Manfaat Dampak Perkiraan Manfaat dan Dampak

6 Keluaran tahun 2016 1. Meningkatnya percepatan penyebarluasan inovasi teknologi pengelolaan hijauan makanan ternak HMT dan pemeliharaan kambing PE kepada petani dan petugas di Provinsi Bengkulu. 2. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap anggota kelompok peternak kambing PE dan petugas dalam mengelola hijauan makanan ternak HMT dan manajemen pemeliharaan kambing PE.

1.4 Perkiraan Manfaat dan Dampak

1.4.1 Manfaat

1. Meningkatnya perilaku pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan petugas terhadap komponen teknologi pemeliharaan ternak kambing serta meningkatkan kemampuan petani dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan, dan efisiensi penggunaan pupuk organik. 2. Peningkatan adopsi komponen teknologi sehingga meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani. 3. Semakin baik koordinasi dengan petani dan stakeholders dan semakin terjamin ketersediaan saprodi diharapkan dapat meningkatkan akselerasi adopsi teknologi. 4. Mendekatkan teknologi kepada pengguna antara penyuluh pertanian dan pengguna akhir peternak sehingga dapat meningkatnya akselerasi diseminasi hasil penelitian dan pengkajian.

1.4.2 Dampak

1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan pet ernak melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. 2. Teradopsinya teknologi introduksi oleh peternak dan penyuluh secara luas dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan usaha tani berkelanjutan dan ramah lingkungan. 3. Semakin berkembangnya program Kementerian Pertanian. 4. Peningkatan produksi ternak kambing di kawasan yang juga akan meningkatkan di Provinsi Bengkulu. 7 5. Memudahkan petani peternak dan masyarakat dalam memperoleh bibit kambing PE di Provinsi Bengkulu pada khususnya dan Sumetera pada umumnya. 8 I I . TI NJAUAN PUSTAKA Pengawalan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi penyebarluasan. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels SDMC, dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan stakeholders terkait. Ternak kambing adalah ternak ruminansia kecil yang paling dominan jumlah populasinya dikembangkan masyarakat dan umumnya merupakan ternak lokal asli I ndonesia, walaupun demikian ada juga yang berasal dari ternak impor atau persilangan dengan kambing lokal serta secara umum sudah beradaptasi dengan baik pada kondisi setempat. Pada pengembangan ternak ruminansia saat ini telah berkembang usaha yang mengarah pada pola agribisnis, dimana pada konsep tersebut diarahkan untuk melakukan perubahan dari keunggulan komparatif Comparative advantage menjadi keunggulan kompetif Competitive advantage yang mampu secara ekonomis memberikan keunggulan yang diawali dengan keunggulan teknis Pambudi et al., 2001. Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan ternak kambing, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam, berupa pakan yang masih melimpah dan juga limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pakan alternatif bagi ternak kambing. Berdasarkan data statistik populasi ternak kambing di Provinsi Bengkulu terjadi penurunan populasi sebanyak sekitar 45 dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dan berdasarkan kenyatan tersebut diperlukan pengembangan dan pendampingan budidaya ternak kambing dalam sutu bentuk kawasan komoditas, dimana Kabupaten Kepahiang merupakan wilayah rancangan model pengembangan kawasan ternak kambing yang termasuk menjadi prioritas nasional Kementerian Pertanian, 2014. Sebagian besar masyarakat perdesaan memandang pemeliharaan ternak kambing secara sambilan ekstensif dan sebagai tabungan hidup yang baru dmanfaatkan apabila petani membutuhkan pengeluaran yang bersifat mendadak ataupun sudah direncanakan dalam jumlah relatif besar, pada kondisi ini ternak kambing yang dipelihara dijual tidak lagi mempertimbangkan penjualan yang 9 didasarkan pada kriteria teknis maupun efisiensi ekonomi. Namun pemeliharaan ternak kambing secara ektensif umumnya cenderung tidak menguntungkan, karena tingkat kematian yang tinggi disertai produktivitas rendah dan disarankan agar sebaiknya dibudidayakan secara lebih intensif Misnawaty 2004 menyatakan bahwa penggemukan ternak kambing secara intensif yang disertai dengan teknologi pakan, kesehatan dan perkandangan akan menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Disamping itu dilhat dari peluang pasar dan konsumsi daging, ternak kambing sangat menjanjikan dikembangkan, baik untuk memenuhi kebutuhan ternak kurban, akikah, maupun untuk keperluan pasar ekspor yang diperkirakan dalam 10 tahun kedepan sedikitnya ada tambahan permintaan sekitar 5 juta ternak setiap tahun untuk berbagai keperluan Badan Litbang Pertanian, 2005. 10 I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu