56 57
PENGELOLAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
INDUSTRIAL RELATION MANAGEMENT
Tujuan dasar hubungan industrial yaitu terwujudnya tingginya produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan
sehat. Untuk itu, diperlukan adanya perjanjian kerja bersama antara pengusaha dan serikat pekerja yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak yang dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja bersama.
Perundingan perjanjian kerja bersama PKB antara manajemen dan serikat pekerja sukses diselenggarakan
pada tanggal 20-21 April 2012. Adapun kemudian PKB BNI Syariah dimaksud telah didaftarkan dengan Direktur Jendral
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan No. Keputusan 152PHIJSK-PKKADPKB
IX2012 pada tanggal 26 September 2012.
Hubungan baik antara manajemen serta serikat pekerja juga terlihat dari penyelesaian beberapa masalah kepegawaian.
Apabila dibutuhkan, maka para pihak dapat duduk bersama untuk mencari solusi terbaik bagi kepentingan bersama.
Primary objective of Industrial Relation is to achieve high productivities on secure and healthy working environment.
Therefore, Joint Working Agreement is needed between the Enterpreneur and Working Union discloses working
requirements as well as rights and obligations of related Parties stated on the Joint Working Agreement.
Joint Working Agreement discussion between the Management and Working Union successfully held in April
20th – 21th, 2012. The BNI Syariah PKB was later registered to Industrial Relation Maintenance and Labor Force Social
Insurance General Directorate No. Keputusan152PHIJSK PKKADPKBIX2012 dated September 26th, 2012.
Harmonious relationship between the Management and Working Union is also relected from employment issues
settlement. If considered necessary, the related parties may discuss to achieve best solution for common interest.
Rencana anggaran yang akan dialokasikan untuk kegiatan pendidikan dan pengembangan SDM BNI Syariah tahun 2013
mencapai
Rp 30.000.000.000 , meliputi penyelenggaraan berbagai
program, yaitu:
Budget plan that will be allocated to realize BNI Syariah HR education and training in 2013 reaches Rp 30,000,000,000, including several program
implementation, as follow:
1. Pembiayaan ODP 2. Refreshing Pembiayaan menengah;
3. Refreshing Pembiayaan produktif; 4. Refreshing Auditor;
5. Refreshing Product Knowledge Dana; 6. Refreshing Collection;
7. Media Handling Refreshment; 8. Pelatihan SOP Pengadaan;
9. Pelatihan Manajemen Proyek; 10. Pelatihan APU, PPT, dan Know Your Customer
KYC; 11. Pelatihan Pendidikan Dasar Perbankan Syariah;
12. Pelatihan Gadairahn; 13. Pelatihan Risiko PasarOperasionalPembiayaan;
14. Pelatihan Transaksi Luar Negeri LN; 15. Pengembangan leadership, motivasi, dan
kompetensi pegawai; 16. Program pemasaran dan processing konsumtif;
1. Financing ODP 2. Middle Financing Refreshment;
3. Productinve Financing Refreshment; 4. Auditor Refreshment;
5. Fund Product Knowledge Refreshment; 6. Collection Refreshment;
7. Media Handling Refreshment; 8. Procurement SOP Training;
9. Project Management Training 10. APU, PPT and Know Your Customer KYC Training
11. Sharia Banking Basic Knowledge Training 12. Fiduciaryrahn Training
13. MarketOperationalFinancing Risks Training 14. Overseas TransactionTraining
15. Employees Leadership, Motivationa and
competency development.
17. Program sertiikasi manajemen risiko BSMR; 18. Pelatihan Administrasi dan Hukum Pembiayaan;
19. Pelatihan LBU, SID, Perpajakan, SKNBI, dan
Akuntansi; 20. Pelatihan Teknologi Sosialisasi Icons;
21. Pelatihan Mikro Banking. 22. Program pengembangan pegawai dalam rangka
proses kristalisasi budaya kerja Amanah dan Jamaah;
23. Program coaching dan mentoring yang sistematis; 24. Penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan
berdasarkan competency gap.
16. Consumer marketing and processing program 17. Risk Management Certiication Program BSMR.
18. Financing Adminsitration and Legal Training. 19. LBU, SID, Taxation, SKNBI and Accounting
Training. 20. Technology Icons Socialization Training;
21. Micro Banking Training 22. Employee development program on Amanah and
Jamaah working culture internalization; 23. Systematic coaching and mentoring program;
24. Training program formulation and implementation based on competency gap;
58 59
TEKNOLOgI
INFORMASI
INFORMATION TEcHNOLOgY
Optimalisasi informasi teknologi untuk mendukung pertumbuhan bisnis
optimalization Technology Information to support business growth
Fokus operasional Teknologi Informasi tahun 2012 adalah mengoptimalkan
pemanfaatan Core Banking System Bank Induk melalui pengembangan
produk-produk dan jasa-jasa perbankan syariah untuk kebutuhan
bisnis BNI Syariah.
SECARA UMUM PROGRAM-PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI PADA TAHUN 2012 BERJALAN SESUAI DENGAN TARGET DARI BERBAGAI AKTIVITAS
KERJA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI BERIKUT ;
PENGEMBANGAN CORE BANKING SYSTEM SECARA CO-WORKING DILAKSANAKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BISNIS:
GENERALLY, INFORMATION TECHNOLOGY IN 2012 HAS BEEN IMPLEMENTED APPROPRIATELY ACCORDING TO THE TARGET ON
INFORMATION TECHNOLOGY , AS FOLLOW ;
CO-WORKING CORE BANKING SYSTEM DEVELOPMENT PERFORMED TO FULFILL BUSINESS NECESSITY:
Information Technology operational focus 2012 was to optimize Main
Bank Core Banking System through sharia banking products and services
development to support BNI Syariah business necessity.
Implementasi kebijakan, program dan kegiatan Teknologi Informasi BNI Syariah merupakan bagian dari tugas dan
tanggung jawab Divisi Teknologi yang berada di bawah Direktur Risiko dan Kepatuhan. Dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya, Divisi Teknologi didukung oleh staf yang kompeten di bidang Teknologi Informasi.
BNI Syariah mengembangkan struktur organisasi Satuan Kerja Teknologi Informasi dan menambah jumlah pegawai
dalam rangka meningkatkan kapabilitas sumber daya Sistem Informasi untuk mengimbangi pertumbuhan bisnis BNI
Syariah yang semakin tinggi kebutuhannya dalam aspek ketersediaan dan kehandalan sistem teknologi informasi.
Struktur organisasi disusun sesuai dengan prinsip segregation of duties yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Pedoman
Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.
Perpaduan antara pengembangan struktur organisasi, penambahan jumlah pegawai satuan kerja teknologi informasi
dan sinergi co-working bersama Bank Induk terbukti dapat meningkatkan dukungan dan kapabilitas Teknologi Informasi.
Sepanjang tahun 2012, BNI Syariah melakukan serangkaian program kerja di bidang teknologi informasi untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, antara lain untuk meningkatkan dukungan teknologi informasi terhadap
pertumbuhan bisnis BNI Syariah, proses pengambilan keputusan melalui pemanfaatan sistem informasi manajemen
dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi-regulasi mengenai pemanfaatan teknologi informasi.
Penggunaan IT Platform - Core Banking System BNI Syariah yang sama dengan Bank BNI, dilaksanakan berdasarkan
Keputusan Direksi Bank BNI sebagai bank induk, pemegang saham mayoritas. Pemanfaatan dan kerjasama tersebut
dilandasi Technical Service Agreement yang telah disepakati bersama. Adapun pengembangan Core Banking System Bank
BNI untuk kebutuhan bisnis BNI Syariah dilaksanakan dengan co-working antara Teknologi Informasi BNI Syariah bersama
Teknologi Informasi Bank BNI sehingga dapat bersinergi dalam lingkup BNI Incorporated.
Electronic Financing Origination EFO System Micro Banking telah dibangun secara insourcing untuk memenuhi
kebutuhan otomasi pemrosesan pembiayaan mikro banking yang digunakan secara on-line oleh 12 area yang tersebar
di berbagai kota di wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah. Penggunaan sistem EFO Micro Banking terbukti
dapat mempercepat proses sekaligus melakukan mitigasi risiko dalam proses pemberian pembiayaan mikro.
Tabungan iB Tunas Hasanah, yaitu produk simpanan dalam mata uang Rupiah berdasarkan akad wadiah untuk
anak-anak dan pelajar yang berusia di bawah 17 tahun. •
iB Hasanah Hajj Credit, consumer inancing facility for customers to fulill Hajj Pilgrimage Budget initial
payment regulated by Ministry of Religion, to obtain hajj portion seat number.
Talangan Haji iB Hasanah, yaitu fasilitas pembiayaan konsumtif bagi nasabah dalam rangka memenuhi
kebutuhan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH yang ditentukan oleh Departemen Agama,
untuk mendapatkan nomor seat porsi haji.
• Hasanah Business iB Saving, transactional saving
for the enterpreneurs with debt and credit mutation detail on account book to simplify the customers in
monitoring business transaction. Tabungan iB Bisnis Hasanah, yaitu simpanan
transaksional untuk para pengusaha dengan detail mutasi debit dan kredit pada buku tabungan sehingga
memudahkan nasabah dalam memantau transaksi bisnis. •
iB Tunah Hasanah Saving, Rupiah currency saving product based on wadiah agreement dedicated for
children and student under 17 years. BNI Syariah Information Technology program and activity as
well as policy implementation become part of Technology Division’s duties and responsibilities that is located under
Risk and Compliance Director. In carrying its duties and responsibilities, Technology Division is supported by staffs that
hold Information Technology competency.
BNI Syariah developed Infomation Technology Working Unit Organizational structure and added number of employees
to enhance Information System resource capability to adjust BNI Syariah business growth that requires higher demand on
information technology system availability and reliability. The organization structure was formulated referring to segregation
of duties principle implemented by Bank Indonesia on Risk Management Implementation Guideline regarding Information
Technology Implementation by General Bank.
The merge between organizational structure, number of employees adition and co-working synergy with the Parent
Bank was proven succeed in improving Information Technology capability and support.
In 2012, BNI Syariah performed several working programs on Information Technology aspect to achieve implemented
objectives, such as to enhance Information Technology support towards BNI Syariah business growth, decision-
making process through management information system and ensuring compliance to the regulations regarding Information
Technology Utilization.
BNI Syariah IT Platform – Core Banking System implementation that using same system with Bank BNI, was
implemented referring to Bank BNI Directors Decision as the Parent Bank, shareholders and majority. The cooperation
and utilization was based on Technical Service Agreeement agreed by both parties. The Bank BNI Core Banking System
development for BNI Syariah business necessity was implemented through BNI Syariah Information Technology co-
working with Bank BNI Information Technology that are able to establish synergy on BNI Incorporated scope.
Electronic Financing origination EPo Micro Banking System had been established through insourcing to fulill
micro banking inancing process online automation at 12 area spread in several cities in western and Middle
Indonesia. Micro Banking EFo system implementation was proven succeed in accelerating process as well as risk
mitigation on micro inancing disbursement process.
SATUAN KERJA TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM TI
AKTIVITAS KERJA TI 2012
INFORMATION TECHNOLOGY WORKING UNIT IT PROGRAM
IT WORKING ACTIVITY 2012
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK DAN LAYANAN
INFORMATION TECHNOLOGY SUPPORT FOR PRODUCT AND SERVICE DEVELOPMENT
1 2
3
A
• •
•
60 61
Tabungan Perencanaan Syariah Tapenas Griya, yaitu simpanan anggota Property Plus Indonesia PPI dengan
akad mudharabah dalam rangka kerjasama dengan BNI Syariah untuk pelatihan bisnis developer properti.
• Sharia Griya Planning Saving, Property Plus Indonesia
PPI member saving with mudharabah agreement as part of BNI Syariah cooperation for property developer
business training.
Kafalah Bil Ujroh, yaitu pemberian kemudahan
pembayaran listrik PLN kepada 500 pelanggan besar big biller dari sektor industri di Batam dengan memberi
talangan pembiayaan setiap tanggal 20 di setiap bulannya dengan konirmasi dari big biller.
BNI Syariah juga membangun middleware system untuk kebutuhan transaksional BNI Syariah yang berkaitan
dengan kerjasama dengan pihak ketiga dengan tujuan untuk peningkatan fee based income. Sharia Link Sharlink
sebagai middleware system yang dibangun secara insourcing menjadi enabler bagi layanan bisnis transaksional BNI
Syariah. Sharlink telah siap digunakan untuk layanan transaksional seperti layanan Student Payment Center dan
Virtual Account. Ke depan, pemanfaatan Sharlink akan diperluas untuk layanan transaksional lainnya.
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk layanan BNI Syariah lebih luas lagi, terutama potensi di berbagai
daerah yang belum terlayani atau untuk kegiatan-kegiatan penting, dilaksanakan melalui pengadaan BNI Syariah
Layanan Gerak BLG sebagai mobile services, sebanyak 20 unit kendaraan roda empat yang dilengkapi mesin ATM
dan disertai layanan teller untuk pembukaan rekening, penyetoran tunai, penarikan, atau transfer dana. Fitur-itur
ATM dapat digunakan untuk informasi saldo, penarikan uang, transfer antarrekening atau antarbank, pembayaran
PLNTelponPDAM, pembelian pulsa handphone, pembayaran kartu kredit, pembelian tiket pesawat,
pembayaran Zakat Infaq Shadaqah, Pajak PBB, pembayaran TV berlangganan, dan lain-lain.
Pada tahun ini dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada pihak regulator, BNI Syariah telah melaksanakan pelaporan
Sistem Informasi Debitur SID versi 6 automasi. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan internal, BNI
Syariah telah melakukan migrasi database system untuk meningkatkan kapabilitas data warehouse, melakukan
percepatan proses extract data untuk penyediaan data, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan unit bisnis terkait sistem
informasi manajemen, baik berupa laporan rekapitulasi yang dibutuhkan oleh manajer ke atas pada aplikasi
Business Intelligence System BIS atau laporan rincian pada aplikasi Report Delivery Channel RDC yang dibutuhkan di
tingkat pelaksana.
Salah satu aspek penting dalam penggunaan teknologi informasi adalah dilakukannya pengamanan sistem
informasi. Sebagai upaya pencegahan tindakan penipuan maka setiap penarikan transfer dengan nilai di atas
Rp5 juta wajib dilakukan veriikasi menggunakan mesin PINPAD dengan penggunaan PIN 6 digit di seluruh outlet.
Instalasi mesin PINPAD di seluruh outlet telah dilaksanakan seluruhnya pada tahun 2012.
Di samping itu untuk memudahkan nasabah Internet Banking dalam memperoleh BNI Syariah e-secure
token maka pada tahun ini, token dapat diperoleh pada saat nasabah melakukan registrasi internet banking di
customer services. Token instant tersebut digunakan untuk pengamanan sistem internet banking berlapis berupa
angka-angka password yang selalu berganti setiap kali nasabah melakukan transaksi keuangan melalui Internet
banking.
Pemanfaatan teknologi Informasi dilakukan juga dalam aktivitas manajemen risiko. Aplikasi Perangkat Risiko
Operasional PERISKOP merupakan alat yang digunakan dalam pengelolaan risiko operasional termasuk dengan
melakukan pencatatan kejadian kerugian yang terjadi, menyusun tindak lanjut serta melakukan mitigasinya.
Implementasi penggunaan PERISKOP memberi manfaat untuk kemudahan melakukan antisipasi potensi risiko
operasional dan tindak lanjut pengurangan besarnya kerugian yang terjadi di kantor cabang atau kantor pusat.
Selain itu juga untuk kemudahan pemantauan kondisi risiko operasional pada unit-unit yang diawasi.
BNI Syariah also developed middleware system for BNI Syariah transactional necessity related to third party
cooperation aiming to increase fee-based income. Sharia Link Sharlink as the middleware system was developed
insourcingly to be the enabler of BNI Syarian transactional busines service. Sharlink has been ready to be used for
transactional service, such as Student Payment Center and Virtual Account services. In the future, Sharlink utilization
will be expanded for other transactional services.
Information Technology utilization for wider BNI Syariah services, especially several potential area that has not
been served or for signiicant events, were implemented through BNI Syariah Layanan Gerak BLG as mobile service
procurement, amounting to 20 four-wheeled vehicles equipped with ATM machine as well as Teller service for
account opening, cash deposit, withdrawal or fund transfer. ATM features can be utilized on balance information, money
withdrawal, inter-account or inter-bank transfers, PLN TelephonePDAM bill payment, handphone balance voucher
purchase, credit card bill payment, light ticket purchase, Zakat Infaq Shadaqah payment, Land and Building Tax,
Registered TV bill payment and other features. In this year, to comply obligation to the regulator, BNI
Syariah had disclosed Debitor Information System reporting 6 automation version.
While, regarding internal necessity fulillment, BNI Syariah performed database system migration to improve data
warehouse capability, performing data extract process acceleration and fulilling the necessity of business unit
related to management information system, both on the recapitulation report required by the manager or higher
level position at Business Intelligence System BIS application or detail report on Report Delivery Channel
RDC required at oficer level.
One of important aspect on Information Technology utilization is information system security implementation.
To prevent fraud activity, every withdrawaltransfer above Five Million Rupiah has to be veriied through PINPAD
machine by using 6 digits PIN code at every outlet. PINPAD machine installation at all outlets had been completely
performed in 2012.
Thus, to simplify Internet Banking customers in obtaining BNI Syariah e-secure token, in this year, the token could
be obtained at the time the customers performed internet banking registration at customer services. Instant Token
was utilized for Internet Banking system layered security in form of password numbers that automatically change
everytime the customers perform inancial transaction at Internet Banking.
Information Technology utilization was also carried on risk management activity. Operational Risk Instrument
Application PERISKOP becomes the instrument utilized on operational risk management including by administrating
loss event occured, formulating follow-up and performing the mitigation.
PERISKOP implementation brought beneit for operational risk potential anticipation and follow-up on loss decreasing
effort at Branch Ofice or Head Ofice. Besides, to assisst operational risk condition monitoring at supervised units.
• Kafalah Bil Ujroh, provision for PLN electricity bill
payment to 500 big biller from industry sector at Batam by providing payment bailout at 20th every month under
the conirmation of big biller.
•
•
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENGAMANAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RISIKO
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM
INFORMATION SYSTEM SECURITY
RISK MANAGEMENT
B
C
D
62 63
Penggunaan aplikasi untuk manajemen risiko lainnya adalah Internal Rating System IRS dalam rangka implementasi
Basell II khususnya untuk rating pembiayaan segmen kecil yang terdiri dari Customer Risk Rating CRR dan Customer
Credit Rating CCR sebagai bagian dari pengelolaan risiko pembiayaan.
Selain itu BNI Syariah telah membangun Risk Management Information System RMIS sebagai bagian dari pelaporan
proil risiko online kepada Bank Indonesia. Fase pertama RMIS telah selesai dibangun dan diimplementasikan,
sedangkan fase kedua dan ketiga akan dilaksanakan pada tahun 2013. Penggunaan RMIS dapat memberikan gambaran
mengenai kerugian di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang
didasarkan atas ketersediaan informasi, sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan,
serta untuk menilai risiko yang melekat pada kegiatan usaha BNI Syariah.
Pembangunan Whistle Blowing System WBS secara insourcing dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan
good corporate governance dan kebijakan Strategi Anti Fraud untuk pengendalian lingkungan internal BNI Syariah. Aplikasi
ini sebagai sarana pelaporan yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan jika terjadi indikasi
pelanggaran atau indikasi fraud di lingkungan BNI Syariah, dengan jaminan perlindungan dan kerahasiaan identitas
pelapor. Tata Kelola Teknologi Informasi IT Governance sebagai
bagian dari good corporate governance telah mulai dilaksanakan oleh BNI Syariah dengan penyusunan dan
penetapan Kebijakan Penggunaan dan Pengelolaan Teknologi Informasi KPPTI sesuai dengan regulasi yang berlaku.
KPPTI menjadi ketentuan internal sebagai acuan dalam penerapan Tata Kelola TI. Selanjutnya secara bertahap BNI
Syariah akan menerapkan program Tata Kelola TI sesuai dengan kondisi dan tujuan perusahaan.
Audit Teknologi Informasi BNI Syariah telah dilaksanakan dalam rangka evaluasi dan perbaikan efektivitas proses-
proses manajemen risiko, kontrol dan good corporate governance, sehingga diharapkan penggunaan teknologi
informasi dapat memberikan hasil terbaik bagi BNI Syariah serta menyerap investasi secara tepat guna dan berdaya
guna.
Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan jumlah pegawai BNI Syariah, maka pemanfaatan sistem yang sesuai dengan
kebutuhan diperlukan untuk melaksanakan manajemen sumber daya manusia secara memadai. Human Resources
Information System HRIS sebagai pengganti sistem yang lama, dibangun dan diimplementasikan dalam tiga fase.
Fase pertama yaitu Organization Management dan Personel Administration, telah dibangun dan diimplementasikan pada
pertengahan tahun 2012. Sedangkan fase kedua dan fase ketiga akan dibangun dan diimplementasikan tahun 2013.
Other applicaiton utilization for risk management was Internal Rating System IRS regarding Basel II implementation
especially small segment inancing rating that consists of Customer Risk Rating CRR and Customer Credit Rating CCR
as part of inancing risk management.
Moreover, BNI Syariah also established Risk Management Information System RMIS as part of online risk proile
reporting to Bank Indonesia. RMIS irst phase was completely developed and implemented, while second and third phases
will be implemented in 2013. The RMIS utilization will provide description on future loss, enhance systematic decision-
making process and method based on information availability, as more accurate basic measurement regarding Company’s
performance as well as to asses several risks attached to BNI Syariah business activity.
Whistle Blowing System establishment insourcingly was implemented as part of Good Corporate Governance and
Anti-Fraud Strategy implementation to manage BNI Syariah’s internal environment. The applications becomes reporting
channel performed by Company’s internal and external parties if there is any violation or fraud indications at BNI Syariah
environment, with the reporter security and conidentiality protection.
Information Technology Governance IT Governance as part of good corporate governance has been startly impelemented
by BNI Syariah within the formulation and implementation of Information Technology Management and Utilization
KPPIT Policy referring to applicable regulation. KPPIT became internal procedure as the guideline in implementing
IT Governance. Afterwards, BNI Syariah will periodically impelement IT Governance program referring to Company’s
condition and objectives.
BNI Syariah Information Technology Audit had been carried in order to evaluate and improve risk management process
effectiveness, control and good corporate governance that it is expected Information Technology utilization will provide
maximum result for BNI Syariah as well as absorb investment in effective and eficient manners.
In line with BNI Syariah employees number rapid growth, suitable system utilization referring to appropriate human
resources management necessity. Human Resources Information System HRIS as old system susbtitution was
established and implemented on three phases.
First phase is Organization, Management and Personnel Administration, had been established and implemented at mid-
2012. While second and third phases will be established and implemented in 2013.
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
E
TATA KELOLA DAN AUDIT TI
IT GOVERNANCE AUDIT
4
64 65
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA
PERUSAHAAN
TOP MANAGEMENT’S DISCUSSION AND ANALYSIS OF COMPANY PERFORMANCE
66 67
Perkembangan perbankan nasional menunjukkan tetap mengalami pertumbuhan meskipun pertumbuhannya lebih
kecil dibandingkan periode sebelumnya. Aset perbankan nasional pada tahun 2012 sebesar Rp4,263 triliun, tumbuh
sebesar Rp610 triliun atau 16.69 terhadap posisi tahun 2011 sebesar Rp3.653 triliun. Pertumbuhan aset ini lebih kecil dari
tahun 2011 yang sebesar 21,40.
DPK tahun 2012 sebesar Rp3,225 triliun, meningkat sebesar Rp440 triliun atau 15.81 dari periode sebelumnya sebesar
Rp2,785 triliun. Meskipun DPK tumbuh, tetapi mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 yang
mencapai sebesar 19.07.
Pembiayaan yang disalurkan selama tahun 2012 sebesar Rp2,708 triliun, tumbuh sebesar Rp508 triliun atau 23.08
dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp2,200 triliun. Pertumbuhan pembiayaan tersebut juga mengalami sedikit
penurunan dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama yang tumbuh sebesar 24.59.
National Banking development still indicated growth although smaller compared to previous year. National banking asset in
2012 amounted to Rp4,263 trillion, or Rp610 trillion or 16.69 highre compared to position in 2011 that was Rp 3.653 trillion.
The asset frowth is smaller compared to 2011 that recorded 21.40 growth.
Third Party Fund in 2012 amounted to Rp 3,225 trillion, Rp440 trillion or 15.81 higher compared to previous period that
was Rp2,785 trillion. Thought the Third Party Fund is growing, it still experienced slight correction compared to previous
year growth that reached 19.07.
Loan disbursed in 2012 amounted to Rp2,708 trilion, Rp508 trillion or 23.08 growth compared to previous year position
that was Rp2,200 trillion. The loan growth also experienced slight correction compared to same period at previous year
that grew 24.59.
PERBANKAN NASIONAL
NATIONAL BANKING
A
Jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sebanyak 193 bank terdiri dari 11 BUS, 24
UUS, dan 158 BPRS. Jumlah kantor dari ketiga jenis bank tersebut pada tahun 2012 sebanyak 2,663 kantor, meningkat
sebesar 26.75 atau selama satu tahun bertambah 562 kantor.
Aset perbankan syariah pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp49,55 triliun atau tumbuh sebesar 34.06 dari Rp145,47
triliun di tahun 2011 menjadi Rp195,02 triliun di tahun 2012. Dengan adanya pertumbuhan tersebut maka pangsa pasar
aset perbankan syariah meningkat menjadi 4,58 di tahun 2012 dari 3.98 di tahun 2011.
DPK perbankan syariah tahun 2012 sebesar Rp 147,51 triliun, meningkat sebesar Rp32,10 triliun atau 27,81
dari tahun 2011 sebesar Rp115,42 triliun. Pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional tahun 2012
sebesar 4.57, sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 4.14.
Sementara itu dari sisi penyaluran dana, pembiayaan di perbankan syariah tahun 2012 sebesar Rp147,51 triliun
meningkat sebesar Rp44,84 triliun atau 43.68 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp102,67 triliun. Pangsa pasar
pembiayaan perbankan syariah terhadap perbankan nasional menyumbang 5.45, meningkat jika dibandingkan tahun
2011 sebesar 4.67. Dilihat dari kualitasnya, ternyata Non Performing Financing NPF pembiayaan perbankan syariah
tahun 2012 semakin membaik menjadi 2.22 dari semula 2.52 di tahun 2011.
Number of banks performed sharia-based business activity was 193 banks consists of 11 SBU, 24 UUS and 158 BPRS.
Total ofice owned by those banks in 2012 amounting to 2,663 ofices, 26.75 higher or 562 ofices in one year.
Sharia banking asset in 2012 experienced Rp 49.55 trillion or 34.06 increase from Rp145,47 trillion in 2011 to Rp195.02
trillion in 2012. Within the growth, sharia banking market segment also rose into 4.58 in 2012 from 3.98 in 2011.
Sharia Third Party Fund in 2012 amounted to Rp 147.51 trillion, Rp 32.10 trillion or 27.81 higher compared to 2011
that was Rp 115.42 trillion. Sharia banking market segment towards national banking in 2011 was 4.57, slightly higher
compared to previous year that was recorder at 4.14 level.
From inancing disbursement side, sharia banking incaning in 2012 amounted to Rp147,51 trillion, Rp44,84 trillion or
43.68 higher compared to previous year. Sharia banking inancing market segment towards national banking
contributed 5.45, considered increase compared to 2011 that was 4.67. Considering from its quality, Non-Performing
FInancing NPF on sharia banking inancing in 2012 was improved to 2.22 from 2.52 in 2011.
PERBANKAN SYARIAH
SHARIA BANKING
B
Pada tahun 2012, kinerja Bank BNI Syariah semakin meningkat ditunjukkan dengan pertumbuhan aset sebesar
25.73 atau Rp2,18 triliun dari Rp8,47 triliun di tahun 2011 menjadi Rp10,64 triliun di tahun 2012. Pembiayaan meningkat
sebesar 43.72 atau Rp2,3 triliun, semula Rp5,31 triliun di tahun 2011 menjadi Rp7,63 triliun di tahun 2012. Dana Pihak
Ketiga meningkat sebesar 32.91 atau Rp2,22 triliun dari Rp6,76 triliun di tahun 2011 menjadi Rp8,98 triliun di tahun
2012. BNI Syariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp101,89 miliar pada tahun 2012, dengan pertumbuhan
53.56 atau Rp35,54 miliar dibandingkan periode sebelumnya, sebesar Rp66,35 miliar. Dengan kondisi tersebut
menunjukkan bahwa kinerja BNI Syariah tahun 2012 semakin membaik dan meningkat secara konsisten.
Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 lebih rendah dari tahun sebelumnya disebabkan oleh ekonomi Eropa yang
masih mengalami kontraksi akibat krisis utang, ekonomi Amerika Serikat AS yang masih rentan dan dibayangi isu
keterbatasan stimulus iskal dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang mulai melambat, khususnya
Cina dan India.
Sementara itu perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6.2 dan diprakirakan akan meningkat
pada 2013 dan 2014. Daya tahan perekonomian selama ini didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang
terjaga.
Inlasi sepanjang tahun 2012 tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada kisaran sasaran inlasi sebesar
4,5 ±1. Inlasi 2012 mencapai 4,30 yoy terutama didorong oleh inlasi inti yang stabil, inlasi volatile food yang terkendali
dan inlasi administered prices yang rendah. Sementara itu nilai tukar rupiah pada 2012 mengalami
depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah. Rupiah secara point-to-point melemah 5.91 yoy selama tahun 2012
ke level Rp9.638 per dolar AS. Tekanan depresiasi terutama terjadi terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian
global, khususnya di kawasan Eropa yang berdampak pada penurunan arus masuk portofolio asing ke Indonesia dan dari
sisi domestik berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor di tengah perlambatan kinerja ekspor.
Dari sisi stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik selama tahun 2012.
Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal CARCapital Adequacy
Ratio yang mencapai 17.43 dan rendahnya rasio kredit bermasalah NPLNon Performing Loan gross sekitar 1.87
pada Desember 2012. Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2012 mencapai 23.08 yoy. Sejalan
dengan prospek perekonomian mendatang, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi
perbankan yang meningkat. In 2012, Bank BNI Syariah’s performance was higher indicated
by 25.73 asset growth or amounted to Rp2,18 trillion from Rp8,47 trillion in 2011 to Rp10,64 trillion in 2012. The
inancing was 43,72 higher or Rp2,3 trillion, that was before Rp 5,31 trillion in 2011 to Rp7,63 trillion in 2012. Third Party
Fund also 32.91 or Rp2,22 trillion rose from Rp6,76 trillion in 2011 to Rp8,98 trillion in 2012. BNI Syariah succeeded in
booking nett Income amounting to Rp 101,89 billion in 2012 with 53.56 or Rp35,54 billion growth compared to previous
year that amounted to Rp66,35 billion. This favorable condition indicated that BNI Syariah’s performance in 2012 was better
and consistently improved.
Global economy growth in 2012 was lower compared to previous year caused by European economy less favorable
condition that still experienced debt crisis pressure, US fragile economy as well as shadowed by iscal stimulation limit issue
and slowing down of developing countries economy growth, especially China and India.
On the other hand, Indonesian economy in 2012 experienced relatively high growth at 6.2 and predicted will improve in
2013 and 2014. Current economy resilience is supported by macro stability and controlled inancial system.
Inlation in 2012 was controlled at low level and placed on targeted inlation rate that was 4.5±1. Inlation rate in 2012
reached 4,30 yoy especially supported by stable core inlation and low administered price inlation.
While, Rupiah exchange rate in 2012 experienced depreciation with relatively low volatility. Rupiah in point-to-point
weakende 5.91 yoy in 2012 to Rp9,638 per US Dollar level. Depreciation pressure was mainly related with worse
global economy condition, especially at European region that affected on lower foreign portfolio inlow to Indoensia and
from domestic side caused by exchange rate high demand regarding import necessity in the midst of export performance
stagnancy.
From inancial system stability as well as banking intermediary function side were appropriately controleld in
2012. Banking industry solid performanec relected from high Capital Adequacy Ratio CAR that reached 17.43 and low
gross Non-Performing Loan NPL ratio that recorded around 1.87 in December 2012. On the other hand, loan growth as
end of December 2012 reached 23.08 yoy. In accordance with future economy prospect, inancial system stability will
be maintained with improving banking intermediary function.
TINJAUAN BISNIS PERBANKAN BANKING BUSINESS OVERVIEW
ANALISIS MAKRO DAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH
MACRO AND SHARIA BANKING INDUSTRY ANALYSIS
68 69
Aset BNI Syariah pada tahun 2012 sebesar Rp 10,64 triliun, meningkat Rp2,17 triliun atau 25.73 dari posisi tahun 2011
sebesar Rp 8,47 triliun. Jika dibandingkan dengan aset perbankan syariah, pada tahun 2012 BNI Syariah menguasai
pangsa pasar market share sebesar 5.46. Dari 35 UUS dan BUS di Indonesia, aset BNI Syariah menempati urutan ke 4
empat. Selama tahun 2012, pembiayaan BNI Syariah tumbuh sebesar
43.72 atau Rp2,32 triliun dari posisi tahun 2011 sebesar Rp 5,31 triliun menjadi Rp7,63 di tahun 2012. Pertumbuhan
ini lebih besar jika dibandingkan dengan industri perbankan syariah yang tumbuh sebesar 43.68 pada periode yang
sama. BNI Syariah’s asset in 2012 amounted to Rp10.64 trillion,
Rp2,17 trillion or 25.73 higher compared to position in 2011 that was Rp8,47 trillion. If compared to sharia banking asset,
in 2012, BNI Syariah led market share amounted to 5.46. From 35 SUB and BUS in Indonesia, BNI Syariah’s asset was
in 4th position. In 2012, BNI Syariah’s inancing grew 43.72 or Rp2,32
trillion compared to position in 2011 that was Rp5.31 trillion to Rp7,63 trillion in 2012. The growth was higher compared to
sharia banking industry growth that was recorded at 43.68 level at the same period.
MARKET SHARE ASSET MARKET SHARE PEMBIAYAAN
ASSET’S MARKET SHARE FINANCING’S MARKET SHARE
D F
Pada tahun 2012 posisi DPK BNI Syariah sebesar Rp 8,98 triliun meningkat 32.91 atau Rp2,22 triliun dari posisi
tahun 2011 sebesar Rp 6,75 triliun. Pada periode yang sama DPK perbankan syariah tumbuh 27.81 dari Rp115,42
triliun di tahun 2011 menjadi Rp147,51 triliun. Pangsa pasar DPK BNI Syariah terhadap perbankan nasional pada 2012
sebesar 6.09, mengalami sedikit penurunan dari periode sebelumnya sebesar 5.85. Dari 45 bank yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, DPK BNI Syariah menduduki peringkat ke 4 empat.
In 2012, BNI Syariah’s DPK position amounted to Rp8,98 trillion or 32.91 or Rp2,22 trillion higher compared to
position in 2011 that amounted to Rp6,75 trillion. At the same period, sharia banking DP grew 27.81 from Rp115,42 trillion
in 2011 to Rp147.51 trillion. BNI Syariah’s DPK market share towards national banking in 2012 was 6.09 experiencing
slight decrease compared to previous year that was 5.85. from 45 banks performing sharia-based business activity, BNI
Syariah’s DPK was in the 4th position.
MARKET SHARE DPK
MARKET SHARE DPK
E
Jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tahun 2012 sebanyak 193 bank terdiri
dari 11 BUS, 24 UUS, dan 158 BPRS. Jumlah kantor dari ketiga jenis bank tersebut pada tahun 2012 sebanyak 2,663
kantor, meningkat sebesar 26.75 atau selama satu tahun bertambah 562 kantor. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dimana terdapat 190 bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, maka pada tahun
2012 ini hanya terdapat penambahan 3 tiga BPRS, tidak ada penambahan UUS dan BUS.
Number of banks performed sharia-based business activity was 193 banks consists of 11 SBU, 24 UUS and 158 BPRS.
Total ofice owned by those banks in 2012 amounting to 2,663 ofices, 26.75 higher or 562 ofices in one year. If compared
to previous year where there were only 190 banks performing sharia-based business activity, that in 2012 there were 3
three additional BPRs, With no addition at SBU and BUS.
PELAKU PERBANKAN SYARIAH
SHARIA BANKING PLAYERS
C
70 71
DANA PIHAK
KETIGA
THIRD PARTY FUND
DPK
DPK
2010
2010 2011
2011 NOMINAL
NOMINAL PERTUMBUHAN GROWTH 2011 - 2012
PERTUMBUHAN GROWTH 2011 - 2012 JUMLAH REKENING NUMBER OF ACCOUNTS
2012
2012
1,981 539
2,612 5,132
508,218 4,474
17,514 530,206
3,809 1,468
3,702 8,980
749,849 7,619
23,459 780,927
45,59 64,15
14,08 32,91
27,23 25,60
16,07 26,85
2,616 895
3,245 6,756
589,367 6,066
20,211 615,644
1,193 574
457 2,224
160,482 1,553
3,248 165,283
TABUNGAN SAVING GIRO CURRENT ACCOUNT
DEPOSITO TIME DEPOSIT TOTAL
TABUNGAN SAVING GIRO CURRENT ACCOUNT
DEPOSITO TIME DEPOSIT TOTAL
SAMPAI DENGAN DESEMBER 2012 TOTAL DPK BNI SYARIAH MENCAPAI RP 8,98
TRILIUN, MENINGKAT SEBESAR RP 2,22 TRILIUN ATAU 32,91 DARI TOTAL DPK TAHUN 2011 SEBESAR RP 6,75 TRILIUN.
JUMLAH DPK BNI SYARIAH TERSEBUT DIIKUTI DENGAN PERTUMBUHAN JUMLAH REKENING SEBANYAK 165.283 ATAU TUMBUH
26,85 DARI SEMULA 615.644 REKENING DI TAHUN 2011 MENJADI
780.927 REKENING DI TAHUN 2012.
Penghimpunan dana murah yaitu rasio giro dan tabungan dibandingkan total DPK CASA BNI Syariah selama tiga tahun
berturut-turut menunjukkan perkembangan yang signiikan. Kondisi tersebut menjadikan BNI Syariah pada tahun 2012
berada pada peringkat pertama dalam penghimpunan dana murah diantara perbankan syariah lainnya.
Pencapaian tabungan sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp3,81 Triliun komposisi terbesar berasal dari tabungan iB
Hasanah Mudharabah sebesar 60.64. Perincian tabungan BNI Syariah secara lengkap adalah sebagai berikut:
Tabungan iB Hasanah Mudharabah → 60.64 1.