Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test diatas, data diatas telah berdistribusi normal.
5.2.4.6. Perhitungan Persentil
Setelah diperoleh data anthropometri dari pengukuran seluruh pekerja,
selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah nilai
persentil 5, 50, dan 95. Cara penentuan nilai persentil data anthropometri tersebut adalah sebagai berikut.
1. Persentil 5
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 5 yang dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
P
5
= x- 1,645σ
x
Dimana: P
5
= Besar persentil 5 x
= Rata-rata σ
x
= Standar Deviasi dari data x Perhitungan dimensi Tinggi Popliteal TP:
P
5
= x- 1,645σ
x
= 42,06 – 1,6451,009
= 40,4 cm
2. Persentil 50
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 50 yang dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
P
50
= x Dimana:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
P
50
= besar persentil 50 x = rata-rata data x
Perhitungan dimensi Tinggi Popliteal TP: P
50
= 42,06 cm
3. Persentil 95
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 95 yang dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
P
95
= x +1,645σ
x
Dimana: P
95
= besar persentil 95 x = rata-rata data x
σ
x
= standar deviasi dari data x Perhitungan dimensi Tinggi Popliteal TP:
P
95
= x+1,645σ
x
= 42,06 + 1,6451,009 = 43,720 cm
Dengan cara yang sama, rekapitulasi perhitungan persentil 5, 50, dan 95 untuk masing-masing data dimensi anthropometri dapat dilihat pada Tabel 5.29.
dibawah ini.
Tabel 5.29. Perhitungan Persentil 5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri
No Dimensi Anthropometri
P
5
cm P
50
cm P
95
cm
1 Tinggi Popliteal TP
40,40 42,06
43,72 2
Lebar Pinggul Duduk LPD 33,19
34,26 35,33
3 Pantat Popliteal PP
44,23 46,06
47,89
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 5.29. Perhitungan Persentil 5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri
No Dimensi Anthropometri
P
5
cm P
50
cm P
95
cm
5 Lebar Bahu LB
38,62 39,68
40,742
6 Tinggi Siku Duduk TSD
66,57 67,08
67,59
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data diatas, data dimensi TP, dan TSD menggunakan persentil 50 dengan alasan pertimbangan agar operator yang memiliki dimensi tinggi
popliteal yang kecil dan besar dapat menggunakkan dengan nyaman. Data dimensi LPD, TBD, dan LB menggunakan persentil 95 dengan alasan pertimbangan
operator yang mempunyai data dimensi yang panjang akan sesuai dengan dimensi rancangan fasilitas baru dan operator yang mempunyai data dimensi yang pendek
masih dapat merasakan kenyamanan. Data dimensi PP dan menggunakan persentil 5 alasan pertimbangan operator yang mempunyai pantat popliteal yang pendek akan
sesuai dengan dimensi panjang alas kursi dan operator yang mempunyai pantat popliteal yang lebih panjang masih dapat merasa kenyamanan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Tingkat Keluhan Muskuloskeletal
Penilaian Standard Nordic Questionnaire SNQ menunjukkan bahwa stasiun tapak paling dominan dengan kategori sakit dan sangat sakit. Pada stasiun
tapak memiliki nilai 57,20 kategori sakit dan 5,7 kategori sangat sakit. 1. Kategori sangat sakit
Terdapat pada bagian pinggang karena postur tubuh saat bekerja yang menyesuaikan dengan kursi yang alas duduknya belubang serta tidak memiliki
sandaran untuk punggung. Selain itu, pada bagian tangan kiri, tangan kanan, paha kiri dan paha kanan termasuk kategori sangat sakit karena operator
melakukan pekerjaannya diatas paha operator. 2. Kategori sakit
Kategori sakit rata-rata terdapat pada seluruh dimensi operator karena pekerjaannya yang berulang, postur tubuh yang membungkuk 20
sampai 60 keatas, fasilitas yang tidak ergonomis, dan waktu kerja yang lama antara 8-12
jam. Kategori rasa sakit yang tidak sama yang dialami oleh kelima operator pada
stasiun tapak disebabkan karena berbedanya dimensi tubuh atau antropometri operator pada bagian tubuhnya. Misalnya tinggi popliteal operator 1 45 cm berbeda
dengan operator 2 46,5 cm, lebar bahu pada operator 1 39,3 cm berbeda dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA