Pembahasan Latihan KasusTugas Modul Indonesia SMP KK B Bagian 1 Profesional
20 | Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional B
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan
menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan menggunakan
kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara.
c. Prinsip dan Prosedur Berbicara Sesuai Konteks Keterampilan Berbicara Sesuai Konteks Akademis, Formal,
Vokasional
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan 1983:15 tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya pembicara memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikombinasikan, dia harus mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang
mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk 1997:37 tujuan pembicaraan
biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu 1 menghibur, 2 menginformasikan, 3 menstimulasi, 4 meyakinkan, dan 5
menggerakkan. Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara
dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu: a satu lawan satu, b satu lawan banyak, c banyak lawan satu,dan d banyak lawan banyak.
Keterampilan berbicara berdasarkan maksud atau tujuan berbicara, dapat dikelompokkan menjadi sembilan bentuk, yaitu: a memberi
perintah atau instruksi, b memberi nasehat, c memberi saran, d berpidato, e mengajar atau member ceramah, f berapat, g
berunding, h pertemuan, i menginterview. Berdasarkan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat
dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: a berbicara formal, b berbicara semi formal dan c berbicara informal.
Berdasarkan ragam bahasa terdiri atas :
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional B
|
21
1 Akademisi: penggunaan bahasa oleh praktisi akademis, misalnya: dosen, ilmuwan
2 Formal : penggunaan bahasa oleh situasi formal, misalnya : sekolah, acara resmi
3 Vokasional: penggunaan bahasa pada jurusan atau bidang tertentu, misalnya: apoteker, notaries