Implementation Landscape Process of Rumbai Sport Center at Riau (Internship at Nidya-TWW JO)
PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP
PADA PROYEK PENATAAN KAWASAN SPORT CENTER RUMBAI, RIAU, DI NINDYA‐TWW, JO.
GITA PERTIWI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(2)
RUMBAI, RIAU.
(KEGIATAN MAGANG DI NINDYA-TWW, JO)
Implementation Landscape Process of Rumbai Sport Center at Riau
(Internship at Nidya-TWW JO)
Gita Pertiwi1, Fitriyah Nurul H. Utami2, Dewi Rezalini Anwar2 1 Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB 2Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB
Abstract
The 18th Pekan Olahraga Nasional will be held in Riau Province. The Riau Government proclaimed to concentrate the sport events into a sport center. Sport Center Rumbai (SCR) has been built in stages, starting from 2008 and now it has established five venues that will be used in PON XVIII championship. As a sport center, SCR must be representative in accommodating it’s users and their security in accordance to the basic standards. SCR is structuring area facilities and infrastructure development work that consist of hardscape and softscape jobs. Implementation of SCR project is handled by Nindya-TWW Jo, which is a collaboration between two experienced company engaged in construction sector. It is neccessary to study the landscape implementation process. Implementation (construction) is performed after the stage of planning and design process is completed. By doing an internship program at Nindya-TWW Jo, student learned about landscape implementation process, especially softscape work in the sport center construction. Student is involved in SCR project by supervising the softscape implementation in the field and studio work. The product of this internship are shopdrawings, letters of administration related to implementation process and recomendation.
(3)
(4)
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Proses Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, Riau di Nindya-TWW, JO” adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2012
Gita Pertiwi A44070022
(5)
RINGKASAN
GITA PERTIWI. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, Riau di Nindya-TWW, JO. Dibimbing oleh
FITRIYAH NURUL H. UTAMI dan DEWI REZALINI ANWAR.
Sport Center Rumbai (SCR) adalah pusat kegiatan olahraga di Jalan Yos Sudarso, Rumbai, Kota Pekanbaru, memiliki luas 34 hektar (ha) yang terdiri dari 5 venues, yaitu: Stadion Bola Kaharuddin Nasution, Stadion Atletik, Gelanggang Aquatic, Hall Senam dan Hall Basket. Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai adalah proyek konstruksi yang dibangun dalam rangka persiapan PON 2012, untuk melengkapi fasilitas dan sarana umum agar gedung-gedung olahraga dalam suatu kawasan sport center terintegrasi satu sama lain. Proyek ini dilaksanakan oleh perusahaan konstruksi PT. Nindya Karya dan PT. Tuju Wali Wali yang melakukan Joint Operation dengan nama kemitraan Nindya-TWW, JO. Proyek Penataan Kawasan SCR yang ditangani Nindya-TWW, JO terdiri dari 9 item pekerjaan, yaitu: (1) pekerjaan pendahuluan, (2) pekerjaan pagar, (3) pekerjaan area parkir, (4) pekerjaan drainase, (5) pekerjaan Mekanikal-Elektrikal (ME), (6) pekerjaan jalan aspal, (7) pekerjaan pintu gerbang, (8) pekerjaan bangku taman, dan (9) pekerjaan taman atau softscape.
Penulisan skripsi ini dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan magang. Kegiatan magang berlangsung selama 4.5 bulan dari April 2011 sampai Agustus 2011 di Nindya-TWW, JO, bertujuan: (1) menganalisis pelaksanaan pekerjaan
lanskap proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, mencakup manajemen
proyek, pekerjaan softscape dan hardscape, (2) menganalisis proses bekerja di studio dalam pembuatan shop drawing dan as-built drawing pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, serta (3) mampu merumuskan permasalahan dan membuat rekomendasi terkait pelaksanaan pekerjaan lanskap pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai. Metode kerja yang digunakan adalah partisipasi aktif dan terlibat langsung di dalam proses pelaksanaan pekerjaan lanskap, baik di studio maupun di lapang. Pekerjaan lanskap dibagi menjadi pekerjaan softscape dan hardscape. Pada pelaksanaan pekerjaan softscape penulis terlibat secara langsung mengawasi pelaksanaan pekerjaan penanaman pohon dan rumput. Adapun pada pekerjaan hardscape, penulis hanya mengamati secara umum proses pelaksanaannya di lapang, yaitu pada pekerjaan area parkir dan pekerjaan pagar. Posisi penulis selama melaksanakan kegiatan magang berada di dalam Divisi Engineering dan juga merangkap sebagai Landscape Assistant Supervisor.
Kegiatan magang terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: kegiatan studio, kegiatan administrasi dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan lanskap. Pada Divisi Engineering, penulis mempelajari masalah teknis dan kegiatan studio seperti pembuatan gambar kerja terkait dengan pekerjaan softscape. Kemudian sebagai Landscape Assistant Supervisor, penulis mempelajari administrasi terkait dengan pelaksanaan, manajemen lapang, dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan softscape. Proses pembelajaran (magang) mencakup 3 hal, yaitu: manajemen proyek, kegiatan studio, dan pengawasan lapang. Ketiga aspek tersebut dianalisis secara deskriptif, kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan dan
(6)
potensi yang terjadi di tempat magang, kemudian membandingkan dengan kriteria ideal untuk memberikan solusi dari sudut pandang Arsitektur Lanskap.
Hal penting yang dipelajari dalam manajemen proyek berkaitan dengan perencanaan operasional (jadwal pelaksanaan, tenaga kerja, peralatan dan material) dan pengendalian (pengkoordinasian seluruh kegiatan operasional di lapangan), kontrak pengadaan material, surat-surat terkait pelaksanaan di lapang seperti Ijin Pelaksanaan Pekerjaan (IPP) dan sebagainya. Dari kegiatan studio, dipelajari dokumen gambar, prosedur kerja di studio, justifikasi teknis material, pembuatan shop drawing dan as-built drawing pekerjaan softscape. Adapun dari aspek pelaksanaan, dipelajari pengendalian terhadap proses berjalannya pekerjaan softscape, pemanfaatan sumberdaya berupa waktu, material dan tenaga kerja, serta pengawasan (supervisi) di lapang. Pelaksanaan pekerjaan softscape yang diikuti, yaitu: pekerjaan pendahuluan, pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah, penanaman pohon dan rumput, serta pemeliharaan rutin. Pekerjaan hardscape yang diikuti adalah pembuatan area parkir dan pagar.
Kesimpulan dari kegiatan magang ini ditemukan beberapa potensi pada kontraktor pelaksana Nindya-TWW JO, yaitu: manajemen proyek dikelola oleh tim manajemen konstruksi yang berpengalaman dan tim kerja yang solid, sedangkan dari segi pelaksanaan perusahaan kontraktor memiliki modal serta ketersediaan jumlah fasilitas dan peralatan yang memadai. Adapun kendala yang dijumpai, yaitu keterbatasan jumlah pekerja lapang dan penggunaan material yang
kurang memenuhi standar. Kendala-kendala tersebut menyebabkan keterlambatan
waktu, kerugian biaya dan mutu yang kurang terjamin. Untuk meminimalisir masalah, dilakukan identifikasi masalah secara sistematik. Keberhasilan suatu proyek diukur dari efektivitas penggunaan sumberdaya yang dibatasi oleh triple constrains, yaitu biaya, waktu dan kualitas. Kontraktor Nindya-TWW JO dinilai cukup baik dalam menangani proyek Penataan Kawasan SCR karena berhasil mengejar keterlambatan pelaksanaan dengan upaya-upaya perbaikan dan pengambilan tindakan koreksi yang tepat. Faktor kualitas/mutu dipengaruhi oleh aplikasi metode kerja serta penggunaan bahan dan alat. Adapun faktor biaya tidak dibahas oleh penulis karena merupakan hal yang tidak dapat dipublikasikan
Kegiatan magang di proyek Penataan Kawasan Sport Center, Rumbai pada
Nindya-TWW, JO telah memberikan pengalaman kerja nyata dan pengetahuan
terkait dengan bidang keprofesian arsitektur lanskap. Penulis memperoleh pengalaman dalam mengikuti proses pelaksanaan proyek lanskap tersebut mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan beserta permasalahan yang timbul seiring berjalannya proses pelaksanaan.
Secara umum pelaksanaan pekerjaan lanskap pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai pada Nindya-TWW, JO telah berjalan dengan cukup baik, sesuai dengan teori acuan pustaka dan sesuai dengan pembelajaran yang diterima di kuliah.
(7)
© Hak cipta milik IPB, tahun 2012
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi,
(8)
PROSES PEKERJAAN LANSKAP PADA
PROYEK KAWASANSPORT SPORT CENTER
JO.
PROSES PELAKSANAANPELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAPPROYEK
PADAPENATAANPENATAAN KAWASANCENTER RUMBAI, RUMBAI, RIAU DI NINDYA-TWW, JO.
Skripsi
Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
GITA PERTIWI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
(9)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Proses Pelaksanaan PekerjaanLanskap
pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai,Riau
di Nindya-TWW, JO.JO.
Nama Penulis : Gita Pertiwi
NRP : A44070022
Departemen : Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Fitriyah Nurul H. Utami, ST, MT Dewi Rezalini Anwar, SP, M.A.Des
NIP. 197704242006042001 NIP. 19800318200812001
Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal Lulus : 18 Juli 2012
(10)
RIWAYAT HIDUP
Gita Pertiwi dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 25 Maret 1990. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Yusri Sharief dan Ibu Elis Maryani.
Penulis mengawali jenjang pendidikannya di Taman Kanak-kanak (TK) Rizki, Bogor pada tahun 1993-1995. Pendidikan formal dimulai pada tahun 1995 di SDN Taman Pagelaran Bogor dan lulus pada tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di SLTP Negeri 6 Bogor hingga tahun 2004, dan ke jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor hingga lulus tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penyaluran Minat dan Kemampuan (PMDK) dengan mengambil jurusan
Arsitektur Lanskap.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi, baik akademik
maupun non-akademik, diantaranya Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap
(HIMASKAP) pada tahun 2009 dan menjabat sebagai anggota PSDM. Dalam masa jabatannya penulis pernah menjadi penanggung jawab dalam suksesi kaderisasi pengurus HIMASKAP atau biasa disebut upgrading. Pada tahun 2010
penulis melanjutkan masa kepengurusan di HIMASKAP dengan menjabat sebagai
divisi fundrising. Penulis pernah mengikuti sayembara atau kompetisi desain lanskap, yaitu sayembara desain Taman Ade Irma Suryani (2010) dan sayembara desain landmark Kota Summarecon Bekasi (2011). Pada tahun 2011, penulis mengikuti kegiatan magang untuk menyelesaikan studi S1 pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, Riau di Nindya-TWW, JO.
(11)
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Proses Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center, Rumbai, Riau” melalui hasil magang di
perusahaan Nindya-TWW, JO di Rumbai.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Fitriyah Nurul H. Utami, ST, MT selaku dosen pembimbing skripsi I sekaligus dosen pembimbing akademik dan Ibu Dewi Rezalini Anwar, S.P, M.ADes selaku dosen pembimbing skripsi II, terimakasih atas ilmu, saran, bimbingan, dukungan dan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi;
2. Dr. Ir Andi Gunawan, M. Agr. Sc sebagai dosen penguji atas masukan dan sarannya untuk perbaikan skripsi;
3. Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku Ketua Departemen Arsitektur
Lanskap IPB;
4. Ibu Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M. Sc, ibu Dr. Ir. Afra. D. N. M, M. Sc, M.Si, ibu Yeni Maryani dan Mas Rahmat yang telah memberi kemudahan dalam proses perizinan magang dan pembuatan skripsi;
5. Project Manager Pak Anom Kurnia, Pak Miduk dan Pak Ridal. Teman- teman di proyek Sport Center Rumbai, kepada Tim Enggineering (Azi ARL 42, Pak Bambang, Bang Anda-Andi), staf senior (Pak Saragih, Pak Son, Pak Upang), Tim Surveyor (Pak Mien dan Iwan), rekan-rekan kerja Pak Hecky, Pak Aswad, Cuki, Bang Zerry, Pak Gur, Eka, Agung, Pak Unil dan seluruh staf yang tidak bisa disebutkan satu per satu;
6. Bapak Ir. Umar Zain dan Ibu Dini yang telah memberi bimbingan dan pelajaran berharga serta seluruh staf OZ;
7. Ibu Dr. Ir. Alinda FM Zain, M.Si, atas bimbingan dan pelajaran yang berharga;
(12)
8. Ayahanda Yusri Sharief dan Ibu tercinta Elis Maryani yang dirahmati
Allah SWT, terimakasih atas segala dukungan dan doa yang telah diberikan, serta adik-adikku Obi, Ica dan Baba;
9. Edwina, Fika, Iyut, Julius, Leni, Rizqi, Wondo, Yulita, Andika, Fahmi, Ade, Riky dan seluruh teman-teman seperjuangan ARL 44, atas persahabatan dan petualangan yang berharga, serta senior dan adik kelas ARL;
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Skripsi ini tidak sempurna, karena penulis menyadari bahwa
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk peningkatan kualitas di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, September 2012
(13)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Magang ... 2
1.3 Manfaat Magang ... 2
1.4 Kerangka Pikir ... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 PON (Pekan Olahraga Nasional) ... 4
2.2 Kawasan Sport Center... 5
2.3 Proyek ... 6
2.4 Manajemen Proyek... 6
2.5 Pekerjaan Pelaksanaan ... 8
BAB III. METODOLOGI... 10
3.1 Lokasi dan Waktu ... 10
3.2 Data ... 11
3.3 Metode Magang ... 11
3.4 Batasan Magang ... 12
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI MAGANG ... 14
4.1 Deskripsi Umum Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai... 14
4.1.1 Lokasi dan Aksesibilitas ... 15
4.1.2 Fasilitas dan Utilitas ... 16
4.2 Kondisi Fisik dan Biofisik ... 18
4.2.1 Tanah ... 18
4.2.2 Topografi Kawasan... 19
4.2.3 Iklim dan Curah Hujan ... 19
4.2.4 Hidrologi... 20
4.2.5 Vegetasi ... 20
4.2.6 Satwa ... 23
4.3 Kondisi Umum Perusahaan... 23
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
5.1 Manajemen Proyek... 24
5.1.1 Struktur Organisasi Formal (Kontraktual)... 24
(14)
5.1.3 Pengelolaan Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai 31
5.1.3.1 Fungsi Perencanaan... 32
5.1.3.2 Fungsi Pengendalian ... 39
5.1.4 Area Kerja Proyek Sport Center Rumbai ... 43
5.2 Pekerjaan Studio... 46
5.2.1 Gambar Rencana... 47
5.2.2 Shop Drawing ... 47
5.2.2 As Built Drawing ... 75
5.3 Pekerjaan Softscape... 78
5.3.1 Pekerjaan Persiapan ... 80
5.3.2 Pekerjaan Penanaman... 82
5.3.4 Pekerjaan Pemeliharaan ... 117
5.4 Pekerjaan Hardscape ... 120
5.4.1 Pekerjaan Area Parkir ... 120
5.4.1.1 Fabrikasi Paving Block dan Cansteen ... 120
5.4.1.2 Proses Pelaksanaan Pekerjaan Area Parkir ... 121
5.4.2 Pekerjaan Pagar ... 125
5.4.2.1 Fabrikasi Pembesian Teralis Besi Pagar ... 126
5.4.2.2 Proses Pelaksanaan Pekerjaan Pagar... 126
5.5 Permasalahan dan Potensi pada Pelaksanaan Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai... 131
5.6 Strategi dan Tindakan Koreksi... 136
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 140
6.1 Simpulan ... 140
6.2 Saran... 141
DAFTAR PUSTAKA ... 142 LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined.
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang ... 10 Tabel 2. Jenis-jenis Data yang Dibutuhkan ... 11 Tabel 3. Bobot Pekerjaan pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center
Rumbai ... 15 Tabel 4. Time Table Process Pelaksanaan Pekerjaan Pagar, Parkir dan
. Softscape ... 34 Tabel 5. Analisis Justifikasi Teknis I dan II Material Softscape... 52 Tabel 6. Identifikasi Tanaman Sport Center Rumbai Berdasarkan Fungsi ... 61
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pikir Magang ... 3
Gambar 2. Lokasi Pembangunan Sport Center Riau. ... 4
Gambar 3. Siklus Perencanaan dan Pengendalian Proyek ... 7
Gambar 4. Lokasi Magang ... 10
Gambar 5. Lokasi Sport Center Rumbai... 16
Gambar 6. Gerbang Masuk Sport Center Rumbai ... 16
Gambar 7. Eksisting Kawasan Sport Center Rumbai... 17
Gambar 8. Eksisting Sport Center Rumbai... 17
Gambar 9. Tanah pada kawasan Sport Center Rumbai ... 19
Gambar 10. Acacia auriculiformis... 20
Gambar 11. Acacia longifolia ... 21
Gambar 12. Acacia mangium ... 21
Gambar 13. Vegetasi Eksisting di Sport Center Rumbai... 22
Gambar 14. Sebaran Vegetasi pada Kawasan Sport Center Rumbai ... 22
Gambar 15. Struktur Organisasi Proyek ... 25
Gambar 16. Struktur Organisasi Pelaksana... 28
Gambar 17. Bagan Kerja Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 31
Gambar 18. Jadwal Perencanaan dan Realisasi ... 33
Gambar 19. Alat Berat dan Mesin... 36
Gambar 20. Material yang Digunakan pada Proyek Sport Center Rumbai... 37
Gambar 21. Proses Pengendalian Mutu oleh Nindya-TWW, JO... 43
Gambar 22. Area Kerja Proyek Sport Center Rumbai... 44
Gambar 23. Kantor Pelaksana Proyek Sport Center Rumbai ... 44
Gambar 24. Pagar Pengaman Lokasi Proyek Sport Center Rumbai... 45
Gambar 25. Jalan Kerja di Lokasi Proyek Sport Center Rumbai ... 45
Gambar 26. Prosedur Pekerjaan Studio ... 47
Gambar 27. Gambar Rencana Pekerjaan SoftscapeError! Bookmark not defined. Gambar 28. Identifikasi Pohon Berdasarkan Tinggi... 60
(17)
Gambar 30. Konsep Vista pada Perancangan Tata Hijau ... 62
Gambar 31. Shop Drawing Pekerjaan Softscape ... Error! Bookmark not defined. Gambar 32. Zonasi Planting Plan Tata Hijau Kawasan Sport Center Rumbai.... 65
Gambar 33. Planting Plan Zona 1 ... 66
Gambar 34. Planting Plan Zona 2 ... 67
Gambar 35. Planting Plan Zona 3 ... 68
Gambar 36. Planting Plan Zona 4 ... 69
Gambar 37. Planting Plan Zona 5 ... 70
Gambar 38. Planting Plan Zona 6 ... 71
Gambar 39. Construction Drawing Pekerjaan Softscape... 72
Gambar 40. Tampak Potongan Tata Hijau Kawasan Sport Center Rumbai... 73
Gambar 41. Diagram Alur Persetujuan Shop drawing... 74
Gambar 42. As-built Drawing Pekerjaan Softscape Zona 1... 76
Gambar 43. As-Built Drawing Pekerjaan Softscape Zona 4 ... 77
Gambar 44. Pembersihan Lahan ... 80
Gambar 45. Pekerjaan Tanah ... 81
Gambar 46. Pengelolaan Tanah ... 82
Gambar 47. Pematokan ... 83
Gambar 48. Penggalian Tanah untuk Penanaman Pohon ... 83
Gambar 49. Pengelolaan Tanah ... 84
Gambar 50. Proses Penanaman Pohon... 85
Gambar 51. Rumput Axonopus compressus. ... 85
Gambar 52. Penanaman Rumput Paetan ... 86
Gambar 53. Keyplan Pekerjaan Rumput ... 87
Gambar 54. Pekerjaan Penyiraman ... 117
Gambar 55. Hasil Akhir Pekerjaan Softscape ... 120
Gambar 56. Mesin Fabrikasi Paving Block... 121
Gambar 57. Proses Fabrikasi Kansteen... 121
Gambar 58. Pekerjaan Persiapan... 122
Gambar 59. Proses Pembuatan Pondasi Paving... 123
Gambar 60. Proses Pemasangan Cone Block ... 123
(18)
Gambar 62. Jenis Paving Block Berdasarkan Bentuk ... 125
Gambar 63. Hasil Akhir Pekerjaan Area Parkir... 125
Gambar 64. Fabrikasi Teralis Besi Pagar... 126
Gambar 65. Pekerjaan Persiapan Pagar ... 126
Gambar 66. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Pagar... 127
Gambar 67. Pengujian Sifat Fisik Mix Beton... 128
Gambar 68. Pengujian Sifat Mekanik Mix Beton ... 129
Gambar 69. Pekerjaan Finishing Pagar... 130
(19)
16
118 120 125 29 132
134 134 136 137 138 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah………1117
Lampiran 2. Surat Kontrak Kerja Sama Operasi PT. Nindya Karya dan PT. Tuju Wali-Wali……….117
Lampiran 3. Dokumen Kontrak Material Pohon………... ………….119
Lampiran 4. Dokumen Kontrak Rumput Paitan…………... ………124
Lampiran 5. Berita Acara Terima Pohon……….………1130
Lampiran 6. IPP (Ijin Pelaksanaan Pekerjaan) Softscape……….131
Lampiran 7. IPP (Ijin Pelaksanaan Pekerjaan) Penanaman Rumput………...132
Lampiran 8. Keyplan Pekerjaan Paving………... ….…..133
Lampiran 9. Detail construction Pekerjaan Paving………... 135
Lampiran 10. Keyplan Pekerjaan Pagar………... …135
Lampiran 11. Detail Construction Pekerjaan Pagar……….…... ….136
(20)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional yang diselenggarakan empat tahun sekali dan diikuti seluruh provinsi di Indonesia. Pada September 2012 mendatang, Provinsi Riau ditunjuk sebagai lokasi
diselenggarakannya PON XVIII, karena itu Pemerintah Provinsi Riau
merencanakan pembangunan Riau Sport Center sebagai tempat penyelenggaraan
berbagai kegiatan olahraga. Sport Center atau bisa juga disebut kompleks olahraga merupakan suatu kawasan dimana kegiatan berbagai jenis olahraga dikonsentrasikan dalam satu lokasi terpadu. Sport Center Rumbai (SCR) adalah salah satu tempat yang akan digunakan untuk babak penyisihan beberapa cabang olahraga. Pembangunan SCR telah dimulai sejak tahun 2008 dan saat ini (Agustus 2011) telah terbangun venues Gelanggang Renang, Hall Senam dan Hall Basket, sedangkan Stadion Atletik masih dalam proses pembangunan, bersamaan dengan renovasi Stadion Kaharudin Nasution. Sebagai kawasan publik, SCR perlu dilengkapi fasilitas dan utilitas umum sehingga pemerintah mengadakan proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai (SCR). Fasilitas pelengkap diperlukan untuk mengakomodir kebutuhan pengguna sehingga tercipta kenyamanan, keamanan serta terbentuknya kesatuan ruang fisik dan lanskap secara harmonis. Secara umum proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai (SCR) terdiri dari pekerjaan softscape dan hardscape. Pekerjaan softscape meliputi penanaman pohon dan rumput, sedangkan pekerjaan hardscape terdiri dari pekerjaan area parkir, traffic island, pagar dan sebagainya.
Ervianto (2005) menyatakan pelaksanaan (construction) adalah suatu tahap untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu, dan mutu yang telah disepakati. Simond dan Starke (2006) menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan merupakan perwujudan atau kegiatan setelah selesainya tahap perancangan. Pelaksanaan proyek tidak dapat terlepas dari sistem manajemen
(21)
proyek, yaitu pengorganisasian atas sumberdaya berupa uang, material bahan dan alat, serta tenaga kerja. Soeharto (1995) menyatakan pelaksanaan penting untuk dipelajari karena berkontribusi sebanyak 80% terhadap keberhasilan suatu proyek, adapun perencanaan hanya berpengaruh sebanyak 20%. Dalam pengendalian suatu proyek dipelajari upaya-upaya untuk memantau proses berlangsungnya pelaksanaan agar tidak menyimpang dari tujuan semula dengan mempelajari,
menganalisis kendala dan mengambil tindakan pembetulan.
Kegiatan magang pada proyek penataan kawasan Sport Center Rumbai (SCR) di perusahaan kontraktor berguna untuk mempelajari tata laksana keprofesian arsitek lanskap secara langsung oleh mahasiswa. Nindya-TWW JO merupakan organisasi yang telah berpengalaman dan kompeten dalam bidang usaha jasa konstruksi. Joint Opeation merupakan kepanjangan dari JO, yaitu kerja sama operasi antara dua perusahaan konstruksi, yaitu PT Nindya Karya (Persero) dengan PT.TWW (Tuju Wali Wali), yaitu perusahaan kontraktor daerah di Provinsi Riau yang merupakan anak perusahaan dari Bosowa Grup.
1.2 Tujuan Magang
Tujuan dari kegiatan magang pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, yaitu:
1. menganalisis pelaksanaan pekerjaan lanskap proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai, mencakup manajemen proyek, pekerjaan softscape dan hardscape,
2. menganalisis proses bekerja di studio dalam pembuatan shop drawing dan as- built drawing pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai,
3. mampu merumuskan permasalahan dan membuat rekomendasi terkait pelaksanaan pekerjaan lanskap pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai.
1.3 Manfaat Magang
Kegiatan magang di PT Nindya - TWW JO pada proyek penataan kawasan Sport Center Rumbai memberikan manfaat:
1. meningkatkan pengetahuan dan kemampuan analisis penulis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah sesuai dengan bidang keahlian Arsitektur Lanskap,
(22)
2. mengembangkan softskill dan sikap profesionalisme kerja dalam lingkup
keilmuan Arsitektur Lanskap serta menambah keterampilan dan pengalaman kerja praktis dalam pelaksanaan proyek pekerjaan lanskap,
3. sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi serta menjalin kerja sama dan hubungan yang baik antara Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor dengan perusahaan tempat magang.
1.4 Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penyusunan skripsi berdasarkan kegiatan magang adalah sebagai berikut:
PON XVIII 2012
Standardisasi
Pembangunan Kawasan Sport Center
Rumbai
Kontraktor Nindya-TWW JO
Pengenalan Kondisi
Umum Perusahaan
Kegiatan Pelaksanaan
Pekerjaan Lanskap
Kelembagaan SCR, Manajemen Proyek,
Pekerjaan Studio Pekerjaan Softscape Pekerjaan Hardscape Kegiatan Magang Administasi pelaksanaan, Analisis Pasca Magang Laporan Kegiatan Magang
& Rekomendasi
(23)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 PON (Pekan Olahraga Nasional)
PON (Pekan Olahraga Nasional) adalah pesta olahraga yang
diselenggarakan empat tahun sekali dan diikuti seluruh provinsi di Indonesia (Wikipedia, 2010). Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) diselenggarakan di Kota Solo pada tanggal 8-12 September 1948. Pada PON 2012, telah ada 30 cabang olahraga yang akan diperlombakan, yaitu Aquatik (Diving, Swimming, Syncronized Swimming), Archery, Atletik, Badminton, Baseball, Basket, Billiard dan Snooker, Tinju, Canoeing/Rowing (Flat Water Racing, TBR), Cycling (BMX, Mountain, Bike, Road, Track), Equastrian, Fencing, Sepak Bola, Gymanstics (Artistics, Rhythmic, Aerobics), Golf, Hockey, Judo, Karate, Pencak Silat, Sailing, Softball, Menembak, Sepak Takraw, Tenis Meja, Taekwondo, Tenis, Volley (Indor, Beach), Binaraga, Wrestling, dan Wushu.
PON XVIII 2012 dilaksanakan di Pekanbaru, Riau. Terdapat dua titik sentral yang dikembangkan sebagai kompleks olahraga, yaitu Sport Center Panam dan Sport Center Rumbai (Gambar 2).
Panam Sport Center
Rumbai Sport Center
Gambar 2. Lokasi Pembangunan Sport Center Riau. (Sumber: skycrappercity.com, 2010)
(24)
Kedua Sport Center ini terletak di Kota Pekanbaru yang merupakan ibukota Provinsi Riau. Masing-masing sport center terdiri dari venues yang berbeda-beda dan akan dipakai dalam kejuaraan PON. Lokasi yang dijadikan sebagai pusat penyelenggaran PON 2012 adalah Sport Center Panam di Kampus
Bina Widya UNRI.
2.2 Kawasan Sport Center
Pada ketentuan umum UU 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, kawasan dapat diartikan sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya. Dalam konteks pembangunan kawasan merupakan sektor dalam rangka
peningkatan kesejahteraan sosial seperti meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana. Dapat disimpulkan bahwa kawasan adalah sebuah tempat yang memiliki batasan ruang geografis dengan ciri dan kekhususan tertentu untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan fungsinya.
Dalam Tap MPR No.IV/MPR/1999 (GBHN), pemerintah menjadikan
olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan, yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Sport center atau bisa juga disebut kompleks olahraga merupakan suatu kawasan dimana kegiatan berbagai jenis olahraga dikonsentrasikan sehingga membentuk suatu kesatuan ruang yang saling terintegrasi dalam satu lokasi yang terpadu dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya. Sport center berfungsi sebagai berikut:
1. sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan olahraga seperti PON, POPDA, PORSENI, SEA Games dan kejuaraan nasional maupun regional lainnya;
2. sebagai markas yang menjadi pusat segala kegiatan organisasi berbagai cabang olahraga untuk melaksanakan kegiatan harian, pertemuan guna membahas masalah-masalah tentang olahraga, dan lain-lain;
3. dilengkapi fasilitas penunjang seperti jaringan jalan, RTH, area parkir, saluran drainase, penerangan, dan lain-lain;
4. sebagai tempat pembinaan dan pelatihan atlet-atlet olahraga termasuk tempat menyelenggarakan perlombaan olahraga dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan daya saing para atlet.
(25)
2.3 Proyek
Soeharto (1995) menyatakan bahwa proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu bertujuan untuk menghasilkan produk. Cleland dan Ireland (2002) menambahkan, proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dengan durasi tertentu, kompleksitas tertentu, pada area tertentu yang harus diakhiri dengan suatu accomplishment. Menurut Ervianto (2005), proyek memiliki tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi, yaitu: bersifat unik,
melibatkan sejumlah sumberdaya dan membutuhkan organisasi. Proyek dikatakan
unik karena suatu rangkaian kegiatan proyek hanya terjadi satu kali sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik, berbeda dari apa yang sudah dikerjakan sebelumnya, maka tidak ada proyek yang sama sekali identik. Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu: pekerja, uang, mesin dan material.
Saifudin (1997) mengungkapkan bahwa tingkat kompleksitas kegiatan pelaksanaan proyek bergantung pada: jumlah kegiatan yang harus dikerjakan dalam proyek, jumlah kelompok atau organisasi yang terlibat dalam proyek, serta keterkaitan antara kegiatan dan organisasi dalam proyek dengan pihak luar. Terdapat tiga kendala (triple constraint) yang menjadi batasan penting dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu: anggaran, jadwal dan mutu. Ketiga hal ini mempengaruhi satu sama lain. Suatu alat yang digunakan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan dalam proyek sehingga
pelaksanaan berjalan sesuai dengan tujuan disebut manajemen proyek.
2.4 Manajemen Proyek
Manajemen proyek digunakan sebagai tools and techniques untuk mengkaji masalah proyek konstruksi yang berkaitan dengan penjadwalan pekerjaan, biaya proyek, pengorganisasian pekerjaan di lapangan. Menurut Soeharto (1995), dalam konsep manajemen proyek, terdapat dua komponen yang saling berhubungan dalam menentukan keberhasilan suatu proyek, yaitu perencanaan dan pengendalian. Gambar 3 menunjukkan daur manajemen terkait perencanaan dan pengendalian dalam suatu penyelenggaraan proyek.
Perencanaan disusun oleh tim Manajemen Konstruksi (MK). Unsur-unsur perencanaan operasional proyek terdiri dari (1) perencanaan lingkup proyek, (2)
(26)
organisasi proyek, (3) rencana jadwal kegiatan, (4) perkiraan biaya, (5) proyeksi keperluan tenaga kerja, material, dan peralatan.
PERENCANAAN
1. Merancang Sasaran Penentuan target
- anggaran - jadwal - program mutu
6.Tindakan Pembetulan - relokasi sumber
daya
- jadwal alternatif - prosedur & metode - re-work
2. Lingkup Kerja
Penyusunan Work
Breakdown Structure
- per hirarki - paket kerja - kode biaya
5. Mengkaji & Menyimpulkan - interpretasi data - biaya & jadwal
penyelesaian - kualitas - laporan
3. Standar & Kriteria - milestone
- anggaran per paket - standar mutu - kinerja
4. Memantau Prestasi - mengukur
kinerja/produktivitas - sumber daya
terpakai - kualitas
PENGENDALIAN
Gambar 3. Siklus Perencanaan dan Pengendalian Proyek (Sumber: Soeharto,1995)
Pengendalian dilakukan untuk memantau pelaksanaan pekerjaan di lapang sebagai upaya untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tujuan. Sasarannya yaitu menghasilkan produk dengan batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Soeharto (1995), menguraikan proses pengendalian sebagai berikut:
1. Menentukan standar dan kriteria
Standar dan kriteria diperlukan sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan menganalisis hasil pekerjaan secara kuantitatif, sebagai indikasi untuk mengukur pencapaian sasaran. Terdapat bermacam-macam kriteria, yaitu berupa jadwal, satuan uang atau berupa standar mutu, dan spesifikasi yang berhubungan dengan kualitas material maupun hasil uji coba peralatan. 2. Merancang sistem informasi
Keterangan yang cepat dan akurat diperlukan untuk memantau prestasi pekerjaan dan mengolahnya menjadi suatu bentuk informasi yang dapat
(27)
dipakai untuk tindakan pengambilan keputusan, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
3. Menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran
Data-data yang didapat dari sistem informasi kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan. Hasil analisis dijadikan sebagai
landasan tindakan pembetulan.
4. Mengadakan tindakan pembetulan
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya penyimpangan yang cukup berarti, maka diperlukan tindakan pembetulan, dapat berupa realokasi sumber daya, menambah tenaga kerja dan pengawasan serta biaya, mengubah metode kerja atau mengganti peralatan yang digunakan. Selanjutnya analisis dan pembetulan akan berguna sebagai umpan balik perencanaan pekerjaan selanjutnya agar lebih baik.
2.5 Pekerjaan Pelaksanaan
Simond dan Starke (2006) menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan merupakan perwujudan atau kegiatan setelah selesainya tahap perancangan. Selanjutnya Simond dan Starke berpendapat bahwa pelaksanaan pekerjaan meliputi: pekerjaan penyerahan kontrak, pengawasan, sanksi pelanggaran, dan batas-batas pelaksanaan. Eckbo (1964) membedakan tahap pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan administrasi dan fisik.
Menurut Keppres No. 80 Tahun 2003, pelaksanaan administrasi merupakan seluruh proses pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek. Kegiatan administrasi selalu berlangsung tanpa pernah terputus. Adapun yang dibahas penulis adalah pekerjaan administrasi selama tahap construction berlangsung. Hal-hal administratif yang berkaitan dengan tahap construction tidak dapat terlepas dari dokumen kontrak. Dokumen kontrak merupakan pedoman atau patokan selama melaksanakan pekerjaan konstruksi, terdiri dari: Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), gambar rencana, Bill of Quantity dan surat-surat terkait.
RKS adalah ketentuan yang dibuat oleh perencana/perancang sebagai
panduan/prosedur yang harus diikuti oleh pelaksana, yaitu: pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, jenis pekerjaan, serta segala sistem yang diperlukan.
(28)
Adapun pelaksanaan fisik, menurut Rachman (1984), terdiri dari pekerjaan pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah, pelaksanaan tanaman (softscape) dan pelaksanaan elemen keras (hardscape) dan pemeliharaan. Terdapat tiga tahapan besar dalam suatu pekerjaan pelaksanaan fisik, yaitu: (1) tahap persiapan lahan, (2) tahap pelaksanaan pekerjaan, (3) tahap finishing dan serah terima proyek. Pada tahapan persiapan lahan, diadakan pembersihan areal pekerjaan, kemudian pekerjaan pengukuran dan pematokan (marking) serta pengolahan tanah. Pengukuran kembali (adjustment) dilakukan terhadap batas areal dan keadaan eksisting, untuk memastikan kesesuaian antara gambar rencana dengan kondisi tapak sesungguhnya. Jika kontraktor mendapatkan hasil pengukuran yang berbeda pada gambar rencana, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada konsultan pengawas/konsultan perencana untuk dilakukan penyesuaian dalam bentuk shop drawings. Setelah pematokan selesai dilakukan, kemudian masuk ke tahap pelaksanaan pembangunan pekerjaan, sesuai dengan gambar kerja yang telah disesuaikan dengan keadaan lapang dan disetujui oleh konsultan perencana. Pada tahap ini peran pengawasan sangat penting untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan perencanaan dan desain awal. Tahapan terakhir adalah finishing dan serah terima proyek.
(29)
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Kegiatan magang dilakukan pada proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, di bawah perusahaan Nindya-TWW JO (Gambar 4).
Provinsi Riau Kawasan Sport Center Rumbai (SCR)
Kota Pekanbaru
Gambar 4. Lokasi Magang
(Sumber: kesbangpollinmas.riau.go.id, petakotaindonesia.wordpress.com, googleearth.com, diunduh 2011)
Kegiatan magang dilaksanakan selama 140 hari kerja, mulai dari 7 April 2011 sampai dengan 24 Agustus 2011 (Tabel 1). Jadwal harian magang adalah setiap hari Senin-Minggu, pukul 07.00-19.00 WIB.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang
Jenis Mei Juni Juli Agt Sep-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Juli Persiapan
Pengenalan Kelembagaan Kegiatan Studio Kegiatan Administrasi Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap Penyusunan Skripsi
(30)
3.2 Data
Untuk memenuhi tujuan dari kegiatan magang, maka dibutuhkan data primer dan data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Tabel 2).
Tabel 2. Jenis-jenis Data yang Dibutuhkan
No Jenis Data Cara
Pengambilan Data 1 Kondisi Umum Proyek
Bentuk Kegunaan
a. Profil Sport Center Rumbai Studi pustaka dan Deskriptif - Kelembagaan, pelaku proyek
- Profil Perusahaan b. Keadaan Umum Tapak:
wawancara
Keadaan umum tempat magang Data Fisik dan Biofisik tapak
- Tanah dan topografi - Iklim dan curah hujan - Hidrologi
- Vegetasi dan satwa 2 Manajemen Perusahaan
a. Struktur Organisasi, b. Manajemen Proyek:
- Perencanaan
(Rencana jadwal kerja, bahan, alat dan tenaga kerja) - Pengendalian
(Pengawasan, penyusunan informasi, analisis, perbaikan) 3 Proses Pelaksanaan
Survai lapang dan studi pustaka
Studi pustaka dan wawancara Deskriptif dan spasial
Deskriptif Analisis Manajemen Perusahaan
a. Administrasi Pelaksanaan - Dokumen administrasi:
kontrak, RKS, surat izin
Studi pustaka, wawancara, dan partisipasi lapang
Deskriptif Analisis Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap pelaksanaan
- Studio: justifikasi teknis, shop drawings, as-built drawing
b. Pelaksanaan Pekerjaan softscape
Deskriptif dan Spasial c. Pelaksanaan Pekerjaan
hardscape
3.3 Metode Magang
Metode yang digunakan, yaitu partisipasi aktif atau terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan studio dan lapang, wawancara, serta studi pustaka. Kegiatan magang terbagi ke dalam tiga kelompok kegiatan besar, yaitu:
1. Kegiatan Administrasi
a. Mempelajari aspek kelembagaan, struktur organisasi perusahaan,
(31)
b. pastisipasi aktif dalam pembuatan dokumen terkait pelaksanaan pekerjaan
softscape seperti kontrak pengadaan material dan Ijin Pelaksanaan Pekerjaan.
2. Kegiatan Studio
a partisipasi aktif dalam pembuatan dokumen gambar seperti shop drawings dan as-built drawings.
b partisipasi aktif dalam pembuatan justifikasi teknis serta mempelajari prosedur yang berlaku pada kegiatan studio.
3. Kegiatan Lapang
a. pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan proyek yang sedang berjalan.
b. partisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan,bertanggung jawab sebagai landscape assistant supervisor yang memonitoring jalannya pelaksanaan pekerjaan softscape.
Data yang terkumpul disusun kemudian diperoleh informasi tentang pelaksanaan pekerjaan lanskap, teknis pekerjaan di studio serta permasalahan yang terjadi pada proyek SCR. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui potensi dan kendala, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dan rekomendasi. Permasalahan aktual dibandingkan dengan kriteria ideal berdasarkan sudut
pandang Arsitektur Lanskap. Pembahasan menggunakan metode deskriptif.
3.4 Batasan Magang
Batasan kegiatan magang adalah mengikuti proses pelaksanaan pekerjaan lanskap pada proyek penataan kawasan Sport Center Rumbai yang dilakukan oleh
perusahaan Nindya-TWW JO.
1. Berdasarkan Lingkup Pekerjaan
Kegiatan magang dilakukan pada beberapa pekerjaan hardscape, namun lebih difokuskan pada pekerjaan softscape. Pada pekerjaan softscape, mahasiswa terlibat dalam: (a) pembuatan gambar kerja, (b) pengelolaan administrasi pelaksanaan, (c) pengawasan langsung/supervisi selama pelaksanaan pekerjaan softscape dilaksanakan. Adapun pekerjaan hardscape dibatasi menjadi dua, yaitu pekerjaan area parkir dan pagar. Pada pelaksanaan hardscape, mahasiswa hanya melakukan pengamatan langsung mengenai proses pelaksanaan di lapang.
(32)
2. Berdasarkan Penempatan Kerja
Selama kegiatan magang berlangsung, mahasiswa ditempatkan pada Divisi Engineering sebagai drafter, sekaligus merangkap sebagai landscape assistant supervisor. Pekerjaan engineering berkaitan dengan perhitungan kebutuhan material dan produksi shop drawing dan as-built drawing. Pekerjaan landscape assistant supervisor berkaitan dengan pengelolaan administrasi selama pelaksanaan khususnya pekerjaan softscape, seperti IPP (Ijin Pelaksanaan Pekerjaan), dokumen kontrak pengadaan material dan pengawasan di lapang.
3. Berdasarkan Luasan Area
Total kawasan SCR memiliki luas 35 ha, terdiri dari ruang terbangun (97259.17 m²) dan ruang terbuka hijau (258145.26 m²). Ruang terbuka hijau
merupakan area berlangsungnya Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai
(33)
BAB
IV
KONDISI
UMUM
LOKASI
MAGANG
4.1 Deskripsi Umum Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai
Sebelum dijadikan kawasan Sport Center Rumbai (SCR), area seluas 35 ha ini merupakan area terbuka dengan panjang keliling 2660.92 m di dalamnya terdapat sarana umum berupa stadion bola. Stadion Rumbai atau lebih dikenal sebagai Stadion Kaharuddin Nasution didirikan pada tahun 1960 merupakan home base bagi tim PSPS (Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Sekitarnya). Menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012, kawasan di sekitar stadion akan dikembangkan menjadi Sport Center Rumbai (SCR) yang mewadahi venues berbagai cabang olahraga. Pembangunan venues SCR telah berlangsung sejak
tahun 2008 dan pada 2011 persentase ruang terbangun seluas 97259.17 dan
sisanya merupakan ruang terbuka hijau seluas 258145.26 . Area terbangun SCR terdiri dari lima venues, yaitu Stadion Kaharuddin Nasution, Hall Basket, Hall Senam, Gelanggang Aquatic dan Stadion Atletik. Saat ini (Agustus 2011) Hall Basket telah selesai dibangun dan berfungsi, Hall Senam merupakan bangunan baru dan telah diselesaikan tahun 2010, Gelanggang Aquatik selesai direhabilitasi tahun 2011, sementara Stadion Atletik sedang dibangun bersamaan dengan renovasi Stadion Kaharuddin Nasution. Adapun ruang terbuka hijau
kemudian dikembangkan proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai berupa
fasilitas-fasilitas penunjang, seperti jaringan jalan, area parkir, pintu gerbang dan pagar, saluran drainase, instalasi Mekanikal-Elektrikal dan tata hijau dan sebagainya.
Kegiatan proyek ini secara resmi bernama “Penataan Kawasan Sport Center Rumbai” dengan nomor kontrak 643.1/DISPORA/KONTRAK/FSK- KWS-SCI/XII/2010/967, sebagai proyek pemerintah. Proyek berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Rumbai, Pekanbaru berjalan sejak tanggal 10 Desember 2010. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan yaitu 540 hari kalender dengan mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari satu tahun anggaran (multiyears) atas persetujuan Menteri Keuangan untuk pengadaan serta dibiayai oleh APBN dan APBD Provinsi Riau, tahun anggaran 2010-2011 sebesar Rp. 36.125.125.000,00.
(34)
Lingkup pekerjaan pada proyek penataan kawasan SCR yaitu pekerjaan pembangunan fasilitas pelengkap. Sarana pelengkap tersebut memiliki fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari integritas bangunan olahraga di kawasan sport center. Sebagaimana yang tertuang dalam dokumen kontrak, batasan pekerjaan pada proyek penataan kawasan SCR tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot Pekerjaan pada Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai
No Uraian Pekerjaan Bobot (%)
1 Pekerjaan Pendahuluan 0.982
2 Pekerjaan Pagar 12.491
3 Pekerjaan Drainase 25.795
4 Pekerjaan Parkir 36.081
5 Pekerjaan Mekanikal-Elektrikal (ME) 3.559
6 Pekerjaan Jalan 16.025
7 Pekerjaan Bangku Taman 0.159
8 Pekerjaan Gerbang 0.573
9 Pekerjaan Taman (softscape) 4.335
Bobot Total 100 %
(Sumber: Nindya-TWW, JO. 2011)
Penulis tidak mengikuti kegiatan proyek secara menyeluruh disebabkan keterbatasan waktu magang. Penulis hanya mengikuti proses pelaksanaan pekerjaan softscape dan sebagian pekerjaan hardscape, yaitu pembangunan pagar dan area parkir.
4.1.1 Lokasi dan Aksesibilitas
Secara administratif kawasan SCR terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Batas proyek penataan kawasan di sebelah Timur adalah lahan Departemen Agama Asrama Haji dan kampus terbuka UNRI, sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Paus, sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Yos Sudarso dan sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Caltex (Gambar 5). Keberadaan SCR yang terletak pada jalan kolektor membuat aksesibilitas menjadi lebih mudah, terlebih dengan kondisi fisik jalan yang baik dan sudah teraspal. Dari Kota Pekanbaru berjarak 20 km, dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum, seperti angkutan kota dan taksi. Garis putus-putus merah (Gambar 5) menunjukkan batas Kawasan Sport Center Rumbai.
(35)
J l. Y os S u d ar so
JALAN LINTAS SUMATERA UTARA
Jl.Caltex WELCOME AREA II
Sport Center
Asrama Haji
U
No scale
WELCOME
AREA I Rumbai Kampus terbuka UNRI Jl.Paus
KOTA PEKANBARU
Gambar 5. Lokasi Sport Center Rumbai (Sumber: googleearth.com, 2011)
Kawasan SCR memiliki dua gerbang masuk (Gambar 6), yaitu main entrance yang terletak di Jalan Yos Sudarso dan secondary entrance yang terletak di Jalan Caltex.
(a) Main enterance (b) Secondary entrance
Gambar 6. Gerbang Masuk Sport Center Rumbai (Sumber: Dokumentasi Nindya-TWW, JO, 2010)
4.1.2 Fasilitas dan Utilitas
Fasilitas yang ada di kawasan SCR adalah area parkir di sebelah utara yang kondisinya sudah rusak, jaringan jalan aspal yang menghubungkan main gate di depan Stadion Rumbai, Hall Basket, Hall Senam sampai secondary entrance yang terletak di utara, serta saluran drainase terbuka. Di depan Gedung Atletik, terdapat taman publik yang sudah dibangun. Kurangnya pengelolaan taman membuat keadaan taman tersebut kurang terawat. Secara spasial keadaan eksisting fasilits SCR tertera pada Gambar 7.
(36)
1 Stadion Rumbai
2 Hall Basket
3 Gedung Aquatic
4 Gedung Atletik 55 Hall Senam
3 1 4 2 5
Gambar 7. Eksisting Kawasan Sport Center Rumbai (Sumber: Nindya-TWW JO, 2011 digambar ulang oleh Gita Pertiwi)
Gambar 8 menampilkan keadaan eksisting kawasan SCR yang diambil pada bulan Januari 2011. Gambar ini didapat dari dokumentasi Nindya-TWW, JO.
(a) Jalan di sekitar SCR (b) Jalan di dalam SCR
(c) Area parkir (d) Saluran drainase Gambar 8. Eksisting Sport Center Rumbai
(37)
4.2 Kondisi Fisik dan Biofisik
Kondisi fisik meliputi keadaan dan jenis tanah, topografi kawasan, iklim dan curah hujan serta hidrologi, sedangkan kondisi biofisik meliputi vegetasi dan satwa eksisting pada kawasan SCR.
4.2.1 Tanah
Pekerjaan softscape membutuhkan informasi akan karakteristik tanah yang berguna dalam penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan, perhitungan dalam penentuan jenis dan jumlah pupuk, serta perlakuan yang harus diberikan agar tanaman mencapai pertumbuhan yang ideal. Untuk mengetahui jenis tanah Kawasan SCR, dilakukan pengujian sampel tanah di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Aspek yang diteliti meliputi: penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah. Hasil uji laboratorium sampel tanah Kawasan SCR tertera pada Lampiran 1.
Hasil uji laboratorium menyatakan Kawasan SCR didominasi oleh jenis tanah Inceptisol. Menurut Soepardi (1983), Inceptisol berasal dari bahasa latin inceptum yang artinya permulaan, adalah tanah yang memperlihatkan dimulainya suatu perkembangan profil.
Berdasarkan penilaian sifat-sifat kimia tanah mengacu kepada
Hardjowigeno (1995), tanah pada kawasan SCR memiliki karakteristik masam (pH 4.5-5.5), kandungan P-tersedia dan Nitrogen total sangat rendah (<10 dan <0.10%), dan basa-basa yang dapat dipertukarkan bernilai rendah, sedangkan Kandungan C-organik rendah sampai sedang di lapisan atas dan sangat rendah di lapisan bawah. Dari hasil interpretasi data hasil uji laboratorium, disimpulkan bahwa tanah pada kawasan SCR memiliki status kesuburan yang tergolong rendah. Namun sampel tanah yang digunakan tergolong sebagai tanah tidak utuh (disturbed soil sampel), hal ini dapat mempengaruhi keakuratannya.
Sifat fisik tanah dapat direpresentasikan dari tekstur tanah yang tergolong kasar dan ringan karena 76.90% mengandung pasir (sand), 16.43% mengandung debu (loam), dan 6.67% mengandung liat (clay). Dari segi warna, lapisan teratas setebal 8 cm berwarna kelabu (Gambar 9.a) menyiratkan keadaan drainase yang buruk dan sering tergenang air, sedangkan tanah lapisan bawah (tanah struktur) berwarna terang kemerahan (Gambar 9.b).
(38)
(a) Timbunan top soil (b) Profil tanah SCR
Gambar 9. Tanah pada kawasan Sport Center Rumbai
4.2.2 Topografi Kawasan
Kawasan SCR memiliki kemiringan lahan 0-2 % (datar), serta kemiringan lahan 3-14 % (agak landai/agak curam) dengan ketinggian rata-rata 10 meter di atas permukaan laut. Secara umum, topografi Kawasan SCR merupakan daerah dataran rendah dan agak bergelombang.
4.2.3 Iklim dan Curah Hujan
Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Daerah Riau dinyatakan beriklim tropis basah yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau, dengan rata-rata curah hujan antara 2.500-3.000 mm setiap tahun. Suhu udara beragam antara 21°C-31°C. Kota Pekanbaru merupakan daerah yang sering ditimpa hujan setiap tahunnya berkisar 209 hari. Menurut catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata Kota Pekanbaru tahun 2006 menunjukkan 27.2°C dengan suhu maksimum 34.5 °C dan suhu minimum 21.8 °C. Kejadian kabut tercatat 5 kali dan kelembaban udara di Kota Pekanbaru berkisar antara 77-86%. Menurut data dari BMKG Pekanbaru pada tahun 2011 terjadi peningkatan suhu yang ekstrem setiap bulannya. Pada Januari suhu tertinggi mencapai 33,5°C (normal), bulan Februari mencapai 35,5°C (ekstrem), bulan Maret mencapai 34,6°C (mendekati ekstrem), bulan April mencapai 35,4°C (ekstrem) dan puncaknya terjadi pada bulan Mei melebihi batas wajar yaitu 36,5 °C. Di Riau, suhu yang dianggap ekstrem adalah di atas 35°C, sedangkan suhu normal berkisar antara 32-33°C. Kondisi angin kencang, rata-rata 10-20 knot yang
(39)
4.2.4 Hidrologi
Kawasan SCR dilengkapi dengan sistem drainase terbuka dan drainase tertutup. Drainase buatan bermuara pada parit eksisting, selebihnya pada area lainnya belum terbangun sistem drainase buatan. Sistem drainase ini belum cukup mengakomodasi limpasan air hujan pada keseluruhan area SCR sehingga sering terjadi genangan air pada area-area tertentu.
4.2.5 Vegetasi
Vegetasi eksisting yang dominan pada kawasan SCR, yaitu Akasia. Akasia merupakan tanaman dikotil, berakar tunggang, batang berkambium dan bercabang banyak (simpodial), berkulit kasar dan kadang berduri. Daun majemuk menyirip, bentuk lonjong, tepi rata. Di kawasan SCR terdapat tiga spesies dari genus Acacia, yaitu Acacia auriculiformis, Acacia longifolia, dan Acacia mangium. Sepintas, ketiga jenis tanaman Akasia ini memiliki morfologi yang sama, namun jika diperhatikan secara seksama, terdapat perbedaan yang jelas pada bentuk percabangan, tajuk, bentuk daun dan warna bunga.
Acacia auriculiformis memiliki tinggi 30-40 m dengan diameter batang 80-100 cm. Berbatang lurus dan keras. Warna kayu bervariasi dari cokelat sampai merah gelap. Pohon ini memiliki bunga yang berwarna kuning terang, beraroma wangi, dan berdiameter 8 cm (Gambar 10).
Gambar 10. Acacia auriculiformis (Sumber: Kawasan SCR, mengacu pada Lestari, 2008)
Acacia longifolia memiliki percabangan yang lebih rendah daripada Acacia auriculiformis dan berdaun lebih rimbun. Tinggi mencapai 15-25 m. Bunga berwarna putih kekuningan, berbentuk bulir dan bertangkai pendek
(40)
Gambar 11. Acacia longifolia
(Sumber: Kawasan SCR, mengacu pada Lestari, 2008)
Acacia mangium tinggi mencapai lebih dari 7-15 m. Batangnya berkayu keras, bertekstur kasar, beralur longitudinal dan warnanya bervariasi mulai dari coklat gelap sampai terang. Acacia mangium dapat tumbuh dengan cepat dan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca, namun membutuhkan perawatan khusus karena daunnya yang banyak berguguran (Gambar 12).
Gambar 12. Acacia mangium (Sumber: Kawasan SCR, mengacu pada Lestari, 2008)
Gambar 13 merupakan foto kondisi eksisting yang diambil pada bulan Januari 2011 saat pekerjaan konstruksi belum dimulai sama sekali. Tanaman akasia memiliki beberapa potensi, yaitu secara morfologi bernilai estetis, berfungsi sebagai point of interest, tanaman pengarah jalan, dan tanaman peneduh karena bertajuk lebar. Akasia berasal dari famili Leguminocae atau polong- polongan, mampu memfiksasi nitrogen langsung dari udara sehingga dapat memperbaiki kualitas tanah. Tanaman akasia dapat hidup di lahan yang miskin hara dan tidak subur, lahan yang mengalami erosi, berbatu dan tanah gambut serta tanah yang memiliki pH rendah (4,2). Tanaman ini tersebar dengan baik pada ketinggian tidak lebih dari 300 m, dengan curah hujan 1000-4500 mm tiap tahun dengan cahaya matahari yang cukup.
(41)
(a) Kawasan Gelanggang Aquatic (b) Kawasan Utara
(c) Kawasan Selatan (d) Kawasan Hall Basket.
Gambar 13. Vegetasi Eksisting di Sport Center Rumbai (Sumber: Dokumentasi Nindya-TWW, JO. 2010)
Jika dilihat melalui Google Earth tahun 2010 seperti yang tertera pada Gambar 14, keadaan eksisting kawasan SCR merupakan hutan dengan struktur ketinggian vegetasi 0.5-6 meter dan berkanopi agak rapat.
Gambar 14. Sebaran Vegetasi pada Kawasan Sport Center Rumbai (Sumber: googleearth.com, 2010)
(42)
4.2.6 Satwa
Secara umum, jenis satwa eksisting yang sering dijumpai pada kawasan SCR cukup beragam. Jenis satwa yang dijumpai adalah kucing, anjing, tikus, burung gereja (Passer montanus), kodok budug (Bufo melanosticus), kadal (Mabuya multifascitae) dan berbagai jenis serangga yang diperkirakan berasal dari lingkungan sekitar kawasan.
4.3 Kondisi Umum Perusahaan
Nindya-TWW JO adalah nama kemitraan dari PT. Nindya Karya dan PT. Tuju Wali yang melakukan Joint Operation (JO) atau bentuk Kerja Sama Operasi (KSO) antara kedua perusahaan penyedia jasa konstruksi.
PT. Nindya Karya (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa konstruksi yang mencakup pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa, pekerjaan terintegrasi (engineering, procurement dan construction/EPC), rancang bangun, building management, serta industri fabrikasi, mencakup konstruksi, operasi, infrastuktur dan pemeliharaan baik proyek pemerintah maupun non pemerintah. PT Nindya Karya merupakan perusahaan konstruksi besar dengan operasi yang bersifat regional, sehingga memiliki wewenang yang cukup besar untuk mengoperasikan bisnisnya di kabupaten atau berbagai daerah. Proyek konstruksi dipegang oleh Dewan Direksi Operasi yang membawahi kantor wilayah Sumatera (district office) yang berlokasi di Kompleks Sudirman Business Center JL. OK Jamil Blok A1-A2, Pekanbaru, Riau.
PT. Tuju Wali Wali merupakan salah satu dari 33 anak perusahaan Bosowa yang bergerak di bidang general construction atau kontraktor umum. PT Tuju Wali Wali (TWW) berkedudukan di menara Bosowa Lt. 21 Jl. Jendral Sudirman No. 5, Makassar.
Pada hakikatnya proyek yang ditangani oleh kontraktor Nindya-TWW JO terdiri dari dua jenis, yaitu (1) Proyek Renovasi Stadion Kaharudin Nasution Rumbai dan (2) Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai. Pelaksanaan kedua proyek tersebut berada pada lokasi yang sama, yaitu kawasan SCR. Penulis terlibat dalam Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai.
(43)
BAB
V
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
5.1 Manajemen Proyek
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Manajemen proyek konstruksi
adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan dan
pengendalian) secara sistematis dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Pengaplikasian manajemen proyek pada kontraktor pelaksana adalah dengan cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas pekerjaan yang maksimal, meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. Menurut Soeharto (1995), manajemen perencanaan hanya berperan 20% dan sisanya terdiri dari manajemen
pelaksanaan. Kontraktor bertanggung jawab melakukan koordinasi dan
menyiapkan kebutuhan sumber daya konstruksi meliputi keuangan/dana, sumberdaya manusia/tenaga kerja ahli, material, peralatan dan menyusun metode kerja. Manajemen proyek meliputi langkah-langkah atau tahapan sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penyelesaian proyek. Pembahasan dikhususkan pada lingkup pelaksanaan dan pengawasan, yang tidak terlepas dari fungsi pengendalian (controlling) dan pengawasan (reporting).
5.1.1 Struktur Organisasi Formal (Kontraktual)
Dalam organisasi ditetapkan pedoman dan petunjuk kegiatan, pembagian tugas, komunikasi, jalur pelaporan dan tanggung jawab masing-masing individu. Pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu proyek memiliki tugas, tanggung jawab dan fungsinya masing-masing, disebut juga sebagai pelaku proyek. Hubungan antar pelaku proyek memiliki dasar hubungan formal atau kontraktual, artinya pihak-pihak yang terlibat memiliki wewenang dan tanggung jawab sesuai kontrak yang disetujui bersama. Kontrak berperan dalam pembatasan tanggung jawab, penentuan cakupan dan peranan penyelenggara proyek serta berkaitan dengan hak dan kewajiban antara pengguna dan penyedia jasa. Skema hubungan kerja antar
(44)
pelaku proyek pada Proyek Penataan Kawasan SCR dapat dilihat di Gambar 15. Struktur organisasi menggunakan jasa konsultan manajemen konstruksi yang bertindak sebagai manajer konstruksi dan wakil dari pemilik (owner).
Owner
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau (DISPORA)
Manajemen Konstruksi
PT. Riau Multi Cipta Dimensi
Konsultan Perencana
CV. Persada Nusantara
Keterangan
Hubungan Kontrak Hubungan Fungsional
Kontraktor Pelaksana
Nindya-TWW, JO.
Sub kontraktor Supplier
Gambar 15. Struktur Organisasi Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai (Sumber: Nindya-TWW, JO. 2011)
Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang memiliki gagasan mengenai proyek yang diinginkan dan berperan sebagai pihak pemberi tugas yang memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada pemenang tender. Pada proyek penataan kawasan SCR, yang berperan sebagai owner adalah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau, yaitu pejabat struktural instansi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa, mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan.
Konsultan perencana berperan sebagai pihak yang menerjemahkan dan membuat gambaran yang jelas dari aspek-aspek teknis, arsitektur dan ekonomis mengenai proyek yang dicita-citakan oleh owner. Konsultan Perencana berperan dalam pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Begitu juga dalam pembuatan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dari proyek tersebut. Konsultan perencana merupakan badan atau perseroan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang-bidang terkait dengan sistem bangunan, dalam proyek ini adalah CV. Persada Nusantara.
Jenis proyek, kompleksitas dan volume pekerjaan mempengaruhi pertimbangan akan pendekatan manajemen dalam suatu manajemen proyek. Pada
(45)
proyek berskala besar, biasanya pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan manajerial secara penuh pada manajemen konstruksi (MK). Pengawasan proyek dilakukan MK, mulai dari tahap pengembangan, perancangan, pelelangan, pelaksanaan, sampai pada tahap penyerahan proyek. Pada tahap pelaksanaan, MK
berfungsi sebagai koordinator pengelola pelaksanaan melalui kegiatan
pengendalian atau pengawasan. Keuntungan dari pengawasan langsung oleh MK adalah durasi dan biaya terkontrol dengan baik. Sistem manajemen proyek konstruksi menerapkan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Badan yang dipercaya sebagai Manajemen Konstruksi/MK pada proyek Penataan Kawasan SCR adalah PT. Riau Multi Cipta Dimensi. MK berwenang untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan dan memberikan konsultasi terkait teknis operasional kepada pihak kontraktor, agar didapatkan hasil kerja terbaik sesuai RKS, memberikan peringatan terhadap pihak pelaksana jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja, menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan, memeriksa gambar shop drawings, melakukan pengontrolan dalam pemesanan material maupun perlengkapan bangunan, serta melakukan perubahan melalui berita acara perubahan (site instruction).
Kontraktor Pelaksana adalah pihak yang mendapat tugas dari pemilik proyek untuk melaksanakan proyek sesuai yang telah direncanakan konsultan perencana, sesuai dengan gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak. Kontraktor adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pemborongan pembangunan suatu proyek sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan jadwal yang telah ditentukan. Kontraktor yang memenangkan pelelangan umum pada proyek SCR adalah Nindya-TWW JO, yaitu gabungan dari dua perusahaan penyedia jasa konstruksi PT Nindya Karya dengan PT. Tuju Wali Wali (TWW). JO atau Joint Operation adalah kerjasama operasi dua badan atau lebih yang sifatnya sementara hanya untuk melaksanakan suatu proyek tertentu sampai proyek tersebut selesai dikerjakan, tanpa pihak-pihak membentuk suatu badan hukum baru/tersendiri sebagai badan yang mempunyai usaha tertentu. Kerja sama operasi ini tertuang
(46)
menyelesaikan pekerjaan proyek penataan kawasan SCR dalam waktu tertentu, sesuai dengan kegiatan bersama dari masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama. Joint Operation merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir faktor resiko dengan membentuk ikatan kerja sama finansial, dimana dua atau lebih perusahaan kontraktor berkomitmen pada pembagian untung atau rugi, sesuai dengan presentase yang telah disepakati. Surat perjanjian kemitraan Kerja Sama Operasi (KSO) atau Joint Operation Agreement disebutkan bahwa PT. Nindya Karya sebagai perusahaan utama (leading firm). Keikutsertaan modal (sharing) pada setiap perusahaan memiliki persentase yang berbeda dapat dilihat pada Lampiran 2. Adapun stakeholder yang berada di bawah tanggung jawab kontraktor adalah supplier pohon dan sub kontraktor rumput. Supplier atau pemasok material pohon bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pohon baik jenis maupun jumlah sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati, sedangkan sub kontraktor rumput memiliki kewajiban untuk bekerja memenuhi kebutuhan rumput pada lanskap kawasan SCR sesuai dengan dokumen kontrak.
Secara umum hubungan kerja antar pelaku proyek Penataan Kawasan SCR dapat dikatakan baik, namun kehadiran suatu konflik adalah sesuatu yang wajar. Beberapa penyebab konflik yang umum terjadi adalah masalah komunikasi, seperti perbedaan persepsi individual yang berhubungan dengan hasil akhir, kriteria dan prioritas, otoritas tugas dan keputusan. Hubungan kerja antara pengawas/MK dan kontraktor pelaksana dapat dikatakan kuat dikarenakan kantor direksi yang berada di dalam satu lokasi. MK sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, hendaknya memberikan pengawasan yang netral dan objektif sehingga tercapai praktik manajerial profesional dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi kepada owner. Dalam beberapa kasus MK dapat dikatakan kurang netral dalam menjalankan tugasnya, misalnya pada pemesanan material walaupun MK berwenang dalam memberikan usulan terkait operasional pelaksanaan, namun bukan berarti MK berhak menentukan siapa pemasok/sub kontraktor yang akan ditunjuk untuk bekerja sama dengan pihak kontraktor. Pada kasus pekerjaan softscape, MK merekomendasikan supplier tanaman, padahal pihak kontraktor lebih berkenan jika penanaman dilakukan oleh sub kontraktor untuk mengecilkan kompleksitas proyek dan mentransfer risiko agar hasil
(47)
pekerjaan menjadi lebih terjamin. Kontraktor kurang tegas dan terpaksa menerima supplier yang telah ditunjuk MK, padahal dari segi kualitas dan harga kurang kompeten. Kasus serupa terjadi kembali pada pekerjaan rumput, dimana owner merekomendasikan sub kontraktor rumput, padahal pekerjaan penanaman rumput dapat diswakelola oleh kontraktor. Hendaknya kontraktor dapat menunjuk sendiri sub kontraktor/supplier yang akan dijadikan partner kerjanya sehingga diharapkan terjadinya kerjasama dan koordinasi yang lebih baik.
5.1.2 Struktur Organisasi Pelaksana
Adanya kerja sama operasi melahirkan suatu susunan kemitraan jangka pendek dengan klasifikasi pekerjaan masing-masing, dapat dilihat pada bagan struktur organisasi (Gambar 16). Posisi penulis dalam kegiatan magang berada pada divisi engineering sebagai drafter dan merangkap sebagai landscape assistant supervisor. Fokus penulis yaitu menangani pekerjaan softscape.
Project Manager (PM)
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Project Engineering Site Manager Finance & HRD
Logistic & Equipment Surveyor Finance
Cost Control
Supervisor
Mekanikal-
Accounting & Tax Quality Surveyor
(QS) & Quality Control (QC)
Engineering
Document Administrator &
Elektrikal Sipil Lanskap Keterangan: Cashier
Security, Office Boy, Driver
Public Relation Posisi Mahasiswa Magang
Gambar 16. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai
(1)
162
(2)
piran
8
.
Rencana
Pekerjaan
Paving
(3)
an
9
.
Detail
Construction
Pekerjaan
Paving
(4)
an
10
.
Keyplan
Pekerjaan
Pagar
SKALA 1:4000
Dokumen shop drawing Nindya-TWW,JO. 2011)
(5)
piran
12
.
Detail
Construction
Pekerjaan
Pagar
SKALA 1:50
SKALA 1:50
(6)
n
11
.
Tampak
Depan
Pagar
SKALA 1:60
SKALA 1:60