Latar Belakang lapkir pendampingan kambing 2016

1 I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan pertanian periode tahun 2015-2019 telah difokuskan pada pengembangan kawasan. Komoditas strategis dan unggulan nasional dikembangkan pada kawasan-kawasan andalan secara utuh sehingga menjadi satu kesatuan dalam sistem pertanian bio-industri. Pengelolaan usahatani dikelola dengan prinsip pertanian lestari dengan memanfaatkan agro- input yang tersedia di sekitar kawasan dan mengelola limbah dengan prinsip zero waste melalui re-duce, re-use dan re-cycle. Pengawalan merupakan salah satu kegiatan diseminasi teknologi dan informasi yang dihasilkan oleh BPTP Badan Litbang Pertanian. Diseminasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan teknologi informasi hasil litkaji kepada pengguna sehingga teknologi informasi hasil litkaji dapat dimanfaatkan dan diadopsi oleh pengguna. Kegiatan diseminasi dibedakan menjadi 3 yaitu: peragaan teknologi, komunikasi tatap muka dan pengembangan informasi. Pemilihan metode diseminasi dan media komunikasi didasarkan pada pertimbangan efektivitas dan efisiensi cost efective untuk khalayak sasaran, serta disesuaikan dengan kebutuhan. Aspek penting dalam mensukseskan program strategis kementerian pertanian yaitu melalui pengawalan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, focus dan terukur. Hal ini sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Pendekatan pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui pengembangan agribisnis dan agroindustri di tingkat pedesaan, dimana sektor pertanian merupakan salah satu prioritas kebijakan dalam swasembada berkelanjutan melalui diversifikasi dan peningkatan produktivitas usaha tani. Hal ini menuntut adanya pengembangan teknologi pertanian secara terpadu dan terencana, guna mendapatkan nilai tambah setiap produk komoditi pertanian. Selain itu, sektor pertanian juga sebagai salah satu sektor penyedia lapangan kerja terbesar yaitu lebih dari 40 kesempatan kerja masyarakat berasal dari sektor pertanian Syafa’at et al., 2003. Termasuk sektor tanaman pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan juga merupakan komoditas andalan Provinsi Bengkulu. 2 Penetapan Kabupaten Kepahiang sebagai lokasi pendampingan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik I ndonesia nomor 43 Kpts PD.410 1 2015 tentang penetapan kawasan sapi potong, kerbau, kambing, sapi perah, domba dan babi nasional dan diperkuat pula dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kepahiang nomor 452 tahun 2010 tentang penetapan lokasi pengembangan kawasan produksi peternak Kabupaten Kepahiang yaitu Kecamatan Kabawetan adalah sebagai lokasi pengembangan kawasan produksi peternakan. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta produktivitas ternak kambing diperlukan suatu sistem pengembangan dan diseminasi yang dapat mengimplementasikan inovasi teknologi langsung bagi pengguna, maka diperlukan suatu model pengembangan yang berbentuk kawasan komoditas terkait melalui pendampingan dalam suatu wilayah kawasan komoditas peternakan. Sehingga diperlukan suatu upaya pendekatan sesuai sistem dengan arahan kebijakan yang berdasarkan apresiasi atau kebutuhan masyarakat bottom up, yaitu berupa pendekatan langsung dalam bentuk pendampingan terhadap pengembangan kawasan komoditas Kementerian Pertanian, 2014. Kambing adalah salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang merupakan komoditas peternakan unggulan daerah dan banyak dipelihara masyarakat selain ternak sapi di Provinsi Bengkulu, kondisi ini tergambar dari tingkat populasinya yang pada Tahun 2013 mencapai 243.482 ekor BPS Prov. Bengkulu, 2013. Kabupaten Kepahiang dengan topografinya yang berbukit sangat cocok sebagai kawasan pengembangan ternak kambing, disamping itu minat masyarakat terhadap daging kambing cukup tinggi dan hal ini terlihat dari tingkat pemotongan pada Tahun 2013 mencapai 1.931 ekor Disnakkan Kab. Kepahiang, 2014. Kambing umumnya dipelihara oleh para peternak kecil, karena mempunyai beberapa keunggulan antara lain: 1 membutuhkan modal yang relatif kecil; 2 mudah pemeliharaannya; 3 banyak digunakan untuk berbagai acara baik acara kekeluargaan seperti syukuran maupun acara yang berhubungan dengan ritual keagamaan dan budaya seperti hewan kurban pada hari raya kurban, khitanan, aqeqah, dan lain-lain; dan 4 mudah dijual ketika membutuhkan uang kontan secara cepat. Karena masyarakat umumnya senang mengkonsumsi daging 3 kambing, namun demikian konsumsi daging kambing dan domba per kapita per tahun terlihat adanya trend penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2006 sebesar 0,64 kg kapita tahun dan pada tahun 2009 menurun menjadi 0,55 kg kapita Dirjen Peternakan, 2011. Kambing Peranakan Etawah PE merupakan kambing hasil persilangan kambing Etawah kambing jenis unggul dari I ndia dengan kambing Kacang kambing asli I ndonesia. Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim I ndonesia, mudah dipelihara dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu. Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara 65-90 kg dan yang betina antara 45-70 kg. Produksi susu bisa mencapai 1-3 liter hari. Kambing PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan.Harga anak Kambing PE bisa 3-5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur 16-18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan secara intensif dengan hasil anak kembar 2-3 ekor induk. Meningkatnya permintaan konsumsi ternak kambing bagi masyarakat menuntut tersedianya bibit yang dapat tumbuh cepat dan mencapai bobot potong pada umur muda, dengan model pengembangan akan kesinambungan ketersedian bibit harus dapat terjaga baik dengan mempertimbangkan kapasitas tampung kawasan ternak sekitarnya. Kawasan merupakan gabungan dari sentra- sentra pertanian yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah dan termasuk juga model yang dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan dan ternak-hortikultura Kementerian Pertanian, 2014. Disisi lain ternak Kambing mempunyai peran yang strategis bagi kehidupan masyarakat di perdesaan karena adanya beberapa keunggulan di banding ternak lainnya, yakni mudah menyesuaikan dengan berbagai macam kondisi lingkungan yang ekstrim seperti suhu udara dan mempunyai sifat toleransi tinggi terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta sangat efisien dalam mengubah hijauan pakan menjadi protein hewani. Melalui penerapan inovasi teknologi pada usaha agribisnis, ternak kambing dan domba mampu menggunakan limbah tanaman sebagai sumber pakan yang pada dasarnya direkomendasikan berbagai pihak 4 sebagai upaya menekan biaya produksi Martawidjaja, 2003. Hasil kesepakatan Musrenbangtan 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi kabupaten yang menjadi kawasan pertanian nasional menurut sub sektor, termasuk kabupaten Kepahiang ditetapkan sebagai salah satu lokasi model pengembangan kawasan peternakan 2015-2019 yang tertuang dalam dokumen Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian, 2014. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Melalui pengawalan pendampingan kegiatan pengembangan kawasan agribisnis hortikultura diharapkan minimal dapat menggunakan 25 inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian Hendayana et al., 2009. Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan ternak kambing, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam berupa pakan yang melimpah dan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pakan alternatif ternak kambing. Populasi kambing di Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 mencapai 11.781 ekor, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 13.131 ekor sehingga ada penurunan sebanyak 1.350 ekor. Kabupaten Kepahiang merupakan daerah pengembangan peternakan untuk Provinsi Bengkulu khususnya ternak kambing Peranakan Ettawa PE melalui Surat keputusan Menteri Pertanian Republik I ndonesia Nomor 43 Kpts PD.410 2015 tentang penetapan kawasan sapi potong, kerbau, kambing, sapi perah, domba dan babi. Dan menurut Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang Nomor 48 tahun 2015 tentang penetapan lokasi penerima bantuan penguatan pembibitan kambing PE kegiatan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dana tugas bantuan TP pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang tahun anggaran 2015 menetapkan ada enam kelompok tani ternak yang menerima kambing PE tersebut. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu sebagai instansi litbang yang ada di Provinsi Bengkulu diberikan tugas untuk mendampingi kegiatan tersebut. 5 Permasalahan dalam pengembangan kambing adalah minimnya pengetahuan peternak tentang budidaya ternak kambing, tingkat kelahiran masih rendah, produksi rendah, kematian anak masih tinggi, peran dan fungsi kelembagaan masih kurang dan akses pasar belum tercipta. Hasil kesepakatan Musrenbangtan tahun 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi kabupaten yang menjadi kawasan pertanian nasional menurut sub sektor, termasuk Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu ditetapkan sebagai salah satu lokasi model pengembangan kawasan peternakan tahun 2015-2019 yang tertuang dalam dokumen Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian tahun 2015-2019 Kementarian Pertanian, 2014.

1.2 Tujuan