Latar Belakang Implementation Landscape Process of Rumbai Sport Center at Riau (Internship at Nidya-TWW JO)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekan Olahraga Nasional PON adalah pesta olahraga nasional yang diselenggarakan empat tahun sekali dan diikuti seluruh provinsi di Indonesia. Pada September 2012 mendatang, Provinsi Riau ditunjuk sebagai lokasi diselenggarakannya PON XVIII, karena itu Pemerintah Provinsi Riau merencanakan pembangunan Riau Sport Center sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan olahraga. Sport Center atau bisa juga disebut kompleks olahraga merupakan suatu kawasan dimana kegiatan berbagai jenis olahraga dikonsentrasikan dalam satu lokasi terpadu. Sport Center Rumbai SCR adalah salah satu tempat yang akan digunakan untuk babak penyisihan beberapa cabang olahraga. Pembangunan SCR telah dimulai sejak tahun 2008 dan saat ini Agustus 2011 telah terbangun venues Gelanggang Renang, Hall Senam dan Hall Basket, sedangkan Stadion Atletik masih dalam proses pembangunan, bersamaan dengan renovasi Stadion Kaharudin Nasution. Sebagai kawasan publik, SCR perlu dilengkapi fasilitas dan utilitas umum sehingga pemerintah mengadakan proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai SCR. Fasilitas pelengkap diperlukan untuk mengakomodir kebutuhan pengguna sehingga tercipta kenyamanan, keamanan serta terbentuknya kesatuan ruang fisik dan lanskap secara harmonis. Secara umum proyek Penataan Kawasan Sport Center Rumbai SCR terdiri dari pekerjaan softscape dan hardscape. Pekerjaan softscape meliputi penanaman pohon dan rumput, sedangkan pekerjaan hardscape terdiri dari pekerjaan area parkir, traffic island, pagar dan sebagainya. Ervianto 2005 menyatakan pelaksanaan construction adalah suatu tahap untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu, dan mutu yang telah disepakati. Simond dan Starke 2006 menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan merupakan perwujudan atau kegiatan setelah selesainya tahap perancangan. Pelaksanaan proyek tidak dapat terlepas dari sistem manajemen proyek, yaitu pengorganisasian atas sumberdaya berupa uang, material bahan dan alat, serta tenaga kerja. Soeharto 1995 menyatakan pelaksanaan penting untuk dipelajari karena berkontribusi sebanyak 80 terhadap keberhasilan suatu proyek, adapun perencanaan hanya berpengaruh sebanyak 20. Dalam pengendalian suatu proyek dipelajari upaya-upaya untuk memantau proses berlangsungnya pelaksanaan agar tidak menyimpang dari tujuan semula dengan mempelajari, menganalisis kendala dan mengambil tindakan pembetulan. Kegiatan magang pada proyek penataan kawasan Sport Center Rumbai SCR di perusahaan kontraktor berguna untuk mempelajari tata laksana keprofesian arsitek lanskap secara langsung oleh mahasiswa. Nindya-TWW JO merupakan organisasi yang telah berpengalaman dan kompeten dalam bidang usaha jasa konstruksi. Joint Opeation merupakan kepanjangan dari JO, yaitu kerja sama operasi antara dua perusahaan konstruksi, yaitu PT Nindya Karya Persero dengan PT.TWW Tuju Wali Wali, yaitu perusahaan kontraktor daerah di Provinsi Riau yang merupakan anak perusahaan dari Bosowa Grup.

1.2 Tujuan Magang