27
Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian
tidak dikelompokkan secara acak. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Langkah awal dalam
menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan memilih sekolah, kemudian memilih dua kelas yang ditinjau dari kemampuan akademiknya, dimana dua kelas
tersebut memiliki kemampuan yang setara. Untuk memperkuat kesetaraan kemampuan kedua kelas tersebut, dilakukan uji statistik. Kelas pertama akan
mendapatkan kelas eksperimen pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking
, sedangkan kelas kedua kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan cara konvensional. Desain eksperimen dalam penelitian ini menurut
Ruseffendi 2010: 53 dapat digambarkan sebagai berikut: Pretes
Perlakuan Postes
O X
O O
O dengan,
O = soal pretes, postes pada kelompok eksperimen dan kontrol X = perlakuan dengan menggunakan pendekatan Metaphorical Thinking.
Pada desain ini setiap kelompok diberikan pretes O kemampuan penalaran dan diakhir penelitian diukur dengan postes O, dan untuk mengukur disposisi
matematis akan diberikan skala disposisi sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran menggunakan pendekatan
metaphorical thinking terhadap kemampuan penalaran dan disposisi matematis
siswa.
B. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII di salah satu SMP di Jakarta Timur pada tahun 20122013. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini
Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
adalah siswa kelas VIII sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan desain yang digunakan adalah dua kelas pada tingkat VIII di salah satu SMP
tersebut. Alasan dipilihnya kelas VIII dalam penelitian ini, pertama dikarenakan siswa kelas VIII telah diasumsikan memiliki pengetahuan matematika yang cukup
serta siap dalam pemberian soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir secara deduktif. Kedua, siswa kelas VIII diasumsikan telah cukup dewasa sehingga
memiliki tanggung jawab dalam belajar. Ketiga, siswa kelas VIII lebih memungkinkan untuk diteliti dikarenakan kegiatan belajar tidak terlalu diganggu
dengan aktivitas-aktivitas pendidikan seperti persiapan serta pelaksanaan ujian nasional. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling , yaitu teknik pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan
tertentu Sugiyono, 2012: 124. Terdapat enam buah kelas VIII yang akan dipilih dua kelas yang memiliki
kemampuan yang sama. Untuk mengetahui dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian didasarkan pada nilai UAS semester ganjil, seperti yang terlihat pada
tabel di bawah ini. Tabel 3.1
Rata-Rata UAS Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 20122013
Berdasarkan tabel 3.1 terlihat kelas VIII-3 dan VIII-5 memiliki kemampuan yang hampir sama. Untuk memperkuat kesetaraan tersebut dilakukan uji statistik.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui data kelas VIII-3 dan VIII-5 berdistribusi secara normal dan memiliki varians yang homogen, maka dilakukan uji t-
independent . Perhitungan selengkapanya dapat dilihat pada Lampiran B.1. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2
Hasil Uji Mann-Whitney Rata-Rata UAS Kelas VIII-3 dan VIII-5
t df
Sig. 2-tailed
0,600 70
0,550 VIII-1
VIII-2 VIII-3
VIII-4 VIII-5
VIII-6 Rata-rata UAS
72,22 80,29
78,54 79,17
78,19 87,21
Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dengan memilih 5, maka dari tabel 3.2 terlihat bahwa nilai signifikasi α,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang tidak berbeda. Dengan demikian, penelitian ini berangkat dari kedua
kelompok yang memiliki kemampuan yang sama. Selanjutnya ditentukan kelas VIII- 3 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen. Selain
berdasarkan kemampuan yang sama, alasan lain memilih kedua kelas tersebut adalah jam pelajaran matematika pada kedua kelas tersebut pada jam 1-2 dan jam
3-4, sehingga kemampuan siswa menerima pelajaran dalam kondisi yang sama. Selanjutnya, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dikelompokkan
berdasarkan pada hasil KAM dengan Penilaian Acuan Patokan PAP. Pengelompokan tersebut akan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kemampuan
siswa tinggi, sedang, dan rendah, berdasarkan pada nilai rata-rata ulangan harian siswa
dan deviasi standar Arikunto, 2012: 299. Pengelompokan ini dilakukan agar semua jenjang kemampuan siswa terwakili. Kriteria
pengelompokkan adalah sebagai berikut: ̅ Kelompok KAM tinggi
̅ ̅ Kelompok KAM sedang ̅ Kelompok KAM rendah
Keterangan: : nilai rata-rata ulangan harian
̅ : rata-rata dari nilai rata-rata ulangan harian kedua kelas : simpangan baku nilai rata-rata ulangan harian kedua kelas
: konstanta Berdasarkan kriteria tersebut dipilih nilai konstanta sebesar 0,25, hal ini dilakukan
agar sebaran kemampuan awal matematika tersebar secara seimbang. Hasil pengelompokan dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Pengelompokan Berdasarkan KAM Kelas Kontrol
VIII-3 Kelas Eksperimen
VIII-5 KAM Tinggi
11 11
KAM Sedang 10
11
Nurbaiti Widyasari, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan
Metaphorical Thinking Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
KAM Rendah
15 14
C. Variabel Penelitian