LatihanKasus Modul Indonesia SMP KK B Bagian 1 Profesional

18 | Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional B Kegiatan pembelajaran berbicara terbagi atas tiga, yaitu;

a. Tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara tingkat

pemula meliputi: melafalkan bunyi-bunyi bahasa, menyampaikan informasi, menyatakan setuju atau tidak setuju, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakanbacaan, menyatakan ungkapan rasa hormat, dan bermain peran.

b. Tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara tingkat

menengah dapat dirumuskan: menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, melakukan wawancara, bermain peran, menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato.

c. Tingkat tinggi, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara tingkat

menengah dapat dirumuskan: menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan, berpartisipasi dalam wawancara, bermain peran, dan menyampaikan gagasan.

3. Prinsip Prosedur Berbicara a. Berbicara sebagai Keterampilan Deskrit

Kata ‘deskrit’ diadaptasi dari bahasa Inggris ‘discrete’ yang artinya terpisah atau tersendiri. Bila pengertian ini dikaitkan dengan keterampilan berbahasa, maka kita dapat mengartikannya keterampilan berbicara sebagai keterampilan tersendiri yang tidak terintegrasi dengan keterampilan berbahasa yang lain membaca, menyimak, dan menulis. Konsep dasar berbicara menurut Logan 1972: 104-105 merupakan sarana berkomunikasi yang mencakup sembilan hal, yakni: 1 berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal; 2 berbicara adalah proses individu berkomunikasi, 3 berbicara adalah ekspresi kreatif, 4 berbicara adalah tingkah laku, 5 berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari,6 berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman, 7 berbicara sarana memperluas cakrawala 8 kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat, 9 berbicara adalah pancaran pribadi. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional B | 19

b. Prinsip dan Prosedur Berbicara Secara Terintegratif

Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki kaitan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca. 1 Hubungan Berbicara dengan Menyimak Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya. 2 Hubungan Berbicara dengan Membaca Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui berbicara. 3 Hubungan Berbicara dengan Menulis Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif- ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis.