Koefisien determinasi R Uji statistik F

Gambar 5.3. Scatterplot Dari gambar output SPSS Scatterplott di atas bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas.

5.1.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis kedua model regresi digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun parsial.

5.1.3.1. Koefisien determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk melihat kemampuan model dalam menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen dari model yang dibangun. Berdasarkan hasil pengujian statistik untuk model dengan variabel pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara independen PAD dan BM serta variabel dependen IPM diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.4. Nilai Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .496 a .246 .203 .03230 1.363 a. Predictors: Constant, ln_BM, ln_PAD b. Dependent Variable: ln_IPM Koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0,203 berarti variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen hanya sebesar 20,3, sisanya sebesar 79,7 diterangkan oleh variabel lain di luar model yang terangkum dalam error.

5.1.3.2. Uji statistik F

Uji F ini bertujuan mengetahui pengaruh secara serentak variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil output SPSS untuk Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 5.5. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Hasil Pengujian Hipotesa Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .012 2 .006 5.719 .007 a Residual .037 35 .001 Total .048 37 a. Predictors: Constant, ln_BM, ln_PAD b. Dependent Variable: ln_IPM Nilai P Value sig 0,007 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, artinya semua variabel independen PAD dan BM secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen IPM pada taraf signifikansi  = 5. 5.1.3.3. Uji statistik t Hasil pengujian statistik t uji parsial untuk variabel PAD, BM dan IPM diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.6. Hasil Pengujian Hipotesa Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.043 .124 32.620 .000 ln_PAD .031 .011 .959 2.783 .009 ln_BM -.020 .012 -.586 -1.700 .098 Variabel independen yang mempunyai nilai P Value sig lebih kecil dari pada 0,05 dalam nilai absolut pada taraf signifikansi  = 5 adalah PAD sebesar 0,009, pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara sedangkan BM sebesar 0,098. Artinya variabel independen PAD secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen IPM pada taraf signifikansi  = 5. 5.2. Pembahasan Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa pada regresi dengan variabel independen PAD, dan BM serta variabel dependen IPM disimpulkan bahwa PAD dan BM secara simultan berpengaruh secara positif dan signifikan pada = 5 terhadap IPM, artinya kenaikan PAD dan BM akan menyebabkan kenaikan IPM. Begitu juga sebaliknya penurunan PAD dan BM secara simultan akan menyebabkan penurunan IPM. Model yang terbentuk dari hasil regresi adalah sebagai berikut: Y = 4,043 + 0,031 X 1 - 0,02X 2 + e. Untuk peningkatan IPM suatu daerah, maka kemampuan pemerintah dalam hal memaksimalkan kinerja keuangan pemerintah sangat dituntut melalui peningkatan PAD dan BM. Sehingga pemerintah daerah dalam mengalokasikan belanja pembangunan seperti pembangunan sarana dan prasarana yaitu pembangunan sekolah, rumah sakitpuskesmas, bantuan permodalan usaha kecil dapat berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat yang mempunyai indikator terhadap naiknya tingkat pendapatan masyarakat, tingkat kesehatan dan tingkat pendidikan. Pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Dengan peningkatan PAD akan menciptakan hidup yang sehat dan harapan hidup lebih panjang, meningkatkan kualitas pendidikan dan standard kehidupan masyarakat. Demikian juga halnya dengan peningkatan BM akan dapat meningkatkan IPM, karena penggunaan belanja ini lebih banyak difokuskan kepada infrastruktur fasilitas publik. Fasilitas publik ini akan mendorong kemampuan masyarakat untuk meningkatkan IPM masyarakat di KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara. Kesimpulan penelitian ini secara simultan BM beserta PAD berpengaruh terhadap IPM. Dengan total penerimaan daerah yang didapatkan dari pengelolaan sumber daya dan juga bantuan dari pemerintah pusat, maka alokasi dana untuk mensejahterakan masyarakat juga akan semakin baik. Bantuan pembangunan dari Pemerintah diarahkan untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pengalokasian dana BM untuk kesejahteraan baik berupa pembangunan gedung, sarana dan prasarana yang memadai untuk kenyamanan masyarakat dalam mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang lebih baik. Jadi yang dipikirkan saat ini bukan hanya alokasi tinggi bagi kemajuan bangsa yang dilihat dari kekayaan, melainkan juga pengalokasian dana yang lebih tinggi bagi belanja untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5.2.1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia