Instrumen Tes Instrumen Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diambil dari hasil pretes dan postes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari skala sikap dan lembar observasi.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes pada penelitian ini adalah berupa serentetan pertanyaan secara tertulis. Tes hasil belajar ini terdiri dari dua bagian, yaitu pretes untuk mengukur kemampuan awal subjek penelitian, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dan postest yang digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa terhadap materi simetri lipat pada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengukur validitas isi soal yang dibuat, sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Selain validitas isi, konsultasi juga dilakukan untuk mengetahui adanya validitas muka dalam arti bentuk soal dalam tes hasil belajar yang digunakan memang tepat untuk diberikan kepada subjek penelitian. Setelah validitas isi dan validitas muka terpenuhi, maka terbentuklah soal tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini yang berjumlah 3 butir soal uraian. Selanjutnya untuk mengukur ketepatan dan keajegan reliabilitas instrumen tes tersebut, maka dilakukan uji coba instrumen kepada siswa kelas V Lima SD yang telah memperoleh pembelajaran mengenai simetri lipat sebelumnya. Uji coba instrumen tes hasil belajar siswa akan dilakukan kepada siswa kelas V SDN Sukalerang II dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa dan SDN Babakan dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa. Penjelasan mengenai uji coba instrumen yang dilakukan akan dijelaskan dalam teknik pengolahan data tes hasil belajar dan hasil uji coba instrumennya berikut ini. a. Validitas Instrumen Untuk menentukan tingkat kriteria validitas instrumen ini, maka digunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini dihitung dengan product moment raw score dari Pearson Suherman dan Sukjaya, 1990: 154 dengan formula sebagai berikut. = Keterangan: = koefisien korelasi n = banyaknya subjek testi = variabel 1 = variabel 2 Formula di atas digunakan untuk menghitung validitas soal secara keseluruhan. Sementara itu, untuk mengetahui validitas masing-masing butir soal masih menggunakan product moment raw score, tetapi variabel untuk jumlah skor soal yang dimaksud dan variabel untuk skor total soal tes hasil belajar. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi koefisien validitas menurut Guilford Suherman dan Sukjaya 1990: 147 berikut ini. Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas Koefisien korelasi Interpretasi 0,80 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 0,80 Validitas tinggi 0,40 0,60 Validitas sedang 0,20 0,40 Validitas rendah 0,20 Tidak valid Hasil uji coba menunjukan bahwa secara keseluruhan, soal yang digunakan dalam penelitian ini koefisien korelasinya mencapai 0,77 yang berarti validitas instrumen tes kemampuam pemahaman pada penelitian ini tinggi berdasarkan Tabel 3.1. perhitungan validitas hasil ujicoba instrumen terlampir. Sementara itu, validitas instrumen tes kemampuan pemahaman masing-masing soal dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Validitas Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar b. Reliabilitas Instrumen Menurut Maulana, 2009: 45, “Istilah reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya”. Untuk mengukur reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha Suherman dan Sukjaya, 1990: 195 sebagai berikut. = Keterangan: n = banyak butir soal item s i 2 = jumlah varians skor setiap item s t 2 = varians skor total Guilford Suherman dan Sukjaya, 1990: 177 menyatakan bahwa kriteria untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut yang disajikan pada tabel di bawah ini. No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi 1a 0,54 Validitas Sedang 1b 0,54 Validitas Sedang 1c 0,21 Validitas Rendah 2a 0,36 Validitas Rendah 2b 0,45 Validitas Sedang 2c 0,62 Validitas Tinggi 2d 0,46 Validitas Sedang 3a 0,67 Validitas Tinggi 3b 0,52 Validitas Sedang 3c 0,56 Validitas Sedang 3d 0,40 Validitas Rendah Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Koefisien korelasi Interpretasi 0,80 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 0,40 Reliabilitas rendah 0,20 Reliabilitas sangat rendah Berdasarkan Tabel 3.3, hasil uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian mencapai kriteria realibilitas sangat tinggi dengan nilai perolehan koefisien korelasi realibilitas mencapai 0,96. perhitungan realibilitas hasil uji coba terlampir. c. Tingkat Kesukaran “Tingkat kesukaran adalah derajat kesukaran suatu butir soal yang dinyatakan dengan bilangan” Suherman dan Sukjaya, 1990: 212. Untuk mengetahui tingkat atau indeks kesukaran setiap butir soal, digunakan rumus berikut Suherman dan Sukjaya, 1990: 213. IK = Keterangan: IK = Tingkatindeks kesukaran = Rata-rata skor setiap butir soal SMI = Skor maksimum ideal Indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil penghitungan dengan menggunakan formula di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut Suherman dan Sukjaya, 1990: 213: Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Koefisien korelasi Interpretasi IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 0,30 Sukar 0,30 0,70 Sedang 0,70 1,00 Mudah 1,00 Terlalu mudah Berikut ini merupakan data tingkat kesukaran hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman yang dilakukan. Tabel 3.5 Analisis Tingkat Kesukaran Nomor soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1a 0,94 Mudah 1b 0,94 Mudah 1c 0,94 Mudah 2a 0,66 Sedang 2b 0,53 Sedang 2c 0,69 Sedang 2d 0,56 Sedang 3a 0,47 Sedang 3b 0,34 Sedang 3c 0,50 Sedang 3d 0,38 Sedang d. Daya Pembeda Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut ini DP = Keterangan: DP = Daya pembeda A = Rata-rata skor kelompok atas B = Rata-rata skor kelompok bawah SMI = Skor maksimum ideal Selanjutnya daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda bisa dilihat pada table 3.6 sebagai berikut Suherman dan Sukjaya, 1990: 202: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien korelasi Interpretasi DP 0,00 Sangat jelek 0,00 0,20 Jelek 0,20 0,40 Cukup 0,40 0,70 Baik 0,70 1,00 Sangat baik Berikut ini merupakan data daya pembeda hasil uji coba instrumen tes kemempuan pemahaman yang dilakukan. Tabel 3.7 Daya Pembeda Butir Soal No Soal Daya Pembeda Interpretasi 1a 0,25 Cukup 1b 0,25 Cukup 1c 0,13 Jelek 2a 0,25 Cukup 2b 0,50 Baik 2c 0,88 Sangat Baik 2d 0,75 Sangat Baik 3a 0,75 Sangat Baik 3b 0,75 Sangat Baik 3c 0,75 Sangat Baik 3d 0,63 Baik Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh hasil pada Tabel 3.7 menggambarkan 27,3 memiliki daya pembeda cukup, 18,8 memiliki daya pembeda baik, 45,5 memiliki daya pembeda sangat baik dan 8,4 memiliki daya pembeda jelek. Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Butir Soal No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat kesukaran Keterangan Koef isien Interpretasi Nilai DP Interpretasi Nilai IK Interpretasi 1a 0,54 Validitas Sedang 0,25 Cukup 0,94 Mudah Digunakan 1b 0,54 Validitas Sedang 0,25 Cukup 0,94 Mudah Digunakan 1c 0,21 Validitas Rendah 0,13 Jelek 0,94 Mudah Tidak 2a 0,36 Validitas Rendah 0,25 Cukup 0,66 Sedang Tidak 2b 0,45 Validitas Sedang 0,50 Baik 0,53 Sedang Digunakan 2c 0,62 Validitas Tinggi 0,88 Sangat Baik 0,69 Sedang Digunakan 2d 0,46 Validitas Sedang 0,75 Sangat Baik 0,56 Sedang Digunakan 3a 0,67 Validitas Tinggi 0,75 Sangat Baik 0,47 Sedang Digunakan 3b 0,52 Validitas Sedang 0,75 Sangat Baik 0,34 Sedang Digunakan 3c 0,56 Validitas Sedang 0,75 Sangat Baik 0,50 Sedang Digunakan 3d 0,40 Validitas Sedang 0,63 Baik 0,38 Sedang Tidak

2. Instrumen Non Tes

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ckareo I dan SDN Cikareo II di Kabupaten Sumedang).

0 0 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatimulya II dan SDN Jatimulya III Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 34

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA. (Penelitian eksperimen terhadap kelas V SDN I Muara dan Kelas V SDN II Muara Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon).

0 2 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Padasuka II dan SDN Padamulya di Kabupaten Sumedang).

0 0 40

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI PUTAR (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang).

0 0 44

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 54

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PENGARUH MEDIA PIZZA PAPER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Margasuka I, SDN Kebonseureuh, dan SDN Tenjonagara di Kabupaten Sumedang).

0 2 55

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Karangwuni I melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw II.

0 0 2