BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia karena di dalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan antara lain untuk pertumbuhan badan
memelihara jaringan tubuh yang rusak diperlukan untuk berkembang biak dan untuk proses yang terjadi di dalam tubuh, dan menghasilkan energi untuk
dapat melakukan aktivitas Zaenab, 2008.
Makanan yang sudah tercemar biasanya secara visual tidak terlihat atau tampak tidak membahayakan, misalnya dari segi warna, rasa dan
penampakannya normal dan tidak ada tanda-tanda kerusakan, sehingga sering mengecoh konsumen yang mengkonsumsi makanan tersebut. Kejadian
sakitnya bisa mengenai individu, beberapa anggota keluarga atau sekelompok orang yang memakan makanan yang sama, dan gejala keracunannya bisa
ringan dan bisa berat. Keracunan yang bersifat akut mendadak akibatnya ada yang fatal mematikan Zaenab, 2008.
Pengertian kebersihan atau hygiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu
subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan Depkes, 2005.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan
dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses
pengo lahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah
penjualan makanan yang akan merugikan pembeli dan mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan Depkes, 2005.
Dari kajian statistik WHO mengikut negara, Indonesia menduduki tempat keempat selepas China, India dan USA. Di Indonesia, menurut data pada
bulan Mei 2009, dari 238.452.952 penduduk, 66.626.562 orang telah mengalami keracunan makanan Cure Research, 2004. Dengan banyaknya
kasus keracunan makanan, kesehatan makanan food hygiene perlu ditingkatkan secara terus menerus, sehingga kejadian keracunan makanan
dapat ditekan seminimal mungkin Zaenab, 2008.
Banyaknya warung tepi jalan yang menyajikan makanan tanpa kebersihan dan sanitasi yang baik dapat menyebabkan tingginya angka penyakit infeksi
saluran cerna. Warung tepi jalan merupakan warung yang terdapat di tepi jalan atau tepi kedai yang tidak menggunakan papan tanda nama. Pengusaha
warung tepi jalan tidak membayar pajak perusahaan,dan oleh karena itu mereka tidak berdaftar dan tidak mempunyai papan tanda nama. Mereka
tidak mempunyai sumber listrik dan air yang mencukupi. Untuk keperluan listrik, mereka akan menggunakan sumber dari generator set dan untuk
air,mereka menggunakan air dari hasil takungan air pipa. Biasanya warung- warung ini terletak di tepi jalan-jalan utama di mana terdapatnya kesesakan
lalu lintas dan penuh dengan debu. Jadi,ini boleh menyebabkan komplikasi yang tidak baik kepada kesihatan kita.
Berdasarkan hal ini saya sebagai penulis sangat berharap untuk mengetahui corak persepsi mahasiswa terhadap kebersihan makanan dan minuman di
warung tepi jalan yang menjadi tempat makanan sehari hari.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah