Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Soal
1 1b
0,519 Valid
2 2b
0,589 Valid
3 3b
0,441 Valid
4 4b
0,340 Valid
5 5b
0,693 Valid
6 6b
0,217 Tidak Valid
7 7b
0,632 Valid
8 1k
0,414 Valid
9 2k
0,511 Valid
10 3k
0,043 Tidak Valid
11 4k
0,664 Valid
12 5k
0,163 Tidak Valid
13 6k
0,101 Tidak Valid
14 7k
0,496 Valid
Catatan: r
tabel
α = 5 = 0,334 dengan n = 35
b. Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan konsistensi suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten.
Untuk mencari reliabilitas butir soal tes berbentuk uraian menggunakan rumus yang dikenal dengan rumus Alpha Suherman, 2003: 154, yaitu:
∑
dengan, = koefisien reliabilitas
= banyak butir soal item ∑
= jumlah varians skor setiap item = varians skor total
Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi yang diperoleh akan
dibandingkan dengan nilai kritis nilai korelasi pada tabel R, dengan tes
dikatakan reliabel apabila memenuhi . Dengan menggunakan
software ANATES ver 4.0.7, maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,72 dengan
nilai sebesar 0,334 pada
dengan n = 35.
Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan penalaran yang akan digunakan reliabel, sehingga tes tersebut
memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan.
c. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawaban benar dengan
yang tidak dapat menjawab soal tersebut Suherman dan Kusumah, 1990: 199. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang siswa
yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, sedangkan siswa kelompok rendah tidak dapat menyelesaikan soal tersebut dengan baik. Untuk menentukan daya
pembeda digunakan rumus Suherman, 2003: 160, yaitu:
A B
A
JS JB
JB DP
dengan, DP
= daya pembeda JB
A
= jumlah benar untuk kelompok atas JB
B
= jumlah benar untuk kelompok bawah JS
A
= jumlah siswa kelompok atas Selanjutnya Suherman, 2003: 161 mengemukakan hasil perhitungan daya
pembeda yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 3.7
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda Besarnya DP
Interpretasi
DP ≤ 0,00
Sangat Jelek 0,00 DP
≤ 0,20 Jelek
0,20 DP ≤ 0,40
Cukup 0,40 DP
≤ 0,70 Baik
0,70 DP ≤ 1,00
Sangat Baik Karena data dalam uji tes kemampuan penalaran sebanyak 35 siswa maka
pengambilan sampel untuk analisis daya pembeda sebesar 27 siswa untuk kelompok atas dan 27 siswa untuk kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda
Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menggunakan software ANATES ver 4.0.7, dan diperoleh hasil pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda Soal Kemampuan Penalaran Matematis No. Urut No. Kode
Soal DP
Interpretasi
1 1b
0,33 Cukup
2 2b
0,44 Baik
3 3b
0,22 Cukup
4 4b
0,15 Jelek
5 5b
0,64 Baik
6 6b
0,22 Cukup
7 7b
0,55 Baik
8 1k
0,24 Cukup
9 2k
0,20 Jelek
10 3k
0,08 Jelek
11 4k
0,77 Sangat Baik
12 5k
0,08 Jelek
13 6k
0,66 Baik
14 7k
0,40 Cukup
d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal