Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

(1)

MOTIVASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN

PELAYANAN PUSKESMAS KESATRIA

DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR

KOTA PEMATANGSIANTAR

SKRIPSI

OLEH:

TIORENA HASRA MEHIDA 111121022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul “Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar”.

Selama proses pembuatan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, Mkes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam melaksanakan penelitian ini.

4. Bapak Iwan Rusdi, SKp, MNS serta Bapak Ismayadi, Skep, Ns, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan sumbangan pemikiran mulai dari proposal hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Mula Tarigan, SKp, MKes selaku Dosen penasehat akademik atas nasehat dan sarannya kepada penulis.


(4)

6. Bapak dr. Ronald Saragih selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian ini.

7. Kepala Puskesmas Kesatria dan staf yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian ini.

8. Kepada suami saya (Hasudungan P. Siboro) dan anak-anak saya (Icha dan Iosya) yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.

9. Kepada Kakak (Rimbun Sitindaon) yang telah memberikan dukungan dan saran-saran kepada penulis.

10.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Ekstensi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, agar menjadi lebih baik dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pihak yang membaca.

Medan, Februari 2013


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel ... viii

Abstrak ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 5

2.1.1 Pengertian Motivasi ... 5

2.1.2 Aspek-Aspek Motivasi ... 6

2.1.3 Teori-Teori Motivasi ... 6

2.2 Puskesmas ... 12

2.2.1 Pengertian Puskesmas ... 12

2.2.2 Fungsi Puskesmas ... 12

2.2.3 Upaya dan Azas Penyelengaraan ... 14

2.3 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 19

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 22

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 25

4.2 Populasi dan Sampel ... 25

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.4 Pertimbangan Etik ... 26

4.5 Instrumen Penelitian ... 27

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 29


(6)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ... 31 5.1.1 Karakteristik Responden ... 31 5.1.2 Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan

Pelayanan Puskesmas ... 33 5.2 Pembahasan ... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 40 6.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrument Penelitian

3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden 4. Hasil Reliabilitas

5. Hasil Analisa SPSS

6. Jadwal Defenitif Penelitian 7. Lembar Bukti bimbingan 8. Biaya Penelitian

9. Surat Ijin Penelitian 10.Curiculum Vitae


(7)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria... 23


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Di Puskesmas Kesatria...32 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria...34 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Masyarakat


(9)

Judul : Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Peneliti : Tiorena Hasra Mehida

NIM : 111121022

Jurusan : Fakultas Keperawatan ABSTRAK

Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria pada tahun 2007 sebanyak 28516 jiwa, tahun 2008 sebanyak 27903 jiwa, tahun 2009 sebanyak 28427 jiwa, tahun 2010 sebanyak 28548 jiwa serta tahun 2011 sebanyak 27169 jiwa. Dari data tersebut terjadi naik turunnya jumlah kunjungan masyarakat yang mungkin dipengaruhi oleh keterbatasan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang fasilitas pelayanan kesehatan apa saja yang disediakan oleh puskesmas sehingga peneliti ingin mengidentifikasi motivasi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas Kesatria Kota Pematangsiantar. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria Kota Pematangsiantar pada bulan September sampai dengan November tahun 2011 yaitu sebanyak 6792 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan convenient sampling, dengan jumlah sampel 99 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 dengan menggunakan alat ukur kuesioner, terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa motivasi intrinsik yang paling besar pada kategori sedang (81,8%) dan motivasi ekstrinsik pada kategori sedang (77,8%). Dari hasil penelitian disarankan agar puskesmas lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk menginformasikan berbagai layanan dan fasilitas di puskesmas sehingga masyarakat mau memanfaatkan pelayanan di puskesmas.


(10)

Title : Motivation of The Society in Using Kesatria’s Public Health

Service at Kecamatan Siantar Timur Pematangsiantar City Author : Tiorena Hasra Mehida

Student Number : 111121022

Department : Faculty of Nursing University of North Sumatera ABSTRACT

Motivation refers to process of a movement which includes an encouraging situation that would draw out from a certain behavior within an individual, where it reflect is the purpose or end process of that movement action. The number of people that has visited. The public health center Kesatria in 2007, 2008, 2009, 2010 and 2011 is 28516, 27903, 28427, 28548 and 27169, respectively. From this data, the fluctuation happened in the number of people visited to the health center was, possibly, caused or influenced by the limited information given by the health government staff about the facilities of the health services that is provided by public health service center. Due to the reason, the researcher is urged identify the society’s motivation in using the health facilities of the Kesatria’s public health service in Pematangsiantar City. The design of this research used a descriptive approach in which the population was taken from the 6792 visitor or the patient of Kesatria’s public health service in Pematangsiantar City from September up to November 2011. Convenient sampling is used in this study; having 99 respondents as the samples. The research was carried out in October 2012 using a questioner as an implement measurement which consists of intrinsic motivation and extrinsic motivation. Based on the research the largest amounth of percentage according to came from the medium category (81,8%) and the extrinsic motivation was from the fair category as well (77,8%). As in a result, it is recommended that heatlh staff government or the public health service center should be more active in approaching and socializing health facilities and services to the society.


(11)

Judul : Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Peneliti : Tiorena Hasra Mehida

NIM : 111121022

Jurusan : Fakultas Keperawatan ABSTRAK

Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria pada tahun 2007 sebanyak 28516 jiwa, tahun 2008 sebanyak 27903 jiwa, tahun 2009 sebanyak 28427 jiwa, tahun 2010 sebanyak 28548 jiwa serta tahun 2011 sebanyak 27169 jiwa. Dari data tersebut terjadi naik turunnya jumlah kunjungan masyarakat yang mungkin dipengaruhi oleh keterbatasan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang fasilitas pelayanan kesehatan apa saja yang disediakan oleh puskesmas sehingga peneliti ingin mengidentifikasi motivasi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas Kesatria Kota Pematangsiantar. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria Kota Pematangsiantar pada bulan September sampai dengan November tahun 2011 yaitu sebanyak 6792 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan convenient sampling, dengan jumlah sampel 99 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 dengan menggunakan alat ukur kuesioner, terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa motivasi intrinsik yang paling besar pada kategori sedang (81,8%) dan motivasi ekstrinsik pada kategori sedang (77,8%). Dari hasil penelitian disarankan agar puskesmas lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk menginformasikan berbagai layanan dan fasilitas di puskesmas sehingga masyarakat mau memanfaatkan pelayanan di puskesmas.


(12)

Title : Motivation of The Society in Using Kesatria’s Public Health

Service at Kecamatan Siantar Timur Pematangsiantar City Author : Tiorena Hasra Mehida

Student Number : 111121022

Department : Faculty of Nursing University of North Sumatera ABSTRACT

Motivation refers to process of a movement which includes an encouraging situation that would draw out from a certain behavior within an individual, where it reflect is the purpose or end process of that movement action. The number of people that has visited. The public health center Kesatria in 2007, 2008, 2009, 2010 and 2011 is 28516, 27903, 28427, 28548 and 27169, respectively. From this data, the fluctuation happened in the number of people visited to the health center was, possibly, caused or influenced by the limited information given by the health government staff about the facilities of the health services that is provided by public health service center. Due to the reason, the researcher is urged identify the society’s motivation in using the health facilities of the Kesatria’s public health service in Pematangsiantar City. The design of this research used a descriptive approach in which the population was taken from the 6792 visitor or the patient of Kesatria’s public health service in Pematangsiantar City from September up to November 2011. Convenient sampling is used in this study; having 99 respondents as the samples. The research was carried out in October 2012 using a questioner as an implement measurement which consists of intrinsic motivation and extrinsic motivation. Based on the research the largest amounth of percentage according to came from the medium category (81,8%) and the extrinsic motivation was from the fair category as well (77,8%). As in a result, it is recommended that heatlh staff government or the public health service center should be more active in approaching and socializing health facilities and services to the society.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang ingin dicapai masyarakat Indonesia di masa yang akan datang adalah masyarakat, bangsa dan negara yang sehat, ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Masyarakat mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan yang bermutu yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pengguna jasa, serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi (Mubarak & Chayatin, 2009).

Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar,1980 dalam Effendy, 1998). Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (KepMenKes No.128 Th 2004).


(14)

Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas menjalankan upaya kesehatan yang dibagi dalam dua kelompok yaitu: upaya kesehatan wajib (basic six) dan upaya kesehatan pengembangan.

Jangkauan pelayanan kesehatan disesuaikan dengan letak geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja suatu puskesmas. Tidak semua penduduk dapat dengan mudah mengakses pelayanan puskesmas, agar lebih merata dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa. Selain itu peningkatan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina dasawisma juga dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan (Mubarak, 2009).

Pematangsiantar adalah salah satu kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara, mempunyai 19 puskesmas yang tersebar di 8 kecamatan. Puskesmas Kesatria merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Siantar Timur dengan wilayah kerja meliputi 4 kelurahan dan mempunyai 1 Puskesmas Pembantu (Pustu). Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kesatria adalah 20722 jiwa dalam 4477 kepala keluarga.

Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria pada tahun 2007 sebanyak 28516 jiwa, tahun 2008 sebanyak 27903 jiwa, tahun 2009 sebanyak 28427 jiwa, tahun 2010 sebanyak 28548 jiwa serta tahun 2011 sebanyak 27169 jiwa. Dari data tersebut terjadi naik turunnya jumlah kunjungan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas Kesatria. Data pendukung lainnya yaitu dari


(15)

wawancara yang peneliti lakukan pada 10 orang masyarakat yang datang berkunjung ke Puskesmas Kesatria pada tanggal 13 April 2012 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria adalah tingkat sosial ekonomi, umur dan jarak puskesmas dari rumah.

Pemanfaatan pelayanan puskesmas oleh masyarakat yang telah ada karena alasan biaya berobat yang dikenakan oleh puskesmas dapat dijangkau oleh masyarakat. Letak Puskesmas yang mudah dicapai dan tersedianya alat transportasi yang memadai menuju puskesmas merupakan faktor yang menotivasi masyarakat untuk memanfaatkan puskesmas.

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, peneliti ingin mengetahui apa motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kesatria Kota Pematangsiantar dan juga karena belum pernah ada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Puskesmas Kesatria.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar?”.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar.


(16)

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengidentifikasi motivasi intrinsik masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar.

b) Untuk mengidentifikasi motivasi ekstrinsik masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas.

1.4.2. Tenaga Kesehatan (perawat)

Sebagai informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.

1.4.3. Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik dan ruang lingkup yang sama.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motivasi

2.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “MOREVE” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi. Menurut Sarwono (2002) “Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan” (Sunaryo, 2002).

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner & Freeman, 1995 dalam Suarli & Bahtiar, 2002). Motivasi menurut Purwanto (2002), adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Suarli & Bahtiar, 2002).

Menurut Suarli dan Bahtiar (2002), motivasi menurut bentuknya terdiri atas (1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu,misalnya tingkat pendidikan, harapan/keinginan dan pengalaman (2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar diri individu, misalnya lingkungan, dorongan/bimbingan dari orang lain dan jarak tempat tinggal ke puskesmas. Motivasilah yang merangsang, memberikan arah dan mendorong aktivitas individu kearah tujuan-tujuannya yang terdapat pada lingkungan yang


(18)

mengelilingi, yang pencapaiannya membawa kepada pemuasan motivasi tertentu (Langgulung, 1986).

2.1.2. Aspek-Aspek Motivasi

Ada dua aspek yang dikenal yaitu aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis (Hasibuan, 1996). Aspek aktif/dinamis yaitu motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Aspek pasif/statis yaitu motivasi tampak sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan menggerakkan potensi sumber daya manusia itu kearah tujuan yang diinginkan.

Keinginan dan kegairahan kerja ini dapat ditingkatkan berdasarkan pertimbangan tentang adanya dua aspek motivasi yang bersifat statis, yaitu:

a) Aspek motivasi statis tampak sebagai keinginan dan kebutuhan pokok manusia yang menjadi dasar dan harapan yang akan diperolehnya dengan tercapainya tujuan organisasi.

b) Aspek motivasi statis adalah berupa alat perangsangan/insentif yang diharapkan akan dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pokok yang diharapkannya tersebut.

2.1.3. Teori-Teori Motivasi

a) Teori Abraham Maslow

Abraham Maslow memandang bahwa kebutuhan manusia tersusun atas suatu hierarki atau urutan kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling


(19)

mendasar (kebutuhan fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri), yaitu:

1) Fisiologi: kebutuhan yang berkaitan langsung dengan fisik manusia, seperti makan, minum, tempat tinggal, kesehatan badan, dan lain-lain.

2) Keamanan dan keselamatan (safety & security): kebutuhan akan kebebasan dari ancaman, baik berupa ancaman kejadian atau ancaman dari lingkungan. Misalnya adalah gaji tetap sehingga bisa melakukan perencanaan reguler.

3) Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta: kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, seperti pertemanan, afiliasi, interaksi, pernikahan, kerja sama dalam tim, dan lain-lain. 4) Harga diri (esteem): kebutuhan untuk menghargai diri sendiri

maupun mendapat penghargaan dari orang lain. Misalnya adalah pencapaian posisi atau jabatan tertentu.

5) Aktualisasi diri (self actualization): kebutuhan untuk bisa memaksimumkan kemampuan, keahlian dan potensi diri. Misalnya dalam menghadapi tantangan kerja.

Konsep Maslow menyebutkan bila pada suatu saat semua kebutuhan ada, maka kebutuhan biologislah akan terasa paling kuat tuntutan pemenuhannya. Sehingga kebutuhan-kebutuhan yang lain belum akan terasa tuntutannya. Manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai keinginan. Manusia dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan


(20)

berbagai kebutuhan. Bila kebutuhan tidak terpuaskan akan mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut. Namun bila sudah terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi motivator.

b) Teori Herzberg

Herzberg meninjau motivasi dalam hubungannya dengan kepuasan kerja. Ia membedakan kebutuhan yang mendorong orang bertingkah laku menjadi dua kelompok yaitu:

1) Faktor Higienik (faktor ekstrinsik)

Disebut juga faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan kerja atau faktor yang dapat mencegah terjadinya ketidakpuasaan kerja, seperti jabatan, gaji, status, kondisi lingkungan kerja, kebijakan, peraturan ruang perawatan dan rumah sakit, kualitas hubungan interpersonal, hubungan dalam kelompok, hubungan bawahan-atasan, jaminan keamanan dalam bekerja.

2) Faktor Motivasional (faktor intrinsik)

Faktor motivasional adalah seperangkat kondisi kerja yang membantu membangun suatu motivasi. Faktor-faktor tersebut adalah prestasi, peningkatan status pekerjaan itu sendiri, tanggung-jawab dan pengembangan pribadi. Masalah motivasi sangat berkaitan dengan pekerjaan dan cara mempertinggi motivasi tersebut dengan cara mengubah design tugas sehingga menimbulkan kegairahan kerja.


(21)

c) Teori X-Y Mc Gregor

Mengatakan bahwa terdapat dua sikap dasar pada manusia. Sikap seseorang akan mempengaruhi produktivitasnya. Sikap dasar tersebut adalah:

1) Sikap dasar yang dilandasi oleh teori X

Asumsi dari teori ini bahwa pada hakekatnya manusia kebanyakan lebih suku diawasi daripada diberi kebebasan, tidak senang menerima tanggung jawab, malas dan selalu ingin aman saja. Motivasi kerjanya yang utama adalah uang dan keuntungan finansial. Kelompok ini mau bekerja karena adanya imbalan atau hadiah. 2) Sikap dasar yang dilandasi oleh teori Y

Asumsi dari teori ini adalah bahwa hakekatnya kebanyakan manusia suka bekerja. Bekerja merupakan kegiatan alami seperti halnya bermain dan kontrol terhadap diri sendiri merupakan suatu hal yang esensial.

d) Teori Mc.Clelland

Mc.Clelland mengembangkan teori prestasi dan menyimpulkan bahwa motivasi yang terdapat dalam diri seseorang dipengaruhi oleh tiga kebutuhan:

1) Kebutuhan akan keberhasilan

Seseorang selalu ingin tampil lebih baik dari sebelumnya. Dorongan untuk menjadi yang terbaik, mencapai keberhasilan sesuai dengan standar yasng telah ditetapkan dan berjuang untuk sukses.


(22)

2) Kebutuhan akan afiliasi

Seseorang memiliki keinginan untuk membentuk persahabatan, cinta dan rasa memiliki dalam hubungan antara manusia secara dekat. 3) Kebutuhan akan kekuasaan

Seseorang memiliki keinginan untuk mengontrol dan mempengaruhi orang lain untuk berperilaku seperti yang dia kehendaki.

e) Proses theoris of motivation

Teori ini berfokus pada cara mengontrol atau mempengaruhi perilaku seseorang, yang terdiri dari empat teori proses motivasi, yaitu:

1) Penguatan (Reinforcement)

Perilaku yang memuaskan harus dikuatkan dan dipuji untuk meningkatkan dorongan mengulang kembali perilaku tersebut agar menjadi sebuah motivasi dikemudian hari.

2) Penghargaan (Expectasy)

Penghargaan adalah tingkat penampilan tertentu terwujud melalui usaha tertentu, yang meyakini bahwa individu termotivasi oleh harapan yang akan datang sehingga melakukan pekerjaannya dengan baik.

3) Keadilan (Equity)

Keadilan adalah usaha atau kontribusi yang diberikan, dihargai sama dengan penghargaan yang telah diberikan pada orang lain. Dengan perlakuan yang adil tidak akan merubah perilaku tetapi sebaliknya perlakuan yang tidak adil akan merubah perilaku. Jika seseorang


(23)

telah memiliki motivasi yang tinggi tidak mendapat keadilan sesuai dengan kontribusi yang telah diberikan maka perilakunya akan berubah dan motivasinya akan turun.

4) Penetapan tujuan (Goal Setting)

Seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja jika tugas dan tanggungjawabnya ditetapkan dengan jelas yang meliputi lima komponen, yaitu: SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Realistic, Tim bound).

f) Teori Isi (Content theory)

Teori isi sering disebut juga teori kebutuhan dan teori kepuasan yang terdiri dari:

1) Teori Motivasi Konvensional (Taylor)

Teori ini disebut juga teori motivasi tradisional atau klasik dimana dalam pendekatannya menggunakan pendekatan faktor ekonomi. Semakin besar imbalan yang diberikan, maka diharapkan semakin tinggi motivasi sehingga menghasilkan gairah kerja yang tinggi, prestasi yang meningkat dan akhirnya diharapkan produktifitasnya tinggi.

2) Teori Motivasi ERG (Aldefer)

Teori motivasi ERG (Existence, Relatedness, Growth) merupakan modifikasi dari teori kebutuhan Maslow guna memperbaiki beberapa kelemahan. Teori ini menempatkan kebutuhan manusia kedalam tiga kelompok kebutuhan yaitu keberadaan (Existence), terdiri dari


(24)

kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman dan nyaman yang bersifat sangat mendasar sehingga harus terpenuhi. Kekerabatan (Relatedness), merupakan kebutuhan kebersamaan dengan cara saling berhubungan diantara sesama. Dengan terciptanya hubungan yang baik akan menstimulus motivasi. Pertumbuhan dan Perkembangan (Growth), terdiri dari kebutuhan harga diri dan aktualisasi. Dengan adanya kesempatan tumbuh dan berkembang, maka akan menumbuhkan motivasi bagi seseorang.

2.2. Puskesmas

2.2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (KepMenKes No.128 Thn 2004). Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan masyarakat yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.2.2. Fungsi Puskesmas

a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga


(25)

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b) Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

c) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:


(26)

1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2.3. Upaya dan Azas Penyelenggaraan

Upaya untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalu puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:


(27)

a) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasaran penyuluhan adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berisiko tertular penyakit maupun masyarakat umum. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas (Muninjaya, 2002).

Upaya kesehatan lingkungan adalah bertujuan menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular di masyarakat. Sasarannya adalah tempat-tempat umum (seperti pasar, restoran, tempat ibadah, sumber air minum penduduk dan tempat pembuangan air limbah dan sebagainya). Upaya selanjutnya adalah upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan menurunkan angka kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu pada saat kehamilan, bersalin dan saat menyusui. Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan pencegahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang dapat dicegah dengan immunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan


(28)

berkembang secara optimal. Sasaran program KIA adalah Ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak sampai dengan umur 5 tahun. Sementara tujuan program KB adalah menurunkan angkakelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang sasarannya adalah pasangan usia subur (Muninjaya, 2002).

Upaya perbaikan gizi adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui pemantauan status gizi kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi (ibu hamil dan balita), pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak yang berumur di bawah lima tahun (Muninjaya, 2002).

Kegiatan yang dilaksanakan pada upaya pemberantasan penyakit menular bertujuan menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu wilayah, memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu agar terhindar dari penularan penyakit (Muninjaya, 2002). Pemberian immunisasi, pemberantasan vektor dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat adalah beberapa kegiatan yang dilakukan.

Upaya pengobatan meliputi diagnosa sedini mungkin melalui riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, membuat diagnosa,


(29)

melaksanakan tindakan pengobatan, melakukan upaya rujukan diagnostik dan pengobatan/rehabilitasi (Effendy, 1998)

b) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan

dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni: 1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Upaya Kesehatan Olah Raga

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat 4) Upaya Kesehatan Kerja

5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 6) Upaya Kesehatan Jiwa

7) Upaya Kesehatan Mata 8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi


(30)

permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah (1) Azas pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. (2) Azas pemberdayaan masyarakat, yaitu puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas.(3) Azas keterpaduan, untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan, yakni: keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas sektor. (4) Azas rujukan, yaitu sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas utuk itu dilimpahkanlah wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satuuk, strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar pelayanan kesehatan yang sama (DepKes, 2004).

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.


(31)

2.3. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau rangkaian alat yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untu memecahkan persoalan konsumen (Gronroos, 1990 dalam Ratminto & Winarsi, 2005). Dalam hal ini pelayanan yang diberikan adalah pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi yang memiliki tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dengan sasaran utama masyarakat (Hodgetts & Cascio, 1983 dalam Mubarak, 2009).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut (Azwar, 1999).

Menurut Mubarak (2009) suatu pelayanan kesehatan harus memiliki berbagai persyaratan pokok yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas:


(32)

2.3.1. Tersedia dan berkesinambungan

Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyara kat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan.

2.3.2. Dapat diterima dan bersifat wajar

Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

2.3.3. Mudah dicapai

Ketercapaian yang dimaksud yaitu lokasi, pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

2.3.4. Mudah dijangkau

Terutama dari sudut biaya, harus dapat diupayakan biaya kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Biaya yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

2.3.5. Bermutu

Mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak tata cara


(33)

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.


(34)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas. Motivasi menurut Purwanto (2002), adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Suarli & Bahtiar, 2002). Motivasi menurut bentuknya terdiri atas (1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tingkat pendidikan, harapan/keinginan dan pengalaman (2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar diri individu, misalnya lingkungan, dorongan/bimbingan dari orang lain dan jarak tempat tinggal ke puskesmas. Motivasilah yang merangsang, memberikan arah dan mendorong aktivitas individu kearah tujuan-tujuannya yang terdapat pada lingkungan yang mengelilingi, yang pencapaiannya membawa kepada pemuasan motivasi tertentu (Langgulung, 1986).

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan, maka penelitian ini mengidentifikasi bagaimana motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas yang dikategorikan atas motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik. Kerangka konsep penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut:


(35)

Tinggi Sedang Rendah

3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.2.1. Definisi Konseptual

Motivasi menurut Purwanto (2002), adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Suarli & Bahtiar, 2002). Pemanfaatan puskesmas adalah penggunaan fasilitas pelayanan puskesmas yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai (accesible) oleh masyarakat, terjangkau dan mutu (Mubarak, 2009).

Tinggi Sedang Rendah Motivasi Intrinsik

1. Tingkat Pendidikan 2. Harapan/keinginan 3. Pengalaman Motivasi

Masyarakat Dalam Pemanfaatan

Pelayanan Puskesmas

Motivasi ekstrinsik 1. Lingkungan

2. Dorongan/bimbingan dari orang lain 3. Jarak tempat tinggal

ke puskesmas

Tinggi Sedang Rendah


(36)

3.2.2. Definisi Operasional

No Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi yang berasal dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh faktor pelayanan yang dapat diterima dan bersifat wajar Kuesioner sebanyak 10 pernyataan dalam bentuk Skala Likert dengan pilihan jawaban Tidak Pernah, Kadang-kadang, Sering, Sangat Sering Motivasi Intrinsik dikategorikan: Tinggi: 31-40 Sedang: 21-30 Rendah: 10-20 Ordinal

2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi yang berasal dari luar individu yaitu faktor pelayanan yang tersedia dan berkesinambun gan, mudah dicapai dan dijangkau serta bermutu Kuesioner sebanyak 10 pernyataan dalam bentuk Skala Likert dengan pilihan jawaban Tidak Pernah, Kadang-kadang, Sering, Sangat Sering Motivasi ekstrinsik dikategorikan: Tinggi: 31-40 Sedang: 21-30 Rendah: 10-20


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar.

4.2. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria Kota Pematangsiantar pada bulan September sampai dengan November tahun 2011 yaitu sebanyak 6792 orang.

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

convenient sampling dimana objek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai ditempat dan waktu penelitian secara bersamaan (Nursalam, 2009) yaitu masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria dengan kriteria bersedia menjadi responden, dapat membaca, menulis dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Penentuan jumlah sampel berdasarkan rumus di bawah ini:

n = � 1+�(�2)

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi


(38)

Jumlah total sampling pada penelitian ini dari jumlah populasi yang didapat yaitu masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria pada bulan September sampai dengan November tahun 2011 sebanyak 6792 orang adalah:

n = 6792 1+6792(0,12)

n = 98.54

Maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 99 responden.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar, pada bulan Oktober 2012. Adapun alasan pemilihan lokasi karena belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di lokasi tersebut.

4.4. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu peneliti memperkenalkan diri kepada responden dan menjelaskan tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menulis nama responden pada instrumen penelitian. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


(39)

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama yaitu data demografi responden yang terdiri dari umur, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan perbulan. Bagian kedua yaitu kuesioner mengenai motivasi yang terdiri dari motivasi intrinsik (10 pernyataan) dan motivasi ekstrinsik (10 pernyataan).

Kuesioner motivasi ini menggunakan skala likert, untuk pengukuran

kategori pada motivasi digunakan rumus yang dikutip dari (Wahyuni, 2007) yaitu:

Panjang kelas = Rentang : Banyak kelas

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Untuk motivasi intrinsik nilai tertinggi adalah 40 dan nilai terendah adalah 10. Maka rentang untuk motivasi intrinsik adalah 30, dengan banyak kelas tiga kategori, yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah. Panjang kelasnya adalah 10. Dan rentang untuk motivasi ekstrinsik adalah 30, dengan banyak kelas tiga kategori, yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah. Panjang kelasnya adalah 10. Maka motivasi intrinsik masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas dikategorikan dengan rendah 10-20, sedang 21-30 dan tinggi 31-40 sedangkan motovasi ekstrinsik dikategorikan dengan rendah 10-20, sedang 21-30 dan tinggi 31-40.

Keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pernyataan tertutup dengan pilihan jawaban tidak pernah dilakukan (TP), kadang-kadang (KD), sering dilakukan (SR), dan sangat sering dilakukan (SS). Pernyataan dalam


(40)

kuesioner ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif terdiri dari 17 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif yaitu pernyataan no 6 dan 7 (motivasi intrinsik) dan no 3 (motivasi ekstrinsik). Pernyataan positif dengan jawaban tidak pernah dilakukan diberi nilai 1, kadang-kadang dilakukan diberi nilai 2, sering dilakukan diberi nilai 3, dan sangat sering dilakukan diberi nilai 4. Pernyataan negatif dengan jawaban tidak pernah dilakukan diberi nilai 4, kadang-kadang dilakukan diberi nilai 3, sering dilakukan diberi nilai 2, dan sangat sering dilakukan diberi nilai 1. Skala ukur yang digunakan dalam pengukuran variabel ini adalah skala ordinal yaitu membagi menjadi 3 kategori (tinggi,sedang, rendah).

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji validitas konstrak (Construct Validity) yaitu dengan menggunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori-teori tertentu maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini kuesioner telah diujikan oleh Staf pengajar komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Beberapa pernyataan pada kuesioner telah diperbaiki dan dinyatakan telah valid.


(41)

4.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmojo, 2010). Kuesioner sebagai alat ukur harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. Data akan dianalisis dengan uji Alpha Cronbach dan diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari koefisien reliabilitas

Alpha Cronbach. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki koefisien reliabilitas atau alpha sebesar 0,7 atau lebih (Pollit dan Hungler, 1995).

Hasil uji reliabilitas yang didapat pada penelitian ini adalah alpha sebesar 0.9 dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 10 responden di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu dari Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, lalu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Kesatria.

Pengambilan sampel berdasarkan tehnik convenient sampling dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pada saat


(42)

pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent dan kemudian mengisi kuesioner. Pengumpulan data dilakukan pada saat responden sedang berada di ruang tunggu. Selesai mengisi kuesioner peneliti memeriksa kelengkapan data dan jika data ada yang kurang, dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.

4.8.Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data. Analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah di isi, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Analisa data pada penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif. Data yang ditampilkan berupa tabel distribusi frekuensi dan persentase (%) yaitu data demografi dan data motivasi masyarakat (intrinsik dan ekstrinsik) dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar.


(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 99 responden di Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar pada bulan Oktober 2012. Hasil penelitian ini menguraikan bagaimana motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas.

5.1. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini menggambarkan motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria Pematangsiantar.

5.1.1. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kesatria dengan jumlah 99 responden. Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu sebagian besar pada usia 40-47 tahun (44,4%). Berdasarkan agama sebagian besar beragama protestan 67 responden (67,7%). Berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan terakhir SLTA/sederajat sebanyak 45 responden (45,5%) dan perguruan tinggi 40 responden (40,4%), pekerjaan terbanyak Pegawai Negeri Sipil sebanyak 40 responden (40,4%), penghasilan perbulan sebagian besar Rp>1.000.000.


(44)

Tabel 1.Distribusi Frekuensi dan persentase karakteristik responden di Puskesmas Kesatria (n=99)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur

17-24 tahun 11 11,1

25-31 tahun 10 10,1

32-39 tahun 10 10,1

40-47 tahun 44 44,4

48-55 tahun 8 8,1

56-63 tahun 10 10,1

64-71 tahun 6 6,1

Total 99 100

Agama

Protestan 67 67,7

Islam 27 27,3

Katholik 5 5,0

Total 99 100

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah 2 2,0

SD 4 4,0

SLTP/sederajat 8 8,1

SLTA/sederajat 45 45,5

Perguruan Tinggi 40 40,4

Total 99 100

Pekerjaan

PNS 40 40,4

Pegawai swasta 12 12,1

Wiraswasta 23 23,2

Petani/buruh 3 3,0

Tidak bekerja/IRT 15 15,2

an lain-lain 6 6,1


(45)

Tabel 1. Lanjutan

Penghasilan perbulan

Rp 500.000-Rp 800.000 9 9,1

Rp 800.000-Rp 1.000.000 15 15,2

>Rp 1.000.000 69 69,7

Tidak ada penghasilan 6 6,1

Total 99 100

5.1.2. Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas

Penilaian motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert dengan pilihan jawaban: sangat sering, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Hasilnya akan dibagi menjadi tiga kategori tingkatan yaitu: rendah, sedang dan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria Pematangsiantar. Motivasi intrinsik kategori tinggi sebanyak 14 orang (14,1%), kategori sedang sebanyak 81 orang (81,8%) dan kategori rendah 4 orang (4%). Motivasi ekstrinsik kategori tinggi sebanyak 20 orang (20,2%), kategori sedang sebanyak 77 orang (77,8%) dan kategori rendah sebanyak 2 orang (2%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:


(46)

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria Pematangsiantar (n=99)

No Jenis Motivasi Frekuensi % 1. Motivasi Intrinsik

a. Tinggi 14 14,2

b. Sedang 81 81,8

c. Rendah 4 4,0

Total 99 100

2. Motivasi Ekstrinsik

a. Tinggi 20 20,2

b. Sedang 77 77,8

c. Rendah 2 2,0

Total 99 100

Jadi didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 80,8%. Gambar dapat dilihat pada tabel 3:

Tabel 3: Distribusi frekuensi dan persentase motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria Pematangsiantar (n=99)

Kategori Motivasi Frekuensi %

a. Tinggi 17 17,2

b. Sedang 80 80,8

c. Rendah 2 2,0

Total 99 100

Berdasarkan jawaban dasar kuesioner diperoleh paling banyak responden yang menyatakan “Tidak Pernah” pada pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan kesembuhan jika berobat ke puskesmas yaitu sebanyak 63 orang (63,6%). Pernyataan yang menyatakan “Kadang-kadang” paling banyak pada pernyataan yang menyatakan bahwa biaya berobat di puskesmas


(47)

terjangkau/murah sebanyak 54 orang (54,5%). Pernyataan yang menyatakan “Sering” paling banyak pada pernyataan yang menyatakan bahwa mereka berkunjung ke puskesmas karena tempatnya bersih dan asri yaitu sebanyak 68 orang (68,7%). Pernyataan yang menyatakan “Sangat Sering” paling banyak pada pernyataan bahwa mereka mudah mendapatkan alat transportasi menuju ke puskesmas yaitu sebanyak 38 orang (38,4%).

5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, tentang motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria sebagian besar responden memiliki motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada kategori “sedang”, yaitu motivasi intrinsik sebanyak 81 orang (81,8%) dan motivasi ekstrinsik sebanyak 77 orang (77,8%).

Motivasi intrinsik responden untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas pada penelitian ini sangat beragam sesuai dengan kebutuhan masing-masing responden. Menurut Suarli dan Bahtiar (2002) , motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu misalnya tingkat pendidikan, harapan/keinginan dan pengalaman. Faktor intrinsik akan mendorong individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek melalui panca inderanya sehingga individu akhirnya tahu. Dari hasil tahu dan pemahaman dari suatu objek, individu akhirnya akan berusaha untuk mengekspresikan kedalam dorongan dari dalam diri untuk mencapai tujuan.

Dari hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar responden memiliki motivasi intrinsik “sedang” yaitu sebanyak 81 orang (81,8%). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi dan kebutuhan masing-masing responden. Artinya masyarakat


(48)

memiliki motivasi yang berasal dari dalam diri tetapi tidak dalam segera dicapai atau tidak langsung dilaksanakan.

Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SLTA/sederajat (45,5%) dan perguruan tinggi (40,4%) sehingga pengetahuannya sudah cukup mengenai pemanfaatan pelayanan yang ada di puskesmas. Karena tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dan bertindak. Pengetahuan individu tentang pentingnya mempertahankan kesehatan juga diperlukan agar individu tersebut memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada dengan optimal (Efendy, 1998). Menurut penelitian Kristian (2007) yang berjudul Identifikasi Motivasi Masyarakat Dalam Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Mojalangu Malang didapat hasil bahwa motivasi intrinsik terbesar yang mempengaruhi adalah dari faktor pendidikan (94%). Sedangkan motivasi ekstrinsik terbesar dipengaruhi oleh faktor informasi (93,3%).

Harapan untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit yang dialami merupakan salah satu motivasi intrinsik dari responden pada penelitian ini (63,6%), karena ketika seseorang sakit dia akan berusaha untuk mendapatkan kesembuhan dan kembali sehat karena kesehatan dianggap sebagai suatu kebutuhan yang mendasar sesuai dengan Teori Abraham Maslow bahwa kesehatan merupakan kebutuhan yang mendasar (kebutuhan fisiologis).

Sebagian besar responden berusia 40-47 tahun (44,4%) yang mana pada usia tersebut termasuk pada masa usia madya dini (Hurlock, 2006), mulai merasakan gangguan atau masalah pada kesehatannya, dan juga termasuk usia


(49)

produktif atau usia bekerja, menjadikannya salah satu motivasi untuk mendapatkan kesembuhan atas masalah kesehatan yang dialaminya dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas sehingga mereka dapat kembali beraktifitas atau bekerja.

Manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai keinginan atau motivasi untuk memuaskan berbagai kebutuhannya, bila tidak terpuaskan akan mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut yaitu yang berkaitan juga dengan pengalaman responden yang mempunyai harapan bahwa puskesmas dapat mengatasi masalah kesehatannya tetapi mereka kadang-kadang tidak mendapatkannya (50,5%). Mungkin disebabkan oleh ada kalanya tidak adanya dokter untuk mengobati pada saat mereka datang berobat ke puskesmas sehingga tidak sesuai dengan harapan mereka. Karena ketersediaan dan berkesinambungannya pada saat masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan di puskesmas (Mubarak, 2009).

Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai PNS yang mempunyai asuransi kesehatan yang telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas sehingga memotivasi mereka untuk tetap memanfaatkan pelayanan puskesmas tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti ( 2007) tentang Motivasi Pemulung Untuk Menggunakan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas, yang dilakukan di TPA Winong Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, yaitu dipengaruhi oleh fasilitas jaminan kesehatan yang tidak mengeluarkan biaya dan mudah.


(50)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa motivasi ekstrinsik responden berada pada kategori sedang (77,8%). Motivasi ekstrinsik (berasal dari luar individu) yang dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan/bimbingan dari orang lain dan jarak. Jadi apapun tindakan yang dilakukan oleh seseorang selalu ada motivasi tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakan itu. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal karena adanya rangsangan dari luar akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku seseorang.

Kemudahan mencapai lokasi puskesmas merupakan salah satu motivasi responden untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan puskesmas dilihat dari hasil jawaban pernyataan mudah mencapai lokasi puskesmas yaitu sebesar 73,7% (sangat sering dan sering) serta mudah mendapatkan alat transportasi menuju puskesmas sebesar 82,8% (sangat sering dan sering). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Fuadi (2009) tentang Studi Fenomenologi Motivasi Lansia Dalam Memanfaatkan Posyandu Lansia Di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Matesih Kabupaten Karang Anyer yaitu bahwa dari beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan atau hambatan lansia untuk mengikuti posyandu lansia yaitu tidak tersedianya sarana transportasi bagi lansia.

Kebersihan dan keasrian puskesmas juga mempengaruhi motivasi masyarakat untuk kembali mendapatkan pelayanan di puskesmas terlihat dari penilaian hasil penelitian sebesar 78,8% (sangat sering dan sering), hal ini sesuai dengan Teori Motivasi ERG (Aldefer) yang salah satunya adalah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman dan nyaman yang bersifat sangat mendasar sehingga harus terpenuhi.


(51)

Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ada keinginan didalam dirinya yang secara sadar atau tidak sadar membuat orang tersebut berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi yang dimaksud dorongan tadi pada hakekatnya adalah kebutuhan yang muncul dari dalam diri orang itu sehingga motivasi sering disebut juga sebagai kebutuhan (Need).

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat rata-rata memiliki motivasi sedang (80,8%), hal itu menggambarkan bahwa pendidikan, harapan/keinginan dan pengalaman individu serta lingkungan dan jarak cukup berpengaruh terhadap motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas Kesatria. Ini menggambarkan bahwa motivasi yang dimiliki oleh masyarakat tidak dengan segera menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan yang ada di Puskesmas Kesatria.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai motivasi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Oktober 2012 di Puskesmas Kesatria dan hasil pembahasannya maka, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar gambaran masyarakat memiliki motivasi sedang (80,8%) yang terdiri dari motivasi intriksik berada pada kategori sedang (81,8%) dan motivasi ekstrinsik pada kategori sedang juga (77,8%). Dengan memiliki motivasi sedang masyarakat berharap dengan memanfaatkan pelayanan puskesmas maka mereka mendapatkan kesembuhan terhadap penyakit atau masalah kesehatan yang sedang dihadapi dengan biaya terjangkau atau murah, petugas kesehatan yang profesional, puskesmas yang bersih dan asri serta transportasi menuju puskesmas yang mudah juga sangat mempengaruhi motivasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas.

6.2. Saran

6.2.1. Untuk Pendidikan

Dengan adanya hasil penelitian ini, untuk instansi pendidikan agar bisa kiranya memasukkan mata kuliah tentang motivasi yang dapat menjadi informasi tambahan dan untuk meningkatkan motivasi lulusannya agar dapat menjadi


(53)

petugas kesehatan yang profesional bagi masyarakat dan bagi pengembangan kesehatan selanjutnya. Dan menjadikan penelitian ini sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa.

6.2.2. Untuk Tenaga Kesehatan

Dalam praktek keperawatan komunitas perlu memberikan informasi yang lengkap tentang kesehatan serta pemanfaatan pelayanan di puskesmas. Informasi yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.

6.2.3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan metode yang berbeda serta menjadikan penelitian ini sebagai bahan perbandingan.

6.2.3. Untuk Pelayanan Kesehatan

Agar lebih aktif memberikan informasi kepada masyarakat tentang pelayanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di puskesmas.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi 6, Jakarta: PT. Rineka Cipta

DinKes Kota Pematangsiantar, (2011). Laporan SP2TP Puskesmas Kesatria Tahun 2011. Pematangsiantar: DinKes Pemerintah Kota Pematangsiantar

DepKes RI, (2004). Lampiran KepMenKes No.128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Diunduh pada tanggal 27 April 2012.www.4shared.com/get/KUjTSp2/Lampiran_KepMenKes_No_128.

Efendi, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas, Edisi 2,

Jakarta: ECG

Fuadi, H. (2009). Studi Fenomenologi Motivasi Lansia Dalam Memanfaatkan Posyandu Lansia Di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Matesih Kabupaten Karang Anyer. Diunduh pada tanggal 7 Januari 2013. www.eprints.undip.ac.id

Hasibuan, M. (1996). Organisasi Dan Motivasi.Jakarta: Bimu Aksara .

Hidayat, A, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Hutauruk, H. (2007). Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dan Pengaruhnya Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar (Skripsi). Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Hurlock, E, B. (2006). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Erlangga

Kristian, E. (2007). Identifikasi Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Mojalangu Malang. Diunduh pada tanggal 7 Januari 2013. www.digilib.umm.ac.id

Langgulung, H. (1996). Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al Husna .

Mubarak, W. (2009). Sosiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Mubarak & Chayatin. (2009). Ilmu Keperawatan komunitas, Pengantar Dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika

Muninjaya, A. A. Gde. (2004). Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta: EGC

Nursalam, (2009). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta

(5th ed). Philadelphia: J.B. Lippinicott Company

Pollit, D.F & Hungler, B.P. (1995). Nursing Research: Principles and Method (5th ed). Philadelphia: J.B. Lippinicott Company


(55)

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suarli & Bahtiar, (2002). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.

Jakarta: Erlangga

Suyanto, (2009). Mengenal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Sunaryo, (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: ECG

Susanti, E. (2007). Motivasi Pemulung Untuk Menggunakan Pelayanan Puskesmas Di Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Diunduh pada tanggal 7 Januari 2013.

Wahyuni, (2007). Statistika Kedokteran Jakarta: Bamboedoea communication www.pustakaskripsi.com.


(56)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Bapak/ibu/saudara responden Di Puskesmas Kesatria

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera utara, saya akan melakukan penelitian tentang “Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar”. Salah satu manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas. Untuk itu saya mohon bapak/ibu/saudara bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon bapak/ibu/saudara untuk mengisi kuesioner yang disediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara dijamin kerahasiaannya.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan partisipasinya disampaikan Terimakasih.

Pematangsiantar,...2012


(57)

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk Pengisian : No. Responden

1. Isilah data anda dengan benar.

2. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada kotak jawaban yang sesuai dengan kondisi anda.

3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

4. Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada peneliti atau petugas yang memberikan pada anda.

A. Kuesioner Data Demografi

1. Umur : ... tahun

2. Agama :

( ) Islam ( ) Protestan ( ) Katholik ( ) Hindu ( ) Budha 3. Pendidikan terakhir :

( ) Tidak sekolah ( ) SD ( ) SLTP/Sederajat ( ) SLTA/Sederajat ( ) Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan :

( ) PNS ( ) Pegawai Swasta ( ) Wiraswasta ( ) Petani/buruh ( ) Tidak bekerja/ibu rumah tangga ( ) Lainnya, sebutkan ...

5. Penghasilan : ( ) Rp 500.000 – Rp 800.000


(58)

B. Kuesioner Motivasi Intrinsik Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas

Petunjuk pengisian : Seluruh pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan hal-hal

yang memotivasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia.

Tidak Pernah : TP

Kadang-kadang : KD

Sering : SR

Sangat Sering : SS

No Pernyataan Jawaban

SS SR KD TP

1. Saya menggunakan jasa pelayanan kesehatan di puskesmas

2. Saya memanfaatkan pelayanan puskesmas secara terus menerus

3. Saya memilih puskesmas sebagai tempat berobat karena pelayanan yang saya butuhkan selalu tersedia seperti selalu ada dokter yang mengobati

4. Saya memilih puskesmas sebagai tempat berobat karena dapat mengatasi masalah kesehatan anda

5. Biaya berobat di puskesmas bagi saya terjangkau/murah

6. Saya tidak mendapatkan kesembuhan jika berobat ke puskesmas


(59)

7. Saya kurang mendapatkan informasi tentang kesehatan saat berkunjung ke puskesmas 8. Petugas kesehatan di puskesmas memberikan

pelayanan yang baik kepada saya

9. Petugas kesehatan di puskesmas bersikap ramah kepada saya

10. Saya berkunjung ke puskesmas karena pelayanannya cepat

C. Kuesioner Motivasi Ekstrinsik Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas

No Pernyataan Jawaban

SS SR KD TP

1. Saya mudah mencapai lokasi puskesmas

2. Saya mudah mendapatkan alat transportasi menuju ke puskesmas

3. Saya berkunjung ke puskesmas karena anjuran dari tetangga

4. Saya mendapatkan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan yang saya hadapi 5. Saya mendapatkan penampilan dan sikap petugas

kesehatan menunjukkan petugas kesehatan yang bekerja secara profesional

6. Saya mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan ke Rumah Sakit jika memang diperlukan

7. Saya mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dari petugas kesehatan

8. Saya berkunjung ke puskesmas karena tempatnya bersih dan asri


(60)

puskesmas

10. Saya mendapatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan


(61)

Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Tentang Motivasi Intrinsik Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria

Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

Pernyataan Sangat Sering Kadang- Tidak Sering kadang Pernah

Saya menggunakan jasa pelayanan 11 49 36 3 kesehatan di puskesmas (11,1%) (49,5%) (36,4%) (3%) Saya memanfaatkan pelayanan 9 27 35 28 puskesmas secara terus menerus (9,1%) (27,3%) (35,4%) (28,3%) Saya memilih puskesmas sebagai 25 27 43 4 tempat berobat karena pelayanan yang (25,3%) (27,3%) (43,4%) (4%) saya butuhkan selalu tersedia seperti

selalu ada dokter yang mengobati Saya memilih puskesmas sebagai 13 4 50 2

tempat berobat karena dapat mengatasi (13,1%) (34,3%) (50,5%) (2%) masalah kesehatan saya

Biaya berobat di puskesmas bagi 16 25 54 4 saya terjangkau/murah (16,2%) (25,3%) (54,5%) (4%) Saya tidak mendapatkan kesembuhan 4 3 29 63 jika berobat ke puskesmas (4%) (3%) (29,3%) (63,6%)

Saya kurang mendapatkan informasi 8 26 46 19 tentang kesehatan saat berkunjung (8,1%) (26,3%) (46,5%) (19,2%) ke puskesmas

Petugas kesehatan di puskesmas 12 64 21 2 memberikan pelayanan yang baik (12,1%) (64,6%) (21,2%) (2%) kepada saya

Petugas kesehatan di puskesmas 15 49 33 2 bersikap ramah kepada saya (15,2%) (49,5%) (33,3%) (2%) Saya berkunjung ke puskesmas 26 24 47 2 karena pelayanannya cepat (26,3%) (24,2%) (47,5%) (2%)


(62)

Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Tentang Motivasi Ekstrinsik Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria

Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

Pernyataan Sangat

Sering

Sering Kadang -kadang

Tidak Pernah

Saya mudah mencapai lokasi puskesmas

Saya mudah mendapatkan alat transportasi menuju ke puskesmas

Saya berkunjung ke puskesmas karena anjuran dari tetangga Saya mendapatkan pelayanan keperawatan yangh sesuai dengan masalah kesehatan yang saya hadapi

Saya mendapatkan penampilan sikap petugas kesehatan menunjukkan petugas kesehatan yang bekerja secara profesional

Saya mendapatkan kesehatan rujukan ke Rumah Sakit jika memang diperlukan

Saya mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dari petugas kesehatan

Saya berkunjung ke puskesmas karena tempatnya bersih dan asri Saya memperoleh manfaat bila datang berobat ke puskesmas

Saya mendapatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan

kesehatan dari petugas 21 (21,2%) 38 (38,4%) 3 (3%) 7 (7,1%) 18 (18,2%) 14 (14,1%) 26 (26,3%) 10 (10,1%) 10 (10,1%) 14 (14,1%) 52 (52,5%) 44 (44,4%) 11 (11,1%) 64 (64,6%) 49 (49,5%) 35 (35,4%) 40 (40,4%) 68 (68,7%) 45 (45,5%) 43 (43,4%) 24 (24,2%) 13 (13,1%) 50 (50,5%) 21 (21,2%) 28 (28,3%) 42 (42,4%) 31 (31,3%) 17 (17,2%) 19 (19,2%) 38 (38,4%) 2 (2%) 4 (4%) 35 (35,4%) 7 (7,1%) 4 (4%) 8 (8%) 2 (2%) 4 (4%) 25 (25,3%) 4 (4%)


(63)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,949 20

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

p1 2,80 ,789 10

p2 2,40 ,699 10

p3 2,70 ,823 10

p4 2,70 ,949 10

p5 2,90 ,994 10

p6 3,40 ,699 10

p7 2,90 ,568 10

p8 2,80 ,919 10

p9 3,00 ,943 10

p10 2,80 ,789 10

p11 2,70 ,675 10

p12 2,70 ,483 10

p13 3,00 ,816 10

p14 2,20 ,632 10

p15 2,40 ,516 10

p16 2,50 ,850 10

p17 2,50 ,527 10

p18 2,30 ,675 10

p19 2,50 ,707 10


(64)

Mean Variance

Std.

Deviation N of Items

53,70 115,344 10,740 20

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 50,90 100,767 ,881 ,943

p2 51,30 104,233 ,744 ,946

p3 51,00 100,222 ,876 ,943

p4 51,00 98,000 ,875 ,943

p5 50,80 104,844 ,467 ,952

p6 50,30 107,122 ,534 ,949

p7 50,80 108,178 ,580 ,948

p8 50,90 99,878 ,796 ,945

p9 50,70 99,789 ,779 ,945

p10 50,90 100,322 ,911 ,943

p11 51,00 109,556 ,377 ,951

p12 51,00 110,000 ,504 ,949

p13 50,70 106,456 ,488 ,950

p14 51,50 105,389 ,736 ,946

p15 51,30 109,122 ,552 ,949

p16 51,20 99,289 ,905 ,943

p17 51,20 109,289 ,524 ,949

p18 51,40 103,156 ,856 ,944

p19 51,20 103,956 ,755 ,946


(65)

HASIL ANALISA SPSS

RENTANG UMUR

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 11 11,1 11,1 11,1

2 10 10,1 10,1 21,2

3 10 10,1 10,1 31,3

4 44 22,2 22,2 75,7

5 8 8,1 8,1 83,8

6 10 10,1 10,1 93,9

7 6 6,1 6,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

AGAMA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 27 27,3 27,3 27,3

protestan 67 67,7 67,7 94,9

katholik 5 5,1 5,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah 2 2,0 2,0 2,0

Sd 4 4,0 4,0 6,1

sltp/sederajat 8 8,1 8,1 14,1

slta/sederajat 45 45,5 45,5 59,6

perguruan tinggi

40 40,4 40,4 100,0


(66)

PEKERJAAN

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pns 40 40,4 40,4 40,4

pegawai swasta 12 12,1 12,1 52,5

wiraswasta 23 23,2 23,2 75,8

petani/buruh 3 3,0 3,0 78,8

tidak bekerja/IRT

15 15,2 15,2 93,9

dll 6 6,1 6,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

PENGHASILAN

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rp.500.000 -

Rp.800.000

9 9,1 9,7 9,7

Rp.800.000 - Rp.1000.000

15 15,2 16,1 25,8

>Rp.1000.000 69 69,7 74,2 100,0

Total 93 93,9 100,0

Missing System 6 6,1

Total 99 100,0

P1

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 3,0 3,0 3,0

2 36 36,4 36,4 39,4

3 49 49,5 49,5 88,9

4 11 11,1 11,1 100,0


(67)

P2

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 28 28,3 28,3 28,3

2 35 35,4 35,4 63,6

3 27 27,3 27,3 90,9

4 9 9,1 9,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P3

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 43 43,4 43,4 47,5

3 27 27,3 27,3 74,7

4 25 25,3 25,3 100,0

Total 99 100,0 100,0

P4

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 50 50,5 50,5 52,5

3 34 34,3 34,3 86,9

4 13 13,1 13,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P5

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 24 24,2 24,2 26,3

3 52 52,5 52,5 78,8


(68)

P6

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 13 13,1 13,1 17,2

3 44 44,4 44,4 61,6

4 38 38,4 38,4 100,0

Total 99 100,0 100,0

P7

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 54 54,5 54,5 58,6

3 25 25,3 25,3 83,8

4 16 16,2 16,2 100,0

Total 99 100,0 100,0

P8

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 21 21,2 21,2 23,2

3 64 64,6 64,6 87,9

4 12 12,1 12,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P9

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 33 33,3 33,3 35,4

3 49 49,5 49,5 84,8

4 15 15,2 15,2 100,0


(69)

P10

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 47 47,5 47,5 49,5

3 24 24,2 24,2 73,7

4 26 26,3 26,3 100,0

Total 99 100,0 100,0

P11

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 8 8,1 8,1 8,1

2 26 26,3 26,3 34,3

3 46 46,5 46,5 80,8

4 19 19,2 19,2 100,0

Total 99 100,0 100,0

P12

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 3,0 3,0 3,0

2 11 11,1 11,1 14,1

3 50 50,5 50,5 64,6

4 35 35,4 35,4 100,0

Total 99 100,0 100,0

P13

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 3 3,0 3,0 7,1

3 29 29,3 29,3 36,4

4 63 63,6 63,6 100,0


(70)

P14

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 7 7,1 7,1 7,1

2 21 21,2 21,2 28,3

3 64 64,6 64,6 92,9

4 7 7,1 7,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P15

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 28 28,3 28,3 32,3

3 49 49,5 49,5 81,8

4 18 18,2 18,2 100,0

Total 99 100,0 100,0

P16

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 8 8,1 8,1 8,1

2 42 42,4 42,4 50,5

3 35 35,4 35,4 85,9

4 14 14,1 14,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P17

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 31 31,3 31,3 33,3

3 40 40,4 40,4 73,7

4 26 26,3 26,3 100,0


(71)

P18

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 17 17,2 17,2 21,2

3 68 68,7 68,7 89,9

4 10 10,1 10,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P19

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 25 25,3 25,3 25,3

2 19 19,2 19,2 44,4

3 45 45,5 45,5 89,9

4 10 10,1 10,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

P20

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 38 38,4 38,4 42,4

3 43 43,4 43,4 85,9

4 14 14,1 14,1 100,0

Total 99 100,0 100,0

KATEGORI MOTIVASI INTRINSIK

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4,0 4,0 4,0

2 81 81,8 81,8 85,9

3 14 14,1 14,1 100,0


(72)

KATEGORI MOTIVASI EKSTRINSIK

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 77 77,8 77,8 79,8

3 20 20,2 20,2 100,0

Total 99 100,0 100,0

KATEGORI MOTIVASI

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2,0 2,0 2,0

2 80 80,8 80,8 82,8

3 17 17,2 17,2 100,0


(1)

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

1. PROPOSAL

a. Print proposal Rp. 150.000

b. Biaya internet Rp. 30.000

c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000

d. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Izin penelitian Rp. 100.000 b. Tranportasi Rp. 50.000 c. Fotocopy kuesioner dan persetujuan penelitian Rp. 80.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 100.000 b. CD Rp. 10.000 c. Penjilidan Rp. 200.000 d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000 4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 200.000 TOTAL Rp.1.070.000


(2)

JADWAL DEFENITIF PENELITIAN

No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian

3 Menyusun Bab 1 4 Menyusun Bab 2 5 Menyesun Bab 3 6 Menyusun Bab 4

7

Menyerahkan proposal penelitian 8 Mengajukan

sidang proposal 9 Sidang proposal 10 Revisi proposal

penelitian 11 Mengajukan izin

penelitian 12 Pengumpulan

data

13 Analisa data 14 Penyusunan

laporan/skripsi 15 Pengajuan sidang

skripsi 16 Ujian sidang 17 Revisi

18 Mengumpulkan skripsi


(3)

(4)

(5)

(6)

CURRICULUM VITAE

Nama : Tiorena Hasra Mehida

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta/ 29 Juni 1975

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Kawin

Alamat Rumah : Jl. Pematang Raya No.23 Pematangsiantar Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 09 Kebon Pala Jakarta (1981-1987)

2. SMP Negeri 80 Halim Perdana Kusuma Jakarta (1987-1990) 3. SMA Negeri 42 Halim Perdana Kusuma Jakarta (1990-1993) 4. Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta (1993-1996) 5. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (2011)

Riwayat Pekerjaan :

1. RSPAD Gatot Soebroto Pav Kartika Jakarta (1998-2002)

2. Puskesmas Kesatria Dinas Kesehatan Pematangsiantar (2005-sekarang)