Struktur Permodalan PTPN X

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian Notes to the consolidated financial statements

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan

f. f.

g. Sediaan

Sediaan bahanbarang perlengkapan Sediaan BahanBarang Inkoran Sediaan Gula Sediaan Tetes The value of premium sugar and sugar sisan be calculated as part of cost of goods sold deduction. Semi-finished inventories sugar sisan are translated equivalent to sugar SHS I and appraised based on the average production cost of each sugar mill. MaterialEquipment Inventory Material useless inventory Sugar Inventory Premium sugar inventory including packaging that have not been sold are valued at the price value at the productioncost on average or the average selling price per unit wich ever is the lower Comwil each sugar mill At Each end of period, there must be held inventory taking of suppliesof materials goods and if there are items that can not be used because it is damaged, then the inventory moved from inventory accounts of materialsgoods by openingthe allowance account in the same amount. Elimination of useless inventory items of bookkeeping is done after the material goods sold and has been approved by the Board of Commissioners. The Use of material inventory equipment items are measured in the moving weighted average method. Accordingto the letter of the Minister of Agricultureof the Republic of Indonesia Number: KB- 410558MentanIX90 September 25, 1990, the mollases product are no longer categorized as a byproductbut as the Joint Product with sugar, so that production costs are allocated to load together for sugar and molasses. Mollases Inventory Transactions in foreign currencies are recorded at the exchange rate at the time of occurrence. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated into rupiahs using the middle exchange rate of Bank Indonesia. Differences arising from foreign currency translation are recognized as income or expense of exchange rate differences in the income statement for the year. Exchange rates occurred in the companys transactions are in U.S. Dollar and the Euro exchange rate of Bank Indonesia on December 31, 2011 and 2010 amountedto USD 1 .- equivalent to Rp 9.068, - and Rp 8.991, - and EUR 1 .- equivalent to Rp 11.739 and Rp 11,956. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam bentuk valuta asing dicatat berdasarkan nilai kurs pada saat terjadinya. Pada tanggal neraca, pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Selisih yang mbul dari penjabaran mata uang asing tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban beda kurs dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Kurs yang transaksinya terjadi di Perseroan adalah dalam US Dollar dan Euro dengan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sebesar USD 1.- setara dengan Rp 9.068,- dan Rp 8.991,-, serta EUR 1.- setara dengan Rp 11.739 dan Rp 11.956. Pemakaian sediaan bahanbarang perlengkapan dicatat dengan menggunakan metode harga rata-rata termbang bergerak weighted moving average method. Seap akhir tahun buku diadakan stock opname atas sediaan bahanbarang dan apabila terdapat barang yang dak dapat dipakai karena rusak, maka sediaan tersebut dipindahkan dalam akun sediaan bahanbarang dengan membuka akun penyisihannya dengan jumlah yang sama. Penghapusan sediaanbarang inkoran dari pembukuan dilakukan setelah bahanbarang tersebut laku dijual dan telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Sediaan gula ekonomis termasuk pengemasannya yang belum terjual dinilai berdasarkan harganilai yang lebih rendah antara harga pokok produksi rata-rata dibanding harga jual rata-rata per satuan Comwil masing-masing pabrik gula Sediaan hasil setengah jadi gula sisan dijabarkan setara dengan gula SHS I dan dinilai sesuai harga pokok produksi rata-rata masing-masing pabrik gula. Nilai sediaan gula ekonomis dan gula sisan diperhitungkan sebagai unsur pengurang harga pokok penjualan. Sesuai dengan surat Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :KB-410558MentanIX90 tanggal 25 September 1990, produk tetes dak lagi dikategorikan sebagai hasil sampingan melainkan sebagai produk bersama Joint Product dengan gula, sehingga beban produksi dialokasikan menjadi beban bersama untuk gula dan tetes. Transactions and Financial Statements in Foreign Currencies

2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES continued

g. Inventories