BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode statistik diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:
5.1.1. Statistik Deskriptif
Tabel 5.1 berikut ini menyajikan deskriptif statistik atas variabel-variabel yang terlihat dalam penelitian ini.
Tabel 5.1. Statistik Variabel Descriptive Statistics
Mean Std.
Deviation N
IPM 72.8034
2.56562 38
PAD 30.84753
67.496608 38
Belanja Modal 63.50871
47.938261 38
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata PAD KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 30.847.530.000 dan standard deviasinya
sebesar 67,496608. Pemerintah Kabupaten dan Kota yang memiliki PAD minimum adalah sebesar Rp. 1.497.070.000 yaitu berada di Kabupaten Nias Selatan, hal ini
disebabkan karena Kabupaten Nias Selatan merupakan daerah otonomi yang baru terbentuk. Sedangkan PAD yang paling tinggi berada di Kota Medan sebesar Rp.
312.862.350.000 karena pendapatan PBB, Pajak Hotel dan Restoran cukup tinggi.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan asli daerah PAD adalah salah satu sumber penerimaan yang harus selalu terus menerus di pacu pertumbuhannya. Adapun yang termasuk sumber-
sumber pendapatan daerah menurut UU No. 5 Tahun 1974 Pasal 55 yaitu Pendapatan Asli Daerah Sendiri PADS yang terdiri dari beberapa pos pendapatan yaitu: pajak
daerah, retribusi daerah bagian laba usaha daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah. Untuk kemandirian suatu daerah otonomi, maka kinerja keuangan pemerintah
Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara sangat dituntut melalui peningkatan PAD. Jika PAD naik maka dapat dikatakan kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten
dan Kota tersebut naik meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan kecilnya kontribusi PAD tersebut terhadap total penerimaan daerah.
a. Badan Usaha Milik Daerah pada umumnya belum beroperasi secara efisien
yang tercermin pada laba bersih yang dihasilkan. b.
Kurangnya kesadaran masyarakat membayar pajak, retribusi, dan pungutan lainnya.
c. Masalah peraturan-peraturan PAD yang perlu disesuaikan dan disempurnakan
lagi. d.
Rendahnya tingkat dan ekonomi masyarakat yang biasanya hal ini tercermin dalam pendapatan masyarakat.
Rata-rata Belanja Modal BM 19 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 63.508.710.000 dan standard deviasinya sebesar 47,938261.
Pemerintah Kabupaten dan Kota yang memiliki BM minimum adalah sebesar
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Rp. 4.744.340.000 yaitu berada di Kabupaten Nias Selatan, sedangkan BM paling tinggi berada di Kota Medan sebesar Rp. 215.676.830.000.
BM merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Rata-rata IPM 19 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara sebesar 72,8034 dan standard deviasinya sebesar 2,56562. Pemerintah Kabupaten dan Kota
yang memiliki IPM minimum adalah 64,50 yaitu berada di Kabupaten Nias Selatan, sedangkan IPM paling tinggi berada di Kota Pematang Siantar sebesar 76,95.
Metode yang dipakai dalam Indonesia sama dengan metode UNDP, untuk memastikan hasilnya dapat dibandingkan dengan gambaran internasional. Walau
bagaimanapun juga berkaitan dengan ketersediaan data dan juga untuk alasan beberapa substansi maka beberapa modifikasi dari metode. Sebagian dari perbedaan
itu adalah pengukuran pencapaikan pendidikan dalam komponen IPM diganti angka rata-rata lama sekolah menjadi kontribusi angka partisipasi kasar pendidikan dasar,
sekunder dan tertier. Hal lain yang berbeda dengan laporan dunia global report ialah pemakaian database untuk menggambarkan pendapatan. Laporan dunia
memakai GDP per kapita, sedangkan Indonesia memakai pengeluaran per kapita. Untuk rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 2.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Uji Asumsi Klasik