dipakai untuk tindakan pengambilan keputusan, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
3. Menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran Data-data yang didapat dari sistem informasi kemudian dianalisis dan
dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan. Hasil analisis dijadikan sebagai landasan tindakan pembetulan.
4. Mengadakan tindakan pembetulan Apabila hasil analisis menunjukkan adanya penyimpangan yang cukup berarti,
maka diperlukan tindakan pembetulan, dapat berupa realokasi sumber daya, menambah tenaga kerja dan pengawasan serta biaya, mengubah metode kerja
atau mengganti peralatan yang digunakan. Selanjutnya analisis dan pembetulan akan berguna sebagai umpan balik perencanaan pekerjaan
selanjutnya agar lebih baik.
2.5 Pekerjaan Pelaksanaan
Simond dan Starke 2006 menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan merupakan perwujudan atau kegiatan setelah selesainya tahap perancangan.
Selanjutnya Simond dan Starke berpendapat bahwa pelaksanaan pekerjaan meliputi: pekerjaan penyerahan kontrak, pengawasan, sanksi pelanggaran, dan
batas-batas pelaksanaan. Eckbo 1964 membedakan tahap pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan administrasi dan fisik.
Menurut Keppres No. 80 Tahun 2003, pelaksanaan administrasi merupakan seluruh proses pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek.
Kegiatan administrasi selalu berlangsung tanpa pernah terputus. Adapun yang dibahas penulis adalah pekerjaan administrasi selama tahap construction
berlangsung. Hal-hal administratif yang berkaitan dengan tahap construction tidak dapat terlepas dari dokumen kontrak. Dokumen kontrak merupakan pedoman atau
patokan selama melaksanakan pekerjaan konstruksi, terdiri dari: Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS, gambar rencana, Bill of Quantity dan surat-surat terkait.
RKS adalah
ketentuan yang
dibuat oleh
perencanaperancang sebagai
panduanprosedur yang harus diikuti oleh pelaksana, yaitu: pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, jenis pekerjaan, serta segala sistem yang
diperlukan.
Adapun pelaksanaan fisik, menurut Rachman 1984, terdiri dari pekerjaan pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah, pelaksanaan tanaman softscape
dan pelaksanaan elemen keras hardscape dan pemeliharaan. Terdapat tiga tahapan besar dalam suatu pekerjaan pelaksanaan fisik, yaitu: 1 tahap persiapan
lahan, 2 tahap pelaksanaan pekerjaan, 3 tahap finishing dan serah terima
proyek. Pada tahapan persiapan lahan, diadakan pembersihan areal pekerjaan, kemudian pekerjaan pengukuran dan pematokan marking serta pengolahan
tanah. Pengukuran kembali adjustment dilakukan terhadap batas areal dan keadaan eksisting, untuk memastikan kesesuaian antara gambar rencana dengan
kondisi tapak sesungguhnya. Jika kontraktor mendapatkan hasil pengukuran yang berbeda pada gambar rencana, maka kontraktor harus segera melaporkannya
kepada konsultan pengawaskonsultan perencana untuk dilakukan penyesuaian dalam bentuk shop drawings. Setelah pematokan selesai dilakukan, kemudian
masuk ke tahap pelaksanaan pembangunan pekerjaan, sesuai dengan gambar kerja yang telah disesuaikan dengan keadaan lapang dan disetujui oleh konsultan
perencana. Pada tahap ini peran pengawasan sangat penting untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan perencanaan dan desain awal.
Tahapan terakhir adalah finishing dan serah terima proyek.
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu