Koefisien Korelasi KESIMPULAN DAN SARAN

mendekati nol besarnya koefisien determinasi R 2 suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel dependen dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi R 2 suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independent terhadap variabel dependent dengan kata lain semakin besar kemampuan persamaan yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Maka R 2 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: 2.12 Dimana: JK reg : Jumlah Kuadrat Regresi = 2.13

2.8 Koefisien Korelasi

Untuk mengukur besar tidaknya pengaruh antara variabel tak bebas dengan variabel bebas. Korelasi dilambangkan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga - 1 ≤ r ≤ +1. Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negarif sempurna r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat. Dengan kata lain, makin besar nilai r maka makin kuat hubungannya dan jika r makin kecil berarti main lemah hubungannya. Tabel interpretasi nilai r sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan - 1,00 ≤ r ≤ -0,80 Korelasi kuat negative - 0,79 ≤ r ≤ -0,50 Korelasi sedang negative - 0,49 ≤ r ≤ 0,49 Korelasi lemah 0,50 ≤ r ≤ 0,79 Korelasi sedang negative 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Korelasi kuat positif Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan sebagai berikut: 1. Korelasi positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama berbanding lurus. Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 2. Korelasi negative Korelasi negative terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel lain dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik. Artinya apabila variabel yang satu meningkat maka akan diikuti penurunan pada variabel lain dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 3. Korelasi nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur acak. Artinya apabila variabel yang satu meningkat kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain. Untuk hubungan empat variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Koefisien Korelasi antara X 1i dan Y i 2.14 2. Koefisien Korelasi antara X 2i dan Y i 2.15 3. Koefisien Korelasi antara X 3i dan Y i 2.16 Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Bank Indonesia