5
Permasalahan dalam
pengembangan kambing
adalah minimnya
pengetahuan peternak tentang budidaya ternak kambing, tingkat kelahiran masih rendah,  produksi  rendah,  kematian  anak  masih  tinggi,  peran  dan  fungsi
kelembagaan  masih  kurang  dan  akses  pasar  belum  tercipta.  Hasil  kesepakatan Musrenbangtan  tahun  2014  telah  ditetapkan  sebaran  lokasi  kabupaten  yang
menjadi  kawasan  pertanian  nasional  menurut  sub  sektor,  termasuk  Kabupaten Kepahiang  di  Provinsi  Bengkulu  ditetapkan  sebagai  salah  satu  lokasi  model
pengembangan  kawasan  peternakan  tahun  2015-2019  yang  tertuang  dalam dokumen Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian tahun 2015-2019
Kementarian Pertanian, 2014.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum 1.
Membentuk kelompok  pembibitan  dan  penghasil  susu ternak  kambing  PE  di Kabupaten Kepahiang
2. Meningkatkan rataan produktivitas kambing PE di kabupaten Kepahiang.
3. Meningkatkan kesejahteraan peternak Kambing PE
Tujuan Tahun 2016 1.
Mempercepat  penyebarluasan  inovasi  teknologi pengelolaan
hijauan makanan  ternak  HMT dan  pemeliharaan  kambing  PE  kepada  petani  dan
petugas di Provinsi Bengkulu. 2.
Meningkatkan  pengetahuan, keterampilan dan  sikap anggota  kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak
HMT dan manajemen pemeliharaan kambing PE.
1.3 Keluaran
Keluaran Umum 1.
Terbentuknya kelompok  pembibitan  dan  penghasil  susu ternak  kambing  PE di Kabupaten Kepahiang.
2. Meningkatnya produktivitas kambing PE di kabupaten Kepahiang.
3. Meningkatnya kesejahteraan peternak Kambing PE.
6
Keluaran tahun 2016 1. Meningkatnya  percepatan penyebarluasan  inovasi  teknologi  pengelolaan
hijauan makanan ternak HMT dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu.
2. Meningkatnya pengetahuan,  keterampilan  dan  sikap  anggota  kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak
HMT dan manajemen pemeliharaan kambing PE.
1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak
1.4.1 Manfaat
1. Meningkatnya  perilaku  pengetahuan,  sikap,  dan  keterampilan  petani  dan
petugas terhadap  komponen  teknologi pemeliharaan ternak  kambing  serta meningkatkan  kemampuan  petani  dalam  merancang  usaha  tani  yang  efisien
baik  dalam  penggunaan input  maupun  pemanfaatan  sumberdaya  lahan,  dan efisiensi penggunaan pupuk organik.
2. Peningkatan
adopsi komponen
teknologi sehingga
meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani.
3. Semakin  baik  koordinasi  dengan  petani  dan
stakeholders dan  semakin terjamin  ketersediaan  saprodi  diharapkan  dapat  meningkatkan  akselerasi
adopsi teknologi. 4.
Mendekatkan  teknologi  kepada  pengguna  antara  penyuluh  pertanian  dan pengguna  akhir  peternak  sehingga  dapat  meningkatnya  akselerasi
diseminasi hasil penelitian dan pengkajian.
1.4.2 Dampak
1. Peningkatan  produktivitas  dan  pendapatan  pet ernak melalui  pengembangan
inovasi  teknologi  yang  sesuai  dengan  agroekosistem  dan  sosial  ekonomi setempat.
2. Teradopsinya  teknologi  introduksi  oleh  peternak  dan  penyuluh  secara  luas
dalam  rangka  meningkatkan  pendapatan  dan  mewujudkan  usaha tani berkelanjutan dan ramah lingkungan.
3. Semakin berkembangnya program Kementerian Pertanian.
4. Peningkatan  produksi  ternak  kambing  di  kawasan  yang  juga  akan
meningkatkan di Provinsi Bengkulu.
7
5. Memudahkan  petani  peternak  dan  masyarakat  dalam  memperoleh  bibit
kambing  PE  di  Provinsi  Bengkulu  pada  khususnya  dan  Sumetera  pada umumnya.
8
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Pengawalan merupakan  bagian  dari  kegiatan  diseminasi penyebarluasan. Diseminasi  teknologi  merupakan  proses  timbal  balik,  para  pelaku  menyediakan,
menerima  informasi  dan  teknologi  sehingga  diperoleh  kesepahaman  dan kesepakatan  bersama.
Kegiatan  diseminasi  dalam  pendekatan Spectrum
Diseminasi  Multi  Chanels  SDMC,  dilakukan  dengan  memanfaatkan  berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan
stakeholders terkait. Ternak  kambing  adalah  ternak  ruminansia  kecil  yang  paling  dominan
jumlah populasinya  dikembangkan  masyarakat  dan  umumnya  merupakan  ternak lokal  asli  I ndonesia,  walaupun  demikian  ada  juga  yang  berasal  dari  ternak  impor
atau  persilangan  dengan kambing  lokal  serta  secara  umum  sudah  beradaptasi dengan baik pada kondisi setempat. Pada pengembangan ternak ruminansia saat
ini  telah  berkembang  usaha  yang  mengarah  pada  pola  agribisnis,  dimana  pada konsep  tersebut  diarahkan  untuk  melakukan  perubahan  dari  keunggulan
komparatif Comparative  advantage  menjadi  keunggulan  kompetif  Competitive
advantage  yang  mampu  secara  ekonomis  memberikan  keunggulan  yang  diawali dengan keunggulan teknis Pambudi
et al., 2001. Provinsi  Bengkulu  merupakan  daerah  yang  cocok  untuk  pengembangan
ternak  kambing,  karena  didukung  oleh  potensi  sumberdaya  alam,  berupa  pakan yang  masih  melimpah  dan  juga  limbah  pertanian  yang  belum  dimanfaatkan
secara  optimal  sebagai  sumber  pakan  alternatif  bagi  ternak  kambing. Berdasarkan  data  statistik  populasi  ternak  kambing  di  Provinsi  Bengkulu  terjadi
penurunan  populasi  sebanyak  sekitar  45   dalam  kurun  waktu  2  tahun  terakhir dan
berdasarkan kenyatan
tersebut diperlukan
pengembangan dan
pendampingan budidaya ternak kambing dalam sutu bentuk kawasan komoditas, dimana
Kabupaten Kepahiang
merupakan wilayah
rancangan model
pengembangan  kawasan  ternak  kambing  yang  termasuk  menjadi  prioritas nasional Kementerian Pertanian, 2014.
Sebagian  besar  masyarakat  perdesaan  memandang  pemeliharaan  ternak kambing secara  sambilan  ekstensif  dan  sebagai  tabungan  hidup  yang  baru
dmanfaatkan  apabila  petani  membutuhkan  pengeluaran  yang  bersifat  mendadak ataupun  sudah  direncanakan  dalam  jumlah  relatif  besar,  pada  kondisi  ini  ternak
kambing  yang  dipelihara  dijual  tidak lagi  mempertimbangkan  penjualan  yang
9
didasarkan  pada  kriteria  teknis  maupun  efisiensi  ekonomi. Namun  pemeliharaan ternak  kambing  secara  ektensif  umumnya  cenderung  tidak  menguntungkan,
karena tingkat kematian yang tinggi disertai produktivitas rendah dan disarankan agar  sebaiknya  dibudidayakan  secara  lebih  intensif  Misnawaty  2004
menyatakan  bahwa penggemukan  ternak  kambing  secara  intensif  yang  disertai dengan  teknologi  pakan,  kesehatan  dan  perkandangan  akan  menguntungkan
dan  layak  untuk  dikembangkan.  Disamping  itu  dilhat  dari  peluang  pasar  dan konsumsi daging, ternak kambing sangat menjanjikan dikembangkan, baik untuk
memenuhi  kebutuhan  ternak  kurban,  akikah,  maupun  untuk  keperluan  pasar ekspor  yang  diperkirakan  dalam  10  tahun  kedepan  sedikitnya  ada  tambahan
permintaan  sekitar  5  juta  ternak  setiap  tahun  untuk  berbagai  keperluan  Badan Litbang Pertanian, 2005.
10
I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Kegiatan  Pendampingan Kawasan  Pertanian  Nasional
Tahun  2016 dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari
– Desember 2016.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun  bahan-bahan  yang  digunakan  dalam  pelaksanaan  kegiatan pendampingan  kawasan  kambing antara  lain  : 1 Benih dan  bibit  hijauan
makanan  ternak  HMT  unggul 2 Bahan  pengolahan  pakan 3 Bahan
pembuatan  biourin 4 Bahan  pembuatan  kompos 5 Obat-obatan  ternak kambing 6 Bahan perbaikan kandang.
Peralatan  yang  diperlukan  dalam  kegiatan  pendampingan  kawasan kambing antara  lain  : 1 Timbangan 2 Cangkul 3 Karung  plastik 4 Terpal
5 Jerigen 6 Tong plastik 7 Leaflet 8 Poster
3.3. Ruang Lingkup Kegiatan