Kedua Sport Center ini terletak di Kota Pekanbaru yang merupakan ibukota Provinsi Riau. Masing-masing sport center terdiri dari venues yang
berbeda-beda dan akan dipakai dalam kejuaraan PON. Lokasi yang dijadikan sebagai pusat penyelenggaran PON 2012 adalah Sport Center Panam di Kampus
Bina Widya UNRI.
2.2 Kawasan
Sport Center
Pada ketentuan umum UU 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, kawasan dapat diartikan sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya. Dalam konteks pembangunan kawasan merupakan sektor dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial seperti meningkatkan ketersediaan dan kualitas
pelayanan prasarana dan sarana. Dapat disimpulkan bahwa kawasan adalah sebuah tempat yang memiliki batasan ruang geografis dengan ciri dan kekhususan
tertentu untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan fungsinya. Dalam Tap MPR No.IVMPR1999 GBHN, pemerintah menjadikan
olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan, yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga
memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Sport center atau bisa juga disebut kompleks olahraga merupakan suatu kawasan dimana kegiatan berbagai
jenis olahraga dikonsentrasikan sehingga membentuk suatu kesatuan ruang yang saling terintegrasi dalam satu lokasi yang terpadu dan dilengkapi dengan fasilitas
penunjang lainnya. Sport center berfungsi sebagai berikut: 1. sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan olahraga seperti PON,
POPDA, PORSENI, SEA Games dan kejuaraan nasional maupun regional lainnya;
2. sebagai markas yang menjadi pusat segala kegiatan organisasi berbagai cabang olahraga untuk melaksanakan kegiatan harian, pertemuan guna
membahas masalah-masalah tentang olahraga, dan lain-lain; 3. dilengkapi fasilitas penunjang seperti jaringan jalan, RTH, area parkir, saluran
drainase, penerangan, dan lain-lain; 4. sebagai tempat pembinaan dan pelatihan atlet-atlet olahraga termasuk tempat
menyelenggarakan perlombaan olahraga dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan daya saing para atlet.
2.3 Proyek
Soeharto 1995 menyatakan bahwa proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi
sumberdaya tertentu bertujuan untuk menghasilkan produk. Cleland dan Ireland 2002 menambahkan, proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung
dengan durasi tertentu, kompleksitas tertentu, pada area tertentu yang harus diakhiri dengan suatu accomplishment. Menurut Ervianto 2005, proyek memiliki
tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi, yaitu: bersifat unik, melibatkan sejumlah sumberdaya dan membutuhkan organisasi. Proyek dikatakan
unik karena suatu rangkaian kegiatan proyek hanya terjadi satu kali sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik, berbeda dari apa yang sudah dikerjakan
sebelumnya, maka tidak ada proyek yang sama sekali identik. Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu: pekerja, uang, mesin dan material.
Saifudin 1997 mengungkapkan bahwa tingkat kompleksitas kegiatan pelaksanaan proyek bergantung pada: jumlah kegiatan yang harus dikerjakan
dalam proyek, jumlah kelompok atau organisasi yang terlibat dalam proyek, serta keterkaitan antara kegiatan dan organisasi dalam proyek dengan pihak luar.
Terdapat tiga kendala triple constraint yang menjadi batasan penting dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu: anggaran, jadwal dan mutu. Ketiga hal ini
mempengaruhi satu sama lain. Suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan dalam proyek sehingga
pelaksanaan berjalan sesuai dengan tujuan disebut manajemen proyek.
2.4 Manajemen Proyek