Biosintesa Vitamin C Analisa Vitamin C

Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi karena sudah diketahui cara mencegahnya dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain lelah, lemas, lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang otot persendian sakit, serta kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal. Warna merah kebiruan di bawah kulit, pendarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut serta mata kering, dan rambut rontok. Disamping itu luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang-kadang jumlah sel darah putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf. Gangguan saraf dapat terjadi berupa histeria, depresi diikuti oleh gangguan psikomotor. Gejala skorbut terlihat bila taraf asam askorbat dalam serum turun di bawah 0,20 mgdl. S. Almatsier, 2004

2.4.3 Biosintesa Vitamin C

Gambar 2.4 Biosintesa Vitamin C di dalam Tumbuhan J. Boudrant, 1990

2.4.4 Analisa Vitamin C

Penentuan kadar vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi Iodium. Pada saat reaksi oksidasi, Iodium akan direduksi menjadi Iodida. Iodium akan mengoksidasi senyawa- senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding Iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dari pada Iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan Iodium. A. Rohman, 2007 Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan Iodium. Indikator yang digunakan adalah amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari Iod-amilum. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C no.2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang. O = C O = C ─ OH │ │ HO ─ C HO ─ C ─ I || O │ HO ─ C HO ─ C ─ I │ │ H ─ C + I 2 │ │ H ─ C ─ OH HO ─ C ─ H HO ─ C ─ H │ │ CH 2 OH CH 2 OH Gambar 2.5 Reaksi antara Vitamin C dan Iodium S. Sudarmadji, 1992 Cara lain dalam penentuan vitamin C adalah oleh 2,6 D 2,6 Na-dikhlorofenol indofenol. Asam askorbat dapat direduksi 2,6 D sehingga terjadi perubahan warna. Larutan 2,6 D dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Apabila 2,6 D direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi larutan tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2,6 D maka kelebihan larutan 2,6 D sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Untuk perhitungan maka perlu dilakukan standarisasi larutan 2,6 D dengan vitamin C standar. Reaksi yang terjadi selama titrasi adalah sebagai berikut: HO Cl Cl NH O C C C C C CH 2 OH O O H HO H O O + Cl OH Cl NH OH Vit C. Teroksidasi 2,6 D.tereduksi C C C C C CH 2 OH O OH OH H OH H O + Vit. C Gambar 2.6 Reaksi antara Vitamin C dan 2,6 D S. Sudarmadji, 1992

2.5 β-Karoten

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Aktivitas Alkaloid Dari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Terhadap Tingkat Kehamilan Mencit (Mus Musculus)

7 76 68

Analisis Karbohidrat Produk Biosintesis pada Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Terung Belanda (Chiphomandra betaceae) dengan Rimbang (Solanum torvum swartz)

4 83 92

Ketahanan Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav) Setelah Diinduksi Dengan Sinar Uv Terhadap Colletotrichum sp.

2 47 65

123dok ketahanan tanaman terung belanda solanum betaceum cav setelah diinduksi dengan sinar uv terhadap c

0 1 65

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

0 0 7

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN SARI BUAH TERUNG BELANDA (Solanum betaceum) HASIL SAMBUNG PUCUK DENGAN LANCING (Solanum mauritianum) PADA PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN MENGGUNAKAN

0 1 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceaum Cav.) - Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (S

0 0 20

STUDI ANALISA KADAR VITAMIN C DAN KADAR BETA KAROTEN DARI BUAH TERUNG BELANDA HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TANAMAN TERUNG BELANDA (Solanum betaceaum Cav.) DENGAN TANAMAN LANCING (Solanum mauritianum) SKRIPSI IRMA SAFITRI

0 0 13