Insiden Perubahan Patologi atau Patofisiologis

b.Gerakan Ekstensi Penggerak gerakan ekstensi adalah otot-otot quadriceps yang terdiri dari empat otot rectus femoris, vastus medialis, vastus lateralis dan vastus intermedius . Lingkup gerak sendi pada saat ekstensi berkisar antara 5 hyprerxtrensi atau 0 selain itu pada gerakan flexion dan extention adalah terletak diatas permukaan sendi yaitu melewati condylus femoris. Kapanji, 1987. Dilihat dari segi anthrokinematika, pada permukaan femur cembung konvek bergerak maka gerakan sliding dan rolling berlawanan arah. Saat gerak flexi femur rolling kearah belakang dan sleddingnya ke belakang. Dan pada permukaan tibia cekung konkaf bergerak, flexi ataupun extensi menuju ke depan atau ventral. Mudatsir, 2006

C. Patologi

Mekanisme terjadinya fraktur dapat terjadi akibat : 1 Peristiwa trauma tunggal, 2 Tekanan yang berulang ulang, 3 Kelemahan abnormal pada tulang dalam kasus fraktur femur sepertiga distal dekstra kemungkinan mekanisme terjadinya fraktur ada dua cara, yaitu kareana trauma maupun kecelakaan langsung yang mengenai tungkai atas pada batang femur, sehigga mengakibatkan perubahan pasisi pada fragmen tulang Bloch, 1986.

5. Insiden

Dimana kecelakaan lalulintas merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya trauma rata-rata setiap penduduk 60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami trauma dan 50 memerlukan tindakan medis 3,6, juta 12 membutuhkan perwatan di rumah sakit. Di dapatkan 300 ribu orang diantaranya menderita kecacatan yang menetap 1 dari 8,7 juta orang, menderita kecacatan sementara 30. Sedang di indonesia tercatat kurang lebih 12 ribu orang pertahunnya mengalami kecelakaan lalu lintas, dilihat dari banyaknya kecelakaan sebagai akibat adanya kematian adalah kondisi patah tulang atau fraktur Rasjad, 1998.

6. Perubahan Patologi atau Patofisiologis

Tulang bersifat terlalu rapuh, namun cukup mepunyai kekutaan dan daya tahan pegas untuk menahan tekanan tulang, yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan sekitarnya. Fraktur ini suatu permasalahan yang komplek karena pada fraktur tersebut tidak ditemui luka terbuka sehingga dalam mereposisi fraktur tersebut perlu pertimbangan dengan fiksasi yang baik, agar tidak timbul komplikasi selama reposisi. Penggunan fiksasi yang tepat yaitu dengan internal fiksasi jenis plate and screw. Dilakukan operasi terhadap tulang ini bertujuan mengembalikan posisi tulang yang patah kenormal atau tulang pada posisi sejajar sehingga akan terjadi suatu proses penyambungan tulang Appley, 1995. Stadium penyembuhan fraktur yang melalui beberapa tahapan antara lain dapat dilihat pada tabel: Tabel 2.5 Tahap-tahap atau proses penyembuhan tulang Appley, 1995. Hematoma Proliferasi kalsifikasi Konsolidasi Remodeling Tulang Tulang patah mengenai pembuluh darah Terbentuknya hematoma disekitar perpatahan Hematoma dibentuk dari jaringan lunak disekitarnya Permukaan tulang yang patah tidak mendapatkan suplay Berlangsung selama 24 jam setelah terjadi perpatahan Sel-sel periosteum dan endosteum paling menonjol pada tahap poliferasi Poliferasi dari sel- sel periosteum yang menutupi fraktur, sel- sel ini merupakan tempat tumbuhnya osteoblas akan melepaskan unsur- unsur intraseluler dan kemudian menjadi fragmen lain Berlangsung selama 3-4 hari Jaringan seluler yang keluar dari masing–masing fragmen yang sudah matang Sel-sel memberi perlengkapan untuk osteoblas condroblas membentuk callus yang belum masak dan membentuk jendolan. Adanya rigiditas pada fraktur Berlangsung selama 6-12 minggu. Callus yang belum masak akan membentuk callus berlangsung bertahap dan berubah-ubah. Adanya aktifitas osteoblas menjadi tulang yang lebih kuat dan massa strukturnya belapis – lapis Berlangsung selama 12-14 minggu Tulang menyambung baik dari luar maupun dari dalam canalis medularis Osteoblas mengabsorbsi pembentukan tulang yang lebih. Tulang ekstravasi untuk sembuh berlangsung selama 24 minggu sampai 1 tahun.

7. Tanda dan Gejala

Dokumen yang terkait

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Post Operasi Fraktur Femur Dextra 1/3 Tengah Dengan Pemasangan Plate And Screws Di RS Orthopedi Prof Dr. Soeharso Surakarta.

0 1 16

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH DENGAN Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Post Operasi Fraktur Femur Dextra 1/3 Tengah Dengan Pemasangan Plate And Screws Di RS Orthopedi Prof Dr. Soeharso Surakarta.

0 1 15

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR TIBIA 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSOP DR.SOEHARSO SURAKARTA.

0 2 5

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR TIBIA 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSOP DR.SOEHARSO SURAKARTA.

0 3 5

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA.

0 0 7

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA.

0 1 7

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OREF FRAKTUR TIBIA 1/3 DISTAL PROKSIMAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW.

0 1 5

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO. PROF DR. R SOEHARSO SURAKARTA.

0 0 8

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA.

0 0 7

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PASCA OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW Penatalaksanaan Fisioterapi Pasca Operasi Pemasangan Plate And Screw Pada Fraktur Femur Dextra 1/3 Distal Di Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

0 0 14