62
BAB IV KASUS ALBERTO FUJIMORI MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
A. Latar Belakang Kasus Alberto Fujimori
Kasus Alberto Fujimori merupakan salah satu kasus yang unik dalam dunia internasional dimana Alberto Fujimori merupakan orang ketiga keturunan Asia Timur
yang memimpin sebuah negara di Amerika Selatan. Lahir pada 28 Juli 1938 di Miraflores, Lima dengan nama Alberto Keinya Fujimori tepat pada Hari
Kemerdekaan Peru dari seorang ayah bernama Satomi Kataoka Naoichi Fujimori dan seorang ibu bernama Matsue Inomoto de Fujimori. Kedua orang tua Alberto Fujimori
beremigrasi empat tahun sebelumnya dari kota Shijayama, Jepang menuju Peru. Pada awal masa kepindahannya, kedua orang tua Alberto Fujimori bekerja di bidang
pertanian. Saat itu adalah masa yang sulit bagi 17.000 anggota komunitas Jepang- Peru yang sering menghadapi permusuhan rasial dimana selama perang dunia kedua,
Peru mengirimkan hampir 1.800 orang dari ekstraksi Jepang banyak dari mereka kelahiran dan asli warga negara Peru ke Amerika Serikat sebagai interniran.
Alberto Fujimori dan kedua saudara perempuannya dibesarkan di La Victoria, sebuah distrik kelas pekerja di Lima, dan bersekolah di sekolah umum. Pada tahun
1956, Alberto Fujimori mencapai nilai tertinggi pada ujian untuk masuk sekolah bergengsi di Peru: La Molina National Agrarian University. Kemudian, ia lulus
dengan nilai tertinggi dari program teknik pertanian pada tahun 1961. Tahun berikutnya, ia kembali ke La Molina sebagai guru besar di bidang matematika.
Universitas Sumatera Utara
Alberto Fujimori menerima pelatihan pasca-sarjana di University of Strasbourg di Perancis dan di Amerika Serikat, mendapatkan gelar master dalam matematika dari
University of Wisconsin di Madison pada tahun 1969. Ia dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh universitas-universitas di Glebloux di Belgia dan San Martin de
Porres di Peru. Kemudian, Alberto Fujimori menikah pada tahun 1974 dengan
seorang insinyur sipil Susana Higuchi dan memiliki empat anak.
Dua tahun sebelum pemilihan umum pada tahun 1990, Alberto Fujimori dan beberapa tokoh profesional politik independen dan pengusaha mendirikan Cambio
90 Change 90, sebuah gerakan yang akan dijadikan sebagai kendaraan untuk partisipasi mereka dalam pemilu. Sementara itu, demi meningkatkan visibilitas
publiknya, Alberto Fujimori menggunakan sebuah program radio bernama Getting Together yang ditujukan untuk urusan publik. Dalam program tersebut, ia
menunjukkan kesadaran tentang isu-isu penting dan kemampuan penting untuk mendorong pemahaman di antara para tamu dengan pandangan yang bertentangan
dengannya. Oleh karena
kesibukannya di dunia pendidikan, Alberto Fujimori banyak bepergian di Peru dan luar negeri, sehingga Fujimori fasih berbicara Spanyol, Jepang, Inggris, Perancis, dan
Jerman. Pada tahun 1984, tak lama setelah menjadi dekan Faculty of Sciences di La Molina, Alberto Fujimori terpilih menjadi rektor untuk masa jabatan lima tahun.
Kemudian, para rektor dari 30 perguruan tinggi nasional Peru lainnya memilih Alberto Fujimori penjadi presiden dewan mereka untuk periode 1987-1989.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa bulan sebelum pemungutan suara, novelis Mario Vargas Llosa, yang telah dikenal secara internasional, mewakili Front koalisi konservatif Fredemo
Demokrat, sangat difavoritkan menang. Ia tampak sangat mungkin untuk mengalahkan penantangnya, terutama golongan kiri dan mencapai perolehan 50
persen suara yang diperlukan untuk pemilihan langsung di putaran pertama pemungutan suara yang diadakan pada 8 April. Namun, Mario Vargas Llosa
membuat takut banyak warga negara dengan rencananya untuk menyerang defisit anggaran yang besar dan inflasi 3.500 persen dengan kebijakannya yang dinamakan
shock therapy, termasuk penghapusan subsidi untuk makanan pokok dan bahan bakar. Dalam pemilihan umum putaran kedua, Alberto Fujimori menuduh bahwa
kebijakan shock theraphy milik Mario Vargas Llosa akan menempatkan beban terlalu besar pada warga Peru yang miskin. Dia berjanji akan memberikan
penyembuhan bertahap untuk penyakit-penyakit ekonomi bangsa. Alberto Fujimori juga mengkritik lawannya dengan menekankan pada solusi militer untuk masalah
gerilya dan obat-obatan. Pada hari pemilihan, Alberto Fujimori memenangkan sebagian besar suara
yang berasal dari kandidat yang telah tersingkir di putaran pertama, mengumpulkan 56,5 persen dari total suara sehingga menyisakan 34 persen untuk Mario Vargas
Llosa. Para analis mencatat bahwa anggota elit Peru berkulit putih dan kelas menengah lebih memilih Mario Vargas Llosa, sementara Alberto Fujimori disukai
oleh kelas pekerja warga keturunan India. Meskipun dirinya seorang Katolik Roma,
Universitas Sumatera Utara
Fujimori mendapat dukungan krusial dari komunitas kecil Kristen Evangelis, yang anggotanya rata-rata adalah misionaris dari pintu ke pintu.
Presiden Alberto Fujimori diresmikan pada tanggal 28 Juli 1990. Dalam pidato pelantikannya, Alberto Fujimori menegaskan bahwa ia telah mewarisi
bencana dari pendahulunya, Alan Garcia Perez. Pada masa pemerintahannya, Alberto Fujimori menerapkan program radikal reformasi pasar bebas, menghapus
subsidi, privatisasi BUMN dan mengurangi peran negara di hampir semua bidang perekonomian. Hal tersebut menyebabkan harga-harga sembako meningkat dua kali
lipat dan tiga kali lipat dalam semalam, sementara biaya bensin meningkat hampir 30 kali lipat. Kerusuhan terjadi di seluruh negeri, dan federasi buruh utama Peru
menggelar pemogokan umum. Popularitas Fujimori anjlok seiring dengan menurunnya daya beli warga sipil. Tapi tingkat spiral inflasi melambat,
memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan program-program lainnya untuk pemulihan ekonomi. Fujimori melakukan kudeta, menghapuskan konstitusi Peru,
Kongres, dan Mahkamah Agung, di tengah-tengah pernyataan dirinya menjadi seorang diktator, Alberto Fujimori bersikeras bahwa kepemimpinannya adalah dalam
lingkup demokrasi. Pada bulan Desember 1996, Peru dan Alberto Fujimori kembali menjadi pusat
perhatian ketika ratusan tamu asing disandera di rumah duta besar Jepang oleh kelompok bersenjata dari gerilyawan pemberontak Marxis MRTA.
50
50
“Profile Alberto Fujimori”, sebagaimana dimuat dalam
Selama
http:www.bbc.comnewsworld-latin- america-16097439, diakses pada 25 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
penyanderaan yang berlangsung selama berbulan-bulan, seluruh dunia menunggu langkah yang dibuat oleh pemerintahan Alberto Fujimori. Penyanderaan tersebut
berakhir pada 22 April 1997 ketika pasukan komando menyerbu rumah duta besar Jepang, dan penyergapan tersebut membebaskan semua sandera yang tersisa serta
membunuh 14 gerilyawan lainnya. Selain itu, Alberto Fujimori juga menangani para pemberontak sayap kiri yang telah melakukan pemberontakan selama 10 tahun serta
menyebabkan ribuan kematian.
Pada tanggal 16 September 2000, Alberto Fujimori mengumumkan akan menjalankan pemilihan baru dimana dia tidak akan menjadi kandidat. Hal ini
dikarenakan dirinya yang terlibat kasus penyuapan yang melibatkan pembantunya. Alberto Fujimori juga menonaktifkan Badan Intelijen Nasional, yang kepalanya,
Vladimiro Montesinos, dituduh menawarkan suap kepada seorang anggota kongres oposisi. Beberapa jam sebelum pengumuman tersebut, organisasi negara-negara
Pada Tahun 2000, Alberto Fujimori gagal memenangkan suara mayoritas dalam pemilihan presiden, yang berarti ia harus
menghadapi kandidat lainnya, Alejandro Toledo, dalam pemilihan umum putaran kedua yang diselenggarakan di awal Juli. Namun, Alberto Fujimori harus mendapat
tekanan dari dunia internasional karena kemenangannya yang aneh di pemilihan ulang dimana ia berhasil memperoleh kemenangan 51 persen suara. Pihak oposisi
menuduhnya menggunakan jasa intelijen yang dipimpin oleh Vladimiros Montesinos untuk mengintimidasi dan memata-matai saingan. Meskipun ia memenangkan
pemilihan umum tersebut di tengah tuduhan bahwa ia melakukan kecurangan, masa jabatannya yang ketiga merupakan awal mula dari kejatuhannya.
Universitas Sumatera Utara
Amerika telah mengeluarkan permintaan dimana meminta Alberto Fujimori menangguhkan Montesinos dan pejabat lain yang diduga terkait dengan skandal
tersebut. Permintaan itu memperingatkan bahwa jika Fujimori tidak menepati janjinya, upaya rekonsiliasi dengan oposisi akan rusak. Hal ini makin diperburuk
dengan munculnya ke permukaan sebuah video yang menunjukkan Montesinos tampak menyuap seorang anggota parlemen oposisi untuk bergabung dengan partai
yang dikuasai Alberto Fujimori. Oleh karena kasus tersebut, Vladimiro Montesinos lari mencari suaka ke Panama. Setidaknya 10 anggota parlemen meninggalkan jajaran
politik Alberto Fujimori karena skandal itu. Pada tanggal 3 Oktober 2000, kekuatan oposisi menyetujui rencana Fujimori bahwa ia akan tetap berkuasa sampai Juli 2001,
dengan mengesampingkan suatu pemerintahan transisi mengambil kendali sebelum pemilihan khusus diadakan. Perjanjian tersebut akhirnya disetujui oleh kongres.
Pada tanggal 20 November 2000, dikarenakan kemarahan pendukung terkuatnya, Alberto Fujimori mengundurkan diri sebagai presiden Peru melalui surat
yang dikirim dari Kedutaan Besar Peru di Tokyo, Jepang usai mengikuti pertemuan APEC di Brunei Darussalam
51
51
“Alberto Fujimori”, sebagaimana dimuat dalam
. Pada tanggal 26 November , Fujimori menegaskan bahwa dia tidak bersalah dari tuduhan korupsi. Selain membantah tuduhan bahwa dia
menyalahgunakan kedudukannya untuk memperoleh kekayaan terlarang, ia juga mengatakan berencana untuk tinggal di Jepang untuk mengasingkan diri, yang tidak
memiliki perjanjian ekstradisi dengan Peru, dan telah meminta pemerintah untuk
http:id.wikipedia.orgwikiAlberto_Fujimori, diakses pada 26 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
membiarkan ia tinggal di sana.
52
Untuk pendukungnya, Alberto Fujimori adalah presiden yang menyelamatkan Peru dari kejahatan terorisme dan keruntuhan ekonomi. Sedangkan, untuk lawan-
lawannya, dia adalah seseorang otoriter yang tidak mengindahkan institusi demokrasi negara itu dalam rangka melestarikan kedudukannya pada kekuasaan.
Pada November 2005, ia terbang ke Chili, hanya untuk ditangkap atas permintaan pemerintah Peru yang menginginkan agar Alberto
Fujimori menghadapi pengadilan di Peru dalam tuntutan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi, seusai menyatakan dirinya akan mengikuti pemilihan Presiden
Peru pada 2006. Alberto Fujimori kemudian diekstradisi ke Peru untuk menghadapi dakwaan kriminal pada September 2007. Dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi
hukuman enam tahun penjara pada bulan Desember 2007 atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, serta penghapusan video sensitif dan kaset audio dari
rumah Vladimiros Montesinos itu. Pada bulan April 2009, hakim memutuskan Alberto Fujimori bersalah atas pembunuhan skuad dalam dua insiden yang dikenal
sebagai La Cantuta dan Barrios Altos, dan penculikan wartawan dan pengusaha. Atas putusan tersebut, Alberto Fujimori divonis 25 tahun penjara.
53
52
“Alberto Fujimori”, sebagaimana dimuat dalam http:profil.merdeka.commancanegaraaalbert
o-fujimori, diakses pada 25 Juni 2014
53
“Profile Alberto Fujimori”, Loc. Cit.
Universitas Sumatera Utara
B. Penolakan Ekstradisi Alberto Fujimori oleh Jepang Ditinjau dari Hukum