Konflik Sosial Landasan Teori .1 Sosiologi Sastra

9 sosiologi yang dapat menopang analisis sosiologis adalah teori-teori yang dapat menjelaskan hakikat fakta-fakta sosial, sedangkan karya sastra sebagai sistem komunikasi berkaitan dengan aspek-aspek ekstrinsik seperti: kelompok sosial, kelas sosial, stratifikasi sosial, institusi sosial, sistem sosial, interaksi sosial, konflik sosial, kesadaran sosial, mobilitas sosial, dan sebagainya Ratna, 2003: 18.Dengan mempergunakan pendekatan sosiologi sastra, dapat dipahami bagaimana tokoh-tokoh dalam novel Seteguk Air Zam- Zam karya Maulana Syamsuri berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya.

2.2.2 Konflik Sosial

Teori konflik adalah salah satu perspektif dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha menaklukkan kepentingan yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya. Teori konflik sosial memandang antar-elemen sosial memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda. Perbedaan kepentingan dan pandangan tersebutlah yang memicu terjadinya konflik sosial yang berujung saling mengalahkan, melenyapkan, memusnahkan di antara elemen tersebut. Konflik sosial tidak hanya berakar dari ketidakpuasan batin, kecemburuan, iri hati, kebencian, masalah perut, masalah tanah, tempat tinggal, pekerjaan, uang, dan juga kekuasan tetapi emosi manusia sesaat pun dapat memicu terjadinya konflik sosial Setiadi dan Kolip, 2011: 347. Universitas Sumatera Utara 10 Manusia adalah makhluk konfliktis homo conflictus, yaitu makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, baik pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak, dan persaingan yang disebabkan adanya persinggungan dan pergerakan sebagai aspek tindakan sosial. Konflik terbagi atas beberapa macam, yaitu konflik antarorang interpersonal conflict, konflik antarkelompok intergroup conflict, konflik antara kelompok dengan negara vertical conflict, dan konflik antarnegara interstate conflict Susan, 2009: 4-5. Pruitt dan Rubin 2004 dalam bukunya yang berjudul Teori Konflik Sosial, memberikan perhatian utama pada konflik yang terjadi antara dua pihak. Dengan tetap disertai kesadaran bahwa konflik dapat terjadi pada berbagai macam keadaan dan tingkat kompleksitas. Mereka beranggapan bahwa kebanyakan penelitian yang relevan mengenai konflik sosial dilakukan di laboratorium, dan biasanya mengenai konflik dua pihak. Konflik merupakan gejala sosial yang selalu mewarnai kehidupan sosial, sehingga bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Terdapat beberapa bentuk konflik sebagai salah satu gejala sosial masyarakat, yaitu konflik gender, konflik rasial dan antarsuku, konflik antar-umat agama, konflik antargolongan, konflik kepentingan, konflik antarpribadi, konflik antarkelas sosial, dan konflik antarnegarabangsa. Setiadi dan Kolip, 2011: 347. Konflik sosial pertentangan sosial merupakan salah satu bentuk proses sosial yang disosiatif selain persaingan competition dan kontraversi Universitas Sumatera Utara 11 contravention akibat adanya perbedaan-perbedaan tertentu dalam masyarakat maupun pribadi, seperti akibat perbedaan ras, suku bangsa, agama, bahasa, adat-istiadat, golongan politik, pandangan hidup, profesi, dan budaya lainnya Ahmadi, 2007: 291. Dilihat dari segi bentuknya, konflik sosial mempunyai beberapa bentuk, yaitu konflik pribadi, konflik kelompok, konflik antar-kelas sosial, konflik rasial, konflik politik, dan konflik budaya Ahmadi, 2007: 295. Beberapa pendapat di atas menyatakan berbagai macam bentuk konflik sosial, tetapi jika dilihat dari pengklasifikasian mengenai bentuk konflik sosial, maka terdapat beberapa persamaan pendapat antara Setiadi dan Kolip dengan Ahmadi. Mereka sama-sama menyatakan bahwa konflik sosial memiliki beberapa bentuk, yaitu konflik pribadi antarpribadi, konflik antar- kelas sosial, dan konflik rasial.Penelitian ini lebih cenderung mempergunakan pendapat yang dikemukakan oleh Setiadi dan Kolip untuk meneliti konflik sosial yang terdapat dalam novel Seteguk Air Zam-Zam karya Maulana Syamsuri.

2.3 Tinjauan Pustaka