32 | Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional B
a. Baca-Layap Skimming
Skimming merupakan tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari suatuhal. Oleh karena itu, skimming merupakan cara membaca
hanya untuk mendapatkan ide pokok, yang dalam hal ini tidak selalu di awal paragraf, karena kadang ada di tengah, ataupun di akhir paragraf.
Pada kegiatan skimming ini, kita dapat melompati bagian-bagian, fakta- fakta, dan detail-detail yang tidak terlalu dibutuhkan, sehingga kita
hanya memusatkan perhatian dan cepat menguasai ide pokoknya.
b. Membaca-Tatap Scanning
Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah yang
dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu. Scanning sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk
mencari: nomor telepon, arti kata pada kamus, entripada indeks, angka- angka statistik, acara siaran TV, dan melihat daftar perjalanan.
Gerakan mata dalam scanning tidak jauh berbeda dengan skimming. Untuk mengetahui tempat informasi tertentu, bantuan yang baik adalah
judul-judul bab dan subjudulnya. Jika yang dicari itu suatu angka, gerakan mata dengan cepatd an berhentilah pada setiap angka yang
kiranya mirip, jika kiranya bukan, jangan ditunda lagi, teruskan bergerak ke bawah. Demikian juga untuk mencari suatu nama. Jadi, kegiatan
scanning adalah untuk mencari informasi khusus. Karena itu kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa yang akan kita cari.
c. Baca-Pilih selecting Membaca bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan
atau mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca. Sebelum membaca, lakukan kegiatan seleksi bahan lebih dahulu. Contoh:
memilih berita dalam koran untuk dibaca
d. Baca-Lompat skipping
Bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak relevan atau bagian yang sudah dikenal atau sudah dipahami diabaikan dan dilompati saja.
Contoh: membaca daftar iklan baris. Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan, 1979:18–20.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional B
|
33
5. Faktor-faktor yang memengaruhi Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Menurut Lamb dan Arnold 1976 faktor-faktor tersebut adalah faktor fisiologis, intelektual
lingkungan, dan psikologis. a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis
misalnya berbagai cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal
dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya,
beberapa anak mengalami kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka dalam
membedakan symbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf, angka- angka, dan kata-kata misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d.
Perbedaan pendengaran auditory discrimination adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor
penting dalam menentukan kesiapan membaca anak. b. Faktor Intelektual
Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang
diberikan dan meresponsnya secara tepat. Terkait dengan penjelasan Heinz di atas, Wechster mengemukakan bahwa intelegensi ialah
kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.