Pelatihan Parameter yang Diukur

23 4.3 Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak HMT dan manajemen pemeliharaan kambing PE

4.3.1 Pelatihan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak kambing. Peserta pelatihan adalah peternak dan petugas lapangan di wilayah kawasan ternak kambing. Materi yang disampaikan adalah berkaitan dengan budidaya ternak kambing yang dibutuhkan. Peserta kegiatan pelatihan antara lain pengurus kelompok ternak se-Kecamatan Kabawetan, Petugas lapangan, petugas I B, Kades, Dinas Peternakan dan Perikanan, BPTP Bengkulu. Daftar Kegiatan pelatihan pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Daftar Kegiatan Pelatihan pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan No Pelatihan Peserta Tgl Pelaksanaan 1 Manajemen pemberian pakan ternak kambing PE dan penanganan cempe baru lahir 20 orang 3 September 2016 2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 14 orang 4 Agustus 2016 3 Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk urin dan kompos 16 orang 5 September 2016 4 Pembuatan jamu untuk kambing 15 orang 7 Oktober 2016 5 Pelatihan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos 17 orang 15 Oktober 2016 Acara pelatihan diadakan pada siang hari karena ada materi praktek. Acara dilaksanakan pada sore hari setelah peternak menyelesaian pekerjaan masing-masing. Acara dibagi dua bagian yaitu penyampaian teori dan praktek. Antusias peserta sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari respon dan beberapa pertanyaan yang disampaikan. Materi yang diberikan merupakan materi yang baru dan disesuaikan dengan kebutuhan peternak. Terutama pembuatan jamu untuk meningkatkan ketahanan tubuh kambing mengantisipasi cuaca yang tidak menentu yaitu hujan dan angin hampir setiap hari. Untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap peternak dan petugas terhadap materi pelatihan, maka dilakukan survey terhadap peserta 24 melalui pembagian kuesioner. Hasil analisis data peningkatan pengetahuan peternak dan petugas pada Kelompok Ternak pambing di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Peningkatan Pengetahuan Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang No Pelatihan Sebelum Sesudah Peningkatan 1 Manajemen pemberian pakan ternak kambing PE dan penanganan cempe baru lahir 48 85 37 2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 55 80 25 3 Pengolahan limbah ternak menj adi pupuk urin dan kompos 50 90 40 4 Pembuatan jamu untuk kambing 45 90 45 5 Pelatihan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos 56 95 39 Rata-rata 50,8 88 37,2 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa pemberian lima materi pada kegiatan pelatihan telah meningkatkan pengetahuan petani dan petugas masing- masing sebesar 37 , 25 , 40 , 45 dan 39 dengan rata-rata 37,2 . Peningkatan pengetahuan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu ke arah positif sehingga ilmu yang diperoleh dapat diterapkan. Mar’at 1984 memyatakan bahwa pengetahuan memiliki peranan dalam memunculkan sikap dan persepsi seseorang terhadap suatu objek tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya . Antusias peserta pelatihan sangat besar. Hal ini ditandai dengan kedatangan para peserta secara sukarela. Materi yang diberikan juga merupakan materi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh peserta. Banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh peserta juga menunjukkan bahwa materi yang disampaikan menarik. Hasil analisis data peningkatan keterampilan peternak dan petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang disajikan pada Tabel 8. 25 Tabel 8. Peningkatan Keterampilan Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang No Pelatihan Sebelum Sesudah Peningkatan 1 Manajemen pemberian pakan ternak kambing PE dan penanganan cempe baru lahir 65 80 15 2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 50 85 35 3 Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk urin dan kompos 45 90 45 4 Pembuatan jamu untuk kambing 45 95 50 5 Pelatihan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos 50 90 40 Rata-rata 51 88 37 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa pemberian lima materi pada kegiatan pelatihan telah meningkatkan keterampilan petani dan petugas masing- masing sebesar 15 , 35 , 45 , 50 dan 40 dengan rata-rata 37 . Tingginya keterampilan petani dan petugas karena pada dasarnya sudah mengerti materi yang disampaikan, hanya saja kurang dalam prakteknya. Dalam kegiatan praktek dapat diketahui peserta sangat antusias sehingga sebagian besar peserta berpartisipasi dalam praktek. Sebagian besar peserta juga telah melakukan di rumahnya masing-masing. Yang menarik dari pelatihan ini adalah adanya informasi teknologi yang baru sehingga keterampilan peserta meningkat dan dapat memperbaiki usaha yang telah dilakukan. Hasil analisis data sikap peternak dan petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Sikap Peternak dan Petugas pada Kelompok Ternak Kambing Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang No Pelatihan S SS RR TS STS 1 Manajemen pemberian pakan ternak kambing PE dan penanganan cempe baru lahir 16 72 12 2 Fermentasi pakan ternak untuk ruminansia 12 80 8 3 Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk urin dan kompos 15 72 13 4 Pembuatan jamu untuk kambing 16 72 12 5 Pelatihan perbanyakan trichoderma sebagai aktifator pembuatan kompos 14 85 1 Catatan : S = setuju, SS = Sangat Setuju, RR = Ragu-Ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju 26 Tabel 9 menggambarkan bahwa tidak ada sikap peternak sampel yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju berdasarkan hasil survey rata – rata sikap dari pelatihan yang dilaksanakan 76 peternak menyatakan sangat setuju, 15 peternak menyatakan setuju dan 9 peternak menyatakan ragu- ragu terhadap pelatihan yang dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peternak merasa perlu dan membutuhkan diadakan pelatihan dengan materi yang disampaikan. Sedangkan sebagian kecil peternak perlu pendekatan lebih intensif agar peternak mampu memberikan tindakan yang tepat dalam usaha peternakan kambing PE. Sarwono 1976 menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan individu untuk mengambil tindakan secara tertentu terhadap objek tertentu yang sedang dihadapinya. Sikap juga diartikan sebagai suatu pandangan atau sikap perasaan, dimana sikap itu diikuti oleh kecenderungan untuk bersikap sesuai dengan objek itu sendiri Gerungan, 1986. bahwa sikap positif akan terjadi apabila terdapat suatu kecendrungan untuk menerima perilaku yang dianjurkan, dan sebaliknya sikap negatif terjadi jika terdapat kecendrungan yang menolak terhadap suatu objek tertentu. Diantara sikap yang positif dan negatif tersebut terdapat sikap yang ragu-ragu Sudarta, 1991.

4.3.2 Pembinaan Kinerja Kelompok Ternak