Instrumen Non Tes Instrumen Penelitian

Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Butir Soal No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat kesukaran Keterangan Koef isien Interpretasi Nilai DP Interpretasi Nilai IK Interpretasi 1a 0,54 Validitas Sedang 0,25 Cukup 0,94 Mudah Digunakan 1b 0,54 Validitas Sedang 0,25 Cukup 0,94 Mudah Digunakan 1c 0,21 Validitas Rendah 0,13 Jelek 0,94 Mudah Tidak 2a 0,36 Validitas Rendah 0,25 Cukup 0,66 Sedang Tidak 2b 0,45 Validitas Sedang 0,50 Baik 0,53 Sedang Digunakan 2c 0,62 Validitas Tinggi 0,88 Sangat Baik 0,69 Sedang Digunakan 2d 0,46 Validitas Sedang 0,75 Sangat Baik 0,56 Sedang Digunakan 3a 0,67 Validitas Tinggi 0,75 Sangat Baik 0,47 Sedang Digunakan 3b 0,52 Validitas Sedang 0,75 Sangat Baik 0,34 Sedang Digunakan 3c 0,56 Validitas Sedang 0,75 Sangat Baik 0,50 Sedang Digunakan 3d 0,40 Validitas Sedang 0,63 Baik 0,38 Sedang Tidak

2. Instrumen Non Tes

a. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan rekaman data atau informasi mengenai prosedur kegiatan pembelajaran untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan. Melalui lembar observasi dapat diperoleh data tentang tingkah laku siswa dan guru pada saat proses kegiatan belajar mengajar. Serta lembar observasi di sesuaikan dengan pendekatan dan tahap pembelajaran yang digunakan. Maulana 2009: 35, mengungkapkan “Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan”. Observasi yang dilakukan adalah terhadap kinerja guru mulai dari tahapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga evaluasi yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Pada observasi kinerja guru diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek checklist. Aspek yang diukur dalam observasi kinerja guru ini terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek perencanaan pembelajaran yang terdiri dari lima kegiatan, aspek pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari sembilan kegiatan, dan yang terakhir adalah aspek evaluasi pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan format observasi kinerja guru terlampir. Setiap kegiatan diukur dengan skor pada rentang 1 –4 dengan deskriptor yang telah disusun berdasarkan pengembangan dari IPKG 2 instrumen penilaian kinerja guru tahap pelaksanaan yang dibuat oleh UPI. Skor yang telah diberikan untuk masing-masing kegiatan dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk nilai dengan ukuran sangat baik A, baik B, cukup C, atau kurang D. Lebih jelasnya tafsiran jumlah perolehan skor observasi kinerja guru adalah sebagai berikut ini. 1 Sangat Baik SB = indikator yang muncul 81 - 100 2 Baik B = indikator yang muncul 61 - 80 3 Cukup C = indikator yang muncul 41 - 60 4 Kurang K = indikator yang muncul 21 - 40 5 Sangat Kurang SK = indikator yang muncul 0 - 20 b. Pedoman Wawancara Menurut Ruseffendi Maulana, 2009, “Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data yang sering digunakan, dalam hal ini kita ingin mengorek sesuatu yang tidak terungkapkan oleh cara lainnya”. Alat yang digunakan untuk melakukan wawancara adalah berupa lembar pedoman wawancara yang terdiri dari lembar wawancara untuk siswa dan lembar wawancara untuk guru. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi simetri lipat. Dalam tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan bertatap muka secara langsung kepada responden atau subjek yang diteliti yaitu guru dan siswa. c. Catatan Lapangan Teknik pengumpulan data lain yang digunakan adalah catatan lapangan. Menurut Bogdan dan Biklen Moleong, 2002: 153, “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dam refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa serta berbagai kejadian yang dianggap penting yang tidak direncanakan dan tidak dapat teramati pada pedoman observasi. d. Skala Sikap Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur tingkat minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala sikap Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Skala sikap ini terdiri dari 15 butir pernyataan mengenai minat dan motivasi siswa terhadap pe mbelajaran matematika. Siswa harus membubuhkan tanda cek √ pada salah satu kolom isian SS, S, TS, dan STS. Pengolahan hasil dari pengisian skala sikap ini yakni dengan menjumlahkan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap masing-masing butir pernyataan.

E. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ckareo I dan SDN Cikareo II di Kabupaten Sumedang).

0 0 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatimulya II dan SDN Jatimulya III Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 34

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA. (Penelitian eksperimen terhadap kelas V SDN I Muara dan Kelas V SDN II Muara Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon).

0 2 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Padasuka II dan SDN Padamulya di Kabupaten Sumedang).

0 0 40

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI PUTAR (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang).

0 0 44

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 54

PENGARUH PERMAINAN BILBAKCAGAM TERHADAP TES HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Gunungsari I dan SDN Ranjikulon II di Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 37

PENGARUH MEDIA PIZZA PAPER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Margasuka I, SDN Kebonseureuh, dan SDN Tenjonagara di Kabupaten Sumedang).

0 2 55

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Karangwuni I melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw II.

0 0 2