik dan dapat memicu  berbagai  respons  selular,  termasuk  fosforilasi  protein  tau.  Amiloidosis
memfasilitasi  perubahan  ini  sehingga  terjadi  neurodegenerasi.  Selain  itu,  beberapa
29
variasi  apolipoprotein  E  APOE  dapat  mempengaruhi  transport  kolesterol  dan mempengaruhi amiloidosis. Fragmen APOE juga berakumulasi di dalam mitokondria
dan mempengaruhi fungsinya Hong et al., 2015. Asam  urat  dapat  menghambat  superoksida  dengan  mencegah  terjadinya
degradasi enzim extracellular superoxide dismutase SOD yaitu enzim yang berperan penting  dalam  mempertahankan  fungsi  endotel.  Enzim  SOD  merupakan  enzim
ekstraseluler  yang  mengalkalisasi  reaksi  anion  superoxide  O2
-
menjadi  hydrogen peroxide  H2O2.  Pembuangan  anion  superoxide  O2
-
oleh  SOD  dapat  mencegah reaksi  dan  inaktivasi  anion  superoxide  O2
-
oleh  NO  sehingga  menghambat pembentukan  peroksinitrit.  Hal  ini  membantu  mempertahankan  konsentrasi  NO  dan
fungsi endotel dengan baik Waring et al., 2000; Johnson et al., 2003. Asam  urat  juga  dapat  mencegah  terjadinya  kerusakan  oksidatif  melalui
kemampuannya  untuk  mengikat  besi  dan  menghambat  oksidasi  askorbat  dengan demikian  akan  menurunkan  produksi  radikal-radikal  bebas.  Dengan  demikian,
konsentrasi  asam  urat  yang  menurun  akan  menurunkan  kemampuan  tubuh  untuk mencegah peroksinitrit dan radikal-radikal bebas lainnya Al-khateeb et al., 2015.
Beberapa  penelitian  menunjukkan  bahwa  asam  urat  dapat  menjaga  fungsi mitokondria. Efek neuroprotektif yang serupa terlihat pada beberapa penelitian yang
mengkaji  tentang  penyakit  Parkinson  dan  model  hewan  yang  mengidap  multipel sklerosis. Asam urat ditemukan berkaitan dengan perbaikan DNA yang rusak karena
radikal  bebas  pada  penyakit  Parkinson,  sehingga  kemungkinan  asam  urat  dapat
30
memberikan efek neuroprotektif yang sama  pada penyakit Alzheimer atau demensia lain yang berkaitan Hong et al., 2015.
Gambar 2.4 Mekanisme selular neuroprotektif oleh urat. Cipriani et al., 2010
Kerusakan  oksidatif  merupakan  kontributor  utama  proses  neurodegeneratif pada  lansia.  Pada  lansia  terjadi  penurunan  tingkat  aktivitas  enzim  antioksidan  dan
peningkatan  biomarker  stres  oksidatif.  Peningkatan  stres  oksidatif,  disfungsi mitokondria,  kerusakan  DNA,  peroksidasi  lipid  dan  agregasi  protein  yang  umum
terjadi pada jaringan otak lansia. Urat dapat mempengaruhi dan menonaktifkan ROS
31
reactive  oxygen  species  dan  RNS  reactive  nitrogen  species  dalam  sel  karena memiliki  ion  logam  sifat  kompleks.  Reactive  oxygen  species  dan  reactive  nitrogen
species  menginduksi  perusakan  asam  nukleat,  protein  misalnya,  yang  dibutuhkan untuk metabolisme energi mitokondria dan lipid misalnya membran plasma, yang
berpotensi menghasilkan ekspresi gen, metabolisme energi disfungsional dan integritas membran  yang  merupakan  ciri  khas  neurodegeneratif.  Melalui  mekanisme  langsung
dan tidak langsung, urat dapat mengurangi kerusakan oksidatif dan nitrosatif neuron akibat stres metabolik neuron yang terjadi pada lansia Gambar 2.4 Heberman et al.,
2007; Guerreiro et al., 2009; Cipriani et al., 2010. Peran asam urat terhadap laju kemunculan PA belum jelas. Beberapa penelitian
yang meneliti AUS telah mengidentifikasi bahwa pada penderita PA dan mild cognitive impairment MCI memiliki kadar konsentrasi AUS yang relatif rendah dibandingkan
dengan individu yang sehat di kelompok kontrol, namun ada juga penelitian yang tidak menemukan  perbedaan  tersebut  Al-khateeb  et  al.,  2015.  Beberapa  penelitian  yang
berhubungan  dengan  asam  urat  dan  gangguan  fungsi  kognitif  ditampilkan  dengan Tabel 2.2 pada lampiran 6.
Penelitian  oleh  Al-khateeb  et  al.,  bahwa  kadar  AUS  lebih  rendah  pada  PA dibandingkan  dengan  subyek  kontrol  mendukung  hipotesis  yang  menyatakan  stres
oksidatif memiliki peranan penting dalam patogenesis PA dan hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian  sebelumnya.  Terdapat  banyak  bukti  yang  menunjukkan  bahwa
kadar  asam  urat  yang  rendah  memiliki  hubungan  dengan  perkembangan  dan  laju berbagai macam penyakit seperti  multipel sklerosis, parkinson dan PA. Individu yang
32
memiliki kadar UA serum  yang rendah akan tidak mampu untuk menangkal radikal bebas, dimana dapat menyebabkan terjadinya inflamasi dan kerusakan jaringan. Di sisi
lain, inflamasi yang terjadi membutuhkan asam urat untuk menangkal radikal-radikal bebas yang berlebihan, sehingga akan menurunkan kadar asam urat Al-khateeb et al.,
2015. Diantara  penanda  dari  penurunan  kognitif  yang  berkaitan  dengan  usia,  asam
urat adalah penanda yang kontroversial karena asam urat memiliki sifat antioksidan, namun  peningkatan  asam  urat  juga  memiliki  kaitan  dengan  beberapa  penyakit  yang
dapat  memicu  munculnya  gangguan  kognitif.  Penanda-penanda  tersebut  memainkan peranan kunci dalam diagnosis dini dan penanganan demensia. Pengukuran asam urat
serum  mudah  dilakukan,  akurat,  dan  tidak  bersifat  invasif,  dengan  demikian  hal  ini dapat merepresentasikan penanda biologis GFK pada lansia Al-khateeb et al., 2015.
33
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Asam  urat  berfungsi  sebagai  antioksidan  yang  penting  dalam  tubuh,  yaitu memiliki  kemampuan  menetralisir  radikal  bebas  dalam  plasma  sehingga  dapat
menurunkan  stres  oksidatif.  Asam  urat  merupakan  konversi  hypoxanthine  menjadi xanthine yang disintesis oleh enzim  xanthine oxidase dan guanine menjadi xanthine
yang disintesis guanine deaminase. Pada  manusia,  kadar  asam  urat  tergantung  oleh  beberapa  faktor,  antara  lain
gangguan biosintesis asam urat, penggunaan obat-obatan uricostatic, urikosuric dan uricolitic,  diit  purin,  dan  gangguan  reabsorbsi  asam  urat.  Dalam  keadaan  normal
terdapat keseimbangan antara pembentukan nukleotida purin serta kemampuan ginjal dalam  mengekskresikan  asam  urat.  Pada  individu  dengan  diet  rendah  purin  akan
menyebabkan  penurunan  pembentukan  nukleotida  purin  diantaranya  adenosine  dan guanosine. Penggunaan obat-obatan, yaitu uricostatic atau xanthine oxidase inhibitor
seperti  alopurinol  dapat  menyebabkan  penurunan  aktivitas  enzim  xanthine  oxidase yang berfungsi untuk mensintesis hypoxanthine menjadi xanthine.  Obat-obat golongan
uricosuric  seperti  benzbromarone,  sulphinpyrazone,  dan  probenesid  bekerja menghambat  URAT-1  sehingga  mengakibatkan  reabsorpsi  urat  menurun.  Obat-obat
golongan uricolitic seperti rasburicase dan pegloticase bekerja dengan mengaktifkan