Kadar Karbon Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

banyak bahan anorganik dibandingkan bagian anatomi tanaman lainnya. Persentase rataan kadar zat terbang dan kadar abu pada pelepah dan daun yang besar menjadikan kadar karbon pada batang menjadi lebih tinggi dibandingkan bagian anatomi tanaman lainnya.

4. Kadar Karbon

Kadar karbon contoh uji merupakan hasil pengurangan 100 terhadap kadar zat terbang dan kadar abu. Berdasarkan hasil perhitungan kadar karbon diketahui bahwa pada setiap bagian anatomi sawit memiliki persentase rataan kadar karbon yang berbeda-beda seperti pada Tabel 9. Kadar karbon terbesar terdapat pada bagian batang dengan persentase rataan sebesar 24,63. Persentase rataan kadar karbon pada bagian pelepah sebesar 21,19. Sedangkan persentase rataan kadar karbon terkecil terdapat pada bagian daun yaitu sebesar 18,23 Tabel 9. Tabel 9. Variasi Rata-Rata Kadar Karbon Sampel Tebang Pada Berbagai Anatomi Tanaman Sawit Elaeis guineensis Jacq. No. Sampel Tebang Kadar Karbon Batang Pelepah Daun 1 1 24,58 21,08 17,76 2 2 25,01 20,63 18,32 3 3 24,30 21,85 18,61 Rataan 24,63 21,19 18,23 Batang memiliki kadar karbon yang terbesar karena pada masa pertumbuhan dan masa produktif, tanaman sawit menyerap karbon melalui daun dalam proses fotosintesis dan hasilnya langsung disebar ke seluruh bagian tanaman yang lain. Bagian tanaman yang mampu menyimpan lebih banyak adalah pada bagian batang. Sedangkan daun umumnya tersusun oleh banyak rongga stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas sehingga kurang padat dan tidak banyak menyimpan karbon. Tingginya kadar karbon pada bagian batang disebabkan karena unsur karbon. Menurut Limbong 2009 unsur karbon merupakan bahan organik penyusun dinding sel-sel batang. Dinding sel batang secara umum tersusun oleh selulosa, lignin, dan bahan ekstraktif yang sebagian besar tersusun atas unsur karbon. Kadar karbon bagian batang sawit penting dalam menduga potensi karbon tanaman dan banyak digunakan sebagai dasar perhitungan dalam pendugaan karbon. Ini erat hubungannya dengan dimensi diameter Dbh sebagai indikator penting dalam kegiatan pengukuran dan perencanaan hutan. Gambar 6. Persentase Rata-Rata Kadar Karbon Sampel Tebang Pada Berbagai Anatomi Tanaman Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq. Variasi kadar karbon berdasarkan variasi diameter dan umur tanaman, adanya korelasi positif antara pertambahan diameter dan umur tanaman dengan pertambahan kadar karbon. Demikian juga terdapat variasi kadar karbon pada setiap bagian anatomi tanaman sawit dimana bagian pangkal memiliki kadar karbon yang paling besar dan semakin ke atas bagian ujung batang akan semakin kecil. Fenomena ini cenderung sama dengan kandungan bahan organik dan biomassa tanaman, variasi ini sangat dipengaruhi oleh berat jenis, kerapatan kayu, dan kadar air pada setiap bagian jaringan tanaman. Batang 24,63 Pelepah 21,19 Daun 18,23 Selain itu, dilakukan pengujian beda nyata kadar karbon antara bagian-bagian tanaman sawit yang disajikan pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa kadar karbon yang dihasilkan pada batang utama dengan pelepah, batang utama dengan daun, serta pelepah dengan daun berbeda satu terhadap yang lain. Tabel 10. Hasil Uji Beda Rata-Rata Kadar Karbon Pada Berbagai Anatomi Tanaman Sawit Elaeis guineensis Jacq. Berdasarkan Uji One Way Anova Tukey HSD Beda Rata-Rata Signifikansi Tukey HSD Batang Pelepah 3,444 0,0003 Daun 6,398 0,000009 Pelepah Batang -3,444 0,0003 Daun 2,954 0,0007 Daun Batang -6,398 0,000009 Pelepah -2,954 0,0007 Keterangan: : Berbeda sangat nyata P 0.05 pada selang kepercayaan 95 Perbedaan kadar karbon antar bagian-bagian tanaman sawit dapat dilihat dari nilai sig. P 0,05, yaitu pada selang kepercayaan 95. Selain itu, lebih jelas Tabel 10 menyajikan nilai beda rata-rata mean difference antar setiap bagian tanaman sawit yang diuji. Beda rata-rata kadar karbon antara batang dengan daun jauh lebih besar dibandingkan antara batang dengan pelepah. Berdasarkan cara tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar karbon antara ketiga sampel yang diuji. Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Kusuma 2009 yang menyatakan bahwa rata-rata kadar karbon pada setiap bagian tanaman berbeda-beda. Rata-rata karbon tertinggi terdapat pada pangkal batang sebesar 61,62. Demikian pula halnya dengan penelitian Febrina 2012 yang menyatakan bahwa kadar karbon terbesar terdapat pada bagian batang sebesar 63,49.

5. Berat Kering Biomassa

Dokumen yang terkait

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

0 0 12

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

0 0 2

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

0 0 5

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

0 0 18

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

0 0 4

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

0 0 6

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

0 0 29

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

0 0 12